Minggu, 22 November 2020

Bingung dengan nama atau id tanaman? ini beberapa tipsnya

Hai plant lover. Yang angkatan lama maupun yang angkatan corona. Ada beberapa cara untuk mengetahui nama atau identitas (id) tanaman. Yang paling mudah adalah tanya ke teman yang lebih paham atau tanya pegiat tanaman yang lebih berpengalaman lewat media sosial dengan menyertakan foto tanaman. 

Tetapi taukah kamu? Ada cara mudah untuk mengetahui id tanaman hanya dengan berbekal foto dan aplikasi. Namanya adalah: google lense. Aplikasi ini terintegrasi dengan aplikasi google photo. 

Ikuti langkah berikut:

- Ambil gambar tanaman yang ingin kamu ketahui namanya dengan kamera. 
- Buka menggunakan aplikasi google photo. 
- Tekan tombol google lense yang ada di deretan bawah. Kedua dari kanankanan. 
- Selanjutnya google lense akan mengidentifikasi gambar tersebut. Dan mengeluarkan hasil pencarian nama di mesin pencari google. 
Seperti yang tercantum pada gambar diatas, cara ini memiliki kekurangan. Hasil pencarian di google lense berdasarkan pada apa yang sering di tulis oleh netizen melalui artikel di internet. Apabila yang dipublish salah. Makan akan keluar hasil yang salah. Meski demikian setidaknya kamu bisa menemukan clue untuk pencarian selanjutnya yang lebih detail. 

Demikian tips singkat ini. Semoga bermanfaat. 

Foto diambil dari: https://www.instagram.com/s/aGlnaGxpZ2h0OjE3OTIxMDQwNjk3NDczNDAy?igshid=k66vuvmk1aqu&story_media_id=2438295925497417373_26190740997

Jumat, 20 Oktober 2017

Mari meneladani Zainudin dan Hayati_TKVDW the film



Hmm hmm..

Belum benar – benar sembuh sih dari penyakit tak bisa berkata – kata. Jadi masih agak takut – takut. Hi hi.. Jadi pelan – pelan ya..

Sekitar akhir tahun 2015 kemarin akhirnya saya menonton film 'Tenggelamnya Kapal Van der Wijck'. Di tipi dong. Karena saat filmnya launching, saya sudah berada di hutan. Tapi sebelumnya saya sudah pernah membaca bukunya. Reviewnyabisa dilihat disini.

Secara singkat, film adaptasi novel ini dibuat sama dengan cerita aslinya. Tentang seorang pemuda_yang dianggap_ tak bernasab. Bapaknya orang Minang yang masyarakatnya matrilinial. Sedangkan ibunya orang Makassar yang masyarakatnya patrilinial. Zainuddin namanya. Ia lahir di Makassar, namun kemudian merantau ke Minang setelah ibunya meninggal. Mengharap untuk mendapat keluarga baru. Namun disana ia tidak terlalu diakui karena ibunya bukanlah orang Minang. Merasa terasing. Namun kemudian ia bertemu Hayati yang baik hatinya. Zainuddin merasa diterima. Hayati pun memiliki simpati dan perasaan belas kasih. Keduanya jatuh cinta. 

Dengan pengantar seperti itu, bisa diduga bahwa kisah tidak akan berakhir bahagia. Latar belakang sosial Zainuddin menjadikan kisah cintanya tidak mulus. Terkendala restu dan adat. Hayati akhirnya menikah dengan pemuda lain yang lebih disetujui keluarganya. Huw huw huw huwwwww.. T_T
*break dulu. Ngusap air mata* 

Akhirnya Zainuddin patah hati_menurutku sih keduanya patah hati_bahkan sampai almost crazy. Tapi Allah masih baik kepadanya. Masih ada orang – orang yang peduli dengannya yang terus memberinya penyadaran. Bahwa ia masih mempunyai sesuatu yang bisa diperjuangkan. Minat dan bakatnya dalam menulis mendapatkan pengakuan dari masyarakat.

Zainuddin merantau lagi. Kali ini ke Jakarta. Berniat menekuni kariernya untuk menjadi penulis. Dan ia berhasil bahkan sukses. Kariernya ini juga yang membawanya pindah lagi ke Surabaya.
Sementara Hayati dan suaminya hidup dalam pernikahan yang kurang bergairah. Sang suami merasa tak bisa mendapatkan cinta istrinya meski tlah menikahinya. Padahal Hayati telah berusaha untuk menjadi istri yang baik. Dia telah berusaha mengubur dalam – dalam perasaannya. Karena urusan pekerjaan, mereka pun pindah juga ke Surabaya. Disanalah mereka bertemu kembali. 

Cerita yang dari awal sudah dramatis, bertambah dramatis. Satu – satu diantara mereka tersiksa dengan perasaannya masing – masing. 

Suami Hayati memanglah berperangai buruk sejak awal. Saat di Surabaya hal itu memburuk. Sampai frustasi dan bunuh diri. Menyerahkan Hayati pada Zainuddin. Sedang Zainuddin yang diserahi tak bisa menerima. Ia sudah memaafkan Hayati, namun masih belum bisa melupakan rasa sakitnya. Jangan tanya cinta, Hayati tak pernah pergi sedikitpun dari hati dan pikirannya. 

Zainuddin mengirim Hayati pulang ke kampung halamannya sepeninggalan suaminya. Ini amat menyakitkan bagi Hayati. Ia sudah ungkapkan segala isi hatinya, tapi Zainuddin tak tergoyahkan. Hayati pulang menaiki kapal Van der Wijck. Kapal itu mengalami musibah dan tenggelam di pantai utara. Di lamongan. 

Hayati masih selamat. Ia dibawa ke Rumah Sakit terdekat. Zainuddin begitu mengetahui kabar tersebut langsung mencari Hayati. Mereka bertemu, dan mengungkapkan pengakuan hati masing – masing, sayangnya untuk yang terakhir kali. Hayati menemui ajalnya.

Nah,, sekarang komennyaa.. hehe..

Tapi sebelum komentar dari saya, ada komentar – komentar teman yang ingin saya kutip. Jadi, kami memiliki group GJ di BBM. Tujuan, visi misi dan anggotanya tidak jelas. Jadi isi obrolannya juga seringkali tak jelas. Suatu waktu kita membahas tentang film ini. Saya tidak ikut berkomentar karena belum nonton, hakkkk!

Kebanyakan dari mereka, tepatnyaa.. dua orang, yaitu sebut saja dia MM dan BB tak habis pikir dengan tokoh dalam film itu. Yitu Zainuddin dan Hayati. “Gara – gara patah hati kok sampe segitunya” kurang lebih seperti itu komentar mereka.

“Kok sampe segitunya..”? Maksudnya? Haaaa.. aku jadi membayangkan filmnya memang dibuat sedramatis apasih? Maksudnya memang patah hatinya sampai seperti apa? Kan kalau di buku, setelah Hayati menikah Zainudin melamun, menangis, dan kehilangan semangat hidup. Tapi kan nggak sampai bunuh diri?! haa..

Dan pada akhirnya, tak lama, saat saya akhirnya menonton film ini, saya jadi 'ngomel – ngomel' dan ingin memprotes si MM dan BB. Pokoknya protess! Ingin memprotes di group dan mengatakan pada seluruh dunia tentang pendapatkuuuu uuuuu...

Itu tu.. seharusnya jangan dilihat dari sisi itunya. Jangan dilihat dari saat Zainuddin patah hatinya! Atau saat Hayati juga menangis – nangis di depan Zainuddin. Jangan! Ya.. gimana sih, kalau orang sedang patah hatinya? Ya seperti itu kan? Seperti ada yang tiba - tiba terlepas. Hilang tak tau kemana. Kayak kroak tinggal separo. Oke lah kalau MM dan BB atau teman – teman belum pernah merasakannya. I hope not. Jangan sampai. Tapi percayalah itu sakitnya beneran. Maksudnya, saking sakitnya, sampai kalau di kisah – kisah lain itu banyak yang endingnya lebih tragis. Bunuh diri misalnya. Atau gila. Nah lihatlah sisi yang bagian ini. Tentang bagaimana perjuangan orang yang patah hati untuk terus survive dalam hidup yang dianugrahkan kepadanya. Yang itu memerlukan sebuah kekuatan dan keberanian luar biasa. Dan tidak mudah. 

