![]() |
Gambar dari sini |
Judul: JEJAK KAFILAH - Pengaruh Radikalisme TImur Tengah di Indonesia
Penulis: Anthony Bubalo dan Greg Fealy
Penerbit: Mizan
Jumlah halaman: 202
Perolehan: Beli sendiri :)
Haaa.. ini buku sudah kubeli dan
langsung mulai kubaca dari… dari kapan ya? Dari 6 sampai 8 bulan
yang lalu mungkin. Tapi tak habis-habis. Aku bukan tipe orang yang
bosan karena tema. Tapi karena gaya tulis. Buku ini entah kenapa
kurasa diterjemahkan dengan cara yang kaku. Atau memang naskah
aslinya begitu. Atau otakku yang nggak nyampe. Satu rangkaian kalimat
itu bisa dipenuhi istilah yang rumit dan independen. Tapi baiklah
karena tema buku ini adalah tema yang kusuka, mari kita coba kaji
lagi. Dan aku memilih untuk mencoba menelusuri kerangka pikir
penulis.
Latar belakang buku ini bisa dilihat
dari Sub Judulnya yang bahkan tertera di halaman sampul: Pengaruh
Radikalisme Timur Tengah di Indonesia. Kalau kita mau mengikuti
tahapan penulisan karya ilmiah maka kita harus menjabarkan judul
tersebut dalam pengertian-pengertian. Jejak Khafilah itu lebih ke
judul komersil, jadi tak usah dibahas. Judul yang eye catching. Maka
kita langsung ke Sub Judul saja.
Pengaruh: adalah hubungan 2 variabel
dimana varibel bebas mempengaruhi variable terikat.
Radikalisme: berasal dari kata radic
(=akar) dan Isme (=paham). Jika digabung menjadi suatu paham yang
mempertahankan akar sebuah keyakinan. Dalam hal buku ini yang
dimaksud radikalisme adalah salah satu aliran gerakan islam garis
keras. Mudahnya Islam Radikal. Itu maksdunya.
Timur Tengah: Suatu kawasan yang
terkadang disamakan dengan “Arab”. Ini adalah sebutan orang Eropa
kepada dunia yang ada di Timur wilayahnya tapi tidak terlalu timur.
Seperti orange asia menyebut Eropa dan Amerika sebagai “Barat”.
Indonesia: Negara kita.
Jadi kurang lebih penulis ingin
mendeskripsikan sejauh mana pengaruh radikalisme itu mempengaruhi
Indonesia. Kalau dilihat dari sini, berarti pertanyaan yang
sebelumnya seharunya muncul yaitu: apakah ada pengaruh radikalisme
Timur Tengah di Indonesia? Sudah terjawab. Jawabannya: Iya, positive
ada pengaruh. Maka dari itu buku ini lebih kepada menjawab
pertanyaan: Sejauh mana pengaruh radikalisme Timur Tengah di
Indonesia dan Apa saja Pengaruhnya, Apa saja implikasi, Bagaimana
menanganinya. Ya, kira2 begitu.
Latar belakang, tujuan dan batasan
masalah yang asli tertulis di Bab Pendahuluan. Kurang lebih begini
skemanya:
Jejak Kafilah: Pengaruh Radikalisme
Timur Tengah di Indonesia
Pendahuluan:
- Benturan Ideologi
Islam adalah ideology. Bersaing dengan
ideology dunia lainnya yaitu: Komunis dan Kapitalis. Islam pernah
bertemu dengan komunis di Perang Afghan. Komunis pernah bertemu
Kapitalis di perang dunia I dan II. Islam bertemu dengan Kapitalis
adalah saat ini.
- Islamisme, Timur Tengah, dan Indonesia
Islamisme itu ideology islam. Atau
golongan orang yang menjadikan islam sebagai ideology karena ada juga
yang tidak.
Timur Tengah: Episentrum ideology
islam/islamisme
Indonesia: ya, kenapa Indonesia? Karena
Indonesia adalah contoh par excellence masyarakat muslim yang awalnya
cenderung lembut namun kemudian mengalami radikalisasi.
Tujuan dari penulisan ini:
- Kontribusi intelektual untuk memperkaya perdebatan lebih luas tentang peran yang dimainkan kelompok islamis di kancah politik Indonesia kontemporer.
- Menguji dampak gagasan-gagasan islamisme dari Timur Tengah di Indonesia
- Kontribusi untuk emmahami secara lebih luas evaluasi islamisme di Timur Tengah maupun di Indonesia
- Menguraikan beberapa aliran Islamisme Kontemporer dan religiositas islam yang berbeda-beda dan menjawab pertanyaan menyangkut hubungan islamisme dan demokrasi
- Memberikan masukan bagi para penentu kebijakan dalam menanggapi fenomena isamlamis di hampir semua dimensi dari penyebaran ide-ide yang mendasari terorisme hingga peran partai-partai islamis dalam proses demokratisasi
Kurasa sudah jelas arahnya ketika
melihat pendahuluan ini. Maka selanjutnya isi dari buku ini dibagi
menjadi 4 bab. Dan ditutup dengan kesimpulan dan saran-saran.
Isi dari buku ini setidaknya merangkum
hal-hal sbb:
Bab I: Kebangkitan, radikalisme, dan
Jihad
Isinya tentang berbagai gerakan atau
aliran atau organisasi atau manhaj islam di timur tengah. Siapa
tokoh-tokohnya dan bagaimana ia awalnya muncul, pola gerakan, visi
umum gerakan dan penyebarannya. Tapi yang dipaparkan disini adalah
gerakan Arus Utama atau yang dominan. Antara lain: Wahabi, Salafiyah,
Ikhwanul Muslimin. Yang dari islamisme arus utama ini kemudian
memunculkan gerakan-gerakan lain lagi entah dengan mengambil
sepeduhnya nilai-nilai gerakan tersebut, mengelaborasi kedua atau
ketiga gerakan tersebut atau menambahkan sedikit versi yang
dikembangkan. Kemudian timbul salafi tradisional yang lebih mengurusi
hal-hal tentang kesalehan pribadi, salafi kontemporer yang kemudian
lebih “berjuang” dengan cara-cara radikal atau teroristik, Hizbut
Tahrir yang visi besarnya adalah pendirian khilafah, Al-Qaeda, IM
versi Sayyid Qutb dan juga radikal Syi’ah yang dimotori Ayatullah
Khomeini. Kemudian penulis mencoba mengerucutkan mana yang radikal
dan yang biasa saja. Ia melihat radikalisme utamanya dipengaruhi oleh
Sayyid Qutb. Kemudian gerakan radikal ini mendapatkan wadah
perjuangannya terutama saat Perang Afghanistan melawan Uni Soviet.
Inilah awal mula munculnya Al-Qaeda dan kelompok jihadis lain. Selain
juga apa yang kemudian terjadi di Palestine sebagai perlawanan kepada
Israel.
Bab II: Politik Kegagalan
Ini adalah gambaran bagaimana
gerakan-gerakan tersebut bergerak di negaranya masing-masing.
Keberhasilan dan lebih banyak lagi kegagalan mereka. Dalam hal ini
bahkan untuk menegakkan visinya di negaranya sendiri. Perjuangan
melawan pemerintahan yang bersifat represif bahkan penghapusan
gerakan tersebut oleh rezim yang berkuasa. Kemudian bagaimana
gerakan-gerakan tersebut pada akhirnya meninjau ulang pola gerakan
mereka. Antara lain kearah penyesuaian ide-ide Negara seperti
demokrasi dalam nilai-nilai islam, penyelenggaraan Negara dan
lain-lain. Namun ada pula yang kemudian mengganti pola perjuangan
bukan untuk melawan pemerintah negaranya sendiri melainkan melawan
Barat dalam hal ini lebih khusus pada Amerika. Lagi-lagi mengerucut
pada geraka Al-Qaeda dan salafisme-jihadis. Yang menjadi bukti nyata
adalah peristiwa 11 September di Amerika.
Bab III: Dari Timur Tengah ke Indonesia
Di bab ini, dipaparkan vector-vektor
yang menyebabkan islamisme masuk ke Indonesia dan gerakan apa saja
yang diimpor ke Indonesia. Transmisi islam ke Indonesia utamanya
melalui antara lain:
- Geraka-gerakan social
Yaitu hubungan yang secara alamiah
timbul dari aktivitas social. Mulai dari perdagangan, belajar ke
negara2 di timur tengah, bantuan-bantuan Negara-negara Timur Tengah
kepada Indonesia melalui pemerintahan atau nonpemerintah (LSM), juga
pengiriman mujahid2 dari Indonesia saat perang Afghan.
- Pendidikan dan Dakwah
Bisa dari pelajar Indonesia yang
belajar di Timur Tengah atau pendirian lembaga pendidikan oleh Timur
Tengah di Indonesia, atau dosen-dosen Timur Tengah yang mengajar di
Indonesia. Untuk yang pertama contohnya seperti Al-Azhar. Banyak
pelajar Indonesia yang melanjutkan studi ke Universitas di Mesir itu.
Untuk yang kedua contohnya seperti LIPIA. Untuk saluran ini, ide-ide
yang tertransmisi adalah salafi-wahabi dan Ikhwanul Muslimin (yang
sayangnya justru tidak diduga)
- Publikasi dan Internet
Akses terhadap informasi yang makin
mudah memungkinkan apa yang disebut dalam buku ini sebagai “umat
virtual”. Dimana siapapun bisa mengakses informasi mengenai ide-ide
gerakan tersebut dan kemudia menyebarluaskannya.
Bab IV: Setiap Benih yang Kau Tanam di
Indonesia Pastilah Tumbuh
Bab ini membahas gerakan apa yang
tumbuh subut di Indonesia. Yaitu antara lain:
- Ikhwanul Muslimin
Muncul sejak penghujung tahun 1970-an
dan awal 1980-an. Lebih dikenal sebagai gerakan Tarbiyah. Di kampus
gerakan ini mendapat respon massif. Tercatat turut serta
menggulingkan pemerintahan Orde Baru melalui KAMMI (Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia), dan mendirikan Partai Keadilan di Pemilu
pertama pasca Orde Baru yang kemudian berubah menjadi PKS untuk
memenuhi electoral threshold. Partai ini bertahan hingga sekarang
- Kelompok Salafi
Diwujudkan dalam institusi-institusi
pendidikan seperti Yayasan Al-Sofwah, Yayasan Ihsa At-Turots, dan
Al-Haramain Al-Khairiyah. Jumlah pengikutnya tidak terlalu banyak,
tapi bukan berarti tak berpengaruh. Gerakan salafi yang tebesar dalam
sejarah terakhir adalah Forum Komunikasi Ahlussunnah Wal Jama’ah
(FKAWJ) dan kekuatan paramiliternya Laskar Jihad.
- Kelompok Jihadi
Yang paling menonjol adalah Jama’ah
Islamiyah. Dan kelompok asli local yaitu Darul Islam.
Untuk kesimpulan secara umum penulis menjelaskan bahwa islamisme baik yang ada di Timur Tengah maupun yang pada akhirnya bertransmisi di Indonesia tidaklah Monolitik. Visinya macam-macam dan mereka seringkali berseberangan. Gerakan-gerakan yang ada di Indonesia adalah gerakan yang khas Indonesia. Meski dipengaruhi dari TImur Tengah namun gerakan Indonesia mengalami "penyesuaian". Termasuk juga di dalamnya motiv-motiv lokal. Oleh karena keberagamannya harapannya para pengamat atau peneliti lebih teliti dalam memilah jenis gerakan. Perlu juga diperhatikan penamaan suatu pola gerakan yang dapat menyinggung pihak yang dimaksudkan. Saran yang lain adalah agar lebih sering menyelenggarakan diskusi-diskusi lintas agama yang melibatkan gerakan ini.
0 komentar:
Posting Komentar