![]() |
Gambar dari sini |
Judul : Muhammad Al-Fatih 1453
Penulis : Felix Y Shiauw
Penerbit : Khilafah Press
Jumlah halaman: 318
Perolehan : Pinjem Mbak Widya
Ini adalah buku sejarah murni. Walaupun ada “kepentingannya”
penulis membuat buku ini. Diawali dengan deskripsi keadaan konstantinopel pada
saat itu yang merupakan kerajaan dengan system pertahanan paling kuat di
jamannya. Upaya-upaya penakhlukan yang sudah pernah dilancarkan, serta
deskripsi sejarah kaum Turk. Kemudian cerita berlanjut pada Muhammad Al-Fatih
yang sejak kecil memang telah ditanami obsesi penakhlukan konstantinopel oleh
ayahnya. Demi memenuhi bisyaroh Rasulallah. Hal yang melatarbelakangin
penakhlukan itu. Tahapan-tahapan yang ditempuhnya, detil taktik penyerangan
juga mengupas factor-faktor kemenangannya. Buku ini bagus karena ceritanya
sendiri yang menyejarah. Saya belum pernah membaca tulisan tentang Muhammad
Al-Fatih karya penulis lain, jadi tidak bisa membandingkan. Tapi tentu saja
penulis buku ini juga banyak mengambil dari buku-buku tentang Muhammad Al-Fatih
yang lebih dulu terbit.
Yang pasti, ilustrasi-ilustrasi dan gambar-gambar yang
melatarbelakangi atau memang di tempel di lembaran-lembaran buku ini sangat
membatu pembaca untuk membayangkan deskripsi kejadian tertulisnya. Tentang posisi
dan letak konstantinopel yang terlihat di peta. Taktik penyerangan yang juga
tergambarkan di peta. Senjata-senjata, kapal-kapal yang digunakan. Ilustrasi sultan
Mehmed II dan pasukannya. Tanpa gambar-gambar tersebut pembaca akan mengalami
kesulitan dalam memahami deskripsi penulis.
Dibagian terakhir setelah kisah berakhir ada epilog dan dua
judul tambahan yang merupakan tulisan asli penulis. Terlihat dari jenis
tulisannya yang argumentative dan persuasive. Yaitu: Al-Fatih the Next:
Pavement to Rome dan Al-Fatih The Next: Mehmed II Legacy. Nah, kalau sudah
sampai sini bisa diketahuilah kenapa penulis menulis buku ini sekaligus
membedakan dengan buku-buku lain tentang Al-Fatih.
Bahwa: Penakhlukan
konstantinopel adalah pembuktian Bisyaroh Nabi Muhammad saw:
Berkata Abdullah bin
Amru bin Ash: “Bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah saw untuk menulis,
lalu Rasullullah ditanya tentang kota manakah yang akan fitih terlebih dahulu,
Konstantinopel atau Roma. Maka Rasulullah saw menjawab. ‘Kota Heraklius
terlebih dahulu’, yakni Konstantinopel” (HR. Ahmad)
Bisyaroh ini telah terwujud satu. Masih ada satu lagi yang
harus dibuktikan yaitu penakhlukan Roma. Dalam buku ini diceritakan, bahwa sebenarnya
Al-Fatih sedang dalam perjalanan menakhlukkan Roma ketika Allah mencabut
nyawanya. Dan oleh karena itu kita perlu menyiapkan diri atau generasi untuk
menjadi Al-Fatih the Next yang akan menakhlukkan Roma. Kira-kira begitu pesan
yang bisa ditangkap dari dua judul terakhir yang ditambah oleh penulis, beserta
seruan untuk menegakkan Khilafah. :D
0 komentar:
Posting Komentar