Harusnya justru tokoh – tokoh dalam kisah ini patut diapresiasi. In case kisah yang bertema patah hati, ini termasuk yang heroik. Bagaimana tokoh – tokoh dalam cerita ini berusaha matian – matian supaya tak mati sia – sia. Bagaimana untuk tetap hidup meski jiwa tak utuh lagi. Bagaimana bahkan untuk tetap berkarya dan berdaya di tengah – tengah masyarakat. Bagaimana mereka pada akhirnya memilih untuk tetap bertahan dan menguat ketimbang melemah dan kalah untuk kemudian mati sia – sia. *Ish.. kok ga diliat sisi ini nya sih..*

Zainuddin bahkan bisa menghasilkan karya dari kisah hidupnya yang pahit itu. Terus berusaha menerima dan berdamai dengan apa yang telah ia alami. Membagi kisahnya meski tak lugas. Ia bahkan tak ingin orang lain bernasib sama sepertinya. Ia bantu pemuda yang ingin menikah namun kesulitan biaya.
Juga Hayati. It is not easy for her at all. Ya.. kan perempuan memang cenderung mengikuti aturan dan norma – norma yang berlaku pada masyarakat apalagi keluarga. Betapapun itu bertentangan dengan hatinya. Memang dia yang memutuskan, tapi tak berarti ia tak patah hati. Ia bahkan harus berusaha mencintai orang lain. Ditambah kenyataan bahwa dia sendirilah yang telah menyakiti orang yang dia cintai. Padahal bagi orang yang mencinta, melihat yang dicintai sakit ia ikut sakit. Jadi sakitnya Hayati dobel – dobel. Actually sampai disini saya mulai sotoy dan berlebihan. Heuheu.

Artinya, kita manusia tak pernah tau dan tak pernah bisa memilih akan takdir yang telah dan akan menimpa kita. Yang pada akhirnya penting adalah bagaimana kita menyikapinya. Bagaimana kita menghadapinya. Apakah kita akan bertahan dan terus berjuang, atau menyerah dan melemah. Dan tentu saja sikap untuk tetap bertahan dan berjuang adalah sikap yang patut kita hargai.

Bahkan, Tere Liye sampai membuat novel yang ingin menyampaikan pesan bahwa, meskipun kau telah patah hati, kau masih bisa melanjutkan hidup. Karna "pecinta sejati tidak akan mati, sampai maut datang menjemputnya". Sang Penandai – Tere Liye.

Jadi mari kita hargai orang – orang yang keep trying to survive dengan hatinya yang tinggal separo. Untuk kemudian semoga saja menemukan Sepotong Hati yang Baru. Dan do’akanlah ia. Do’akan aku juga :D.

Gambar diambil dari sini
*Ditulis sudah sejak tahun yang lalu. Tapi baru bisa merapikan kembali untuk diterbitkan.

Selasa, 05 September 2017

AADC 2 setelah purnama ke 17

Midnight menuju hari Selasa, 5 September 2017. Akibat isi ulang modem dan ada bonus layanan HOOQ, tergodalah saya untuk coba-coba. Setelah log in, yang pertama pengen ditengokin adalah film india. Pengen aja gitu terbahak – bahak atau malah nangis bombai ngikutin alur cerita film bollywood. Tapi ngeliat listnya kok terlihat ga sesuai. Scroll ke film superhero. Kirain ada film Thor terbaru, ternyata masih yang lama. Yasudah ke film Indo aja. Klik aja ke AADC 2. Film yang udah rilis setahun lewat. Tidak kurang dari 17 purnama. Haha.. betapa kudetnyaaa.. :3

Singkat cerita, setelah habis menonton film AADC 2 itu yang terlintas di pikiran adalah: “Hah, ternyata happy ending?!!!”. Wkwkwkwk.. tapi sungguh, ini diluar ekspektasi. Saya kira akhirnya si embak Cinta sama mas Rangga itu akan kembali menjali hidup mereka masing – masing. Ya pisah aja gitu. Nggak jodoh. Haha.. dan saya menggerutu sendiri karenanya. Semacam nggak terima. Klise banget menurutku. Gak seru. Ditambah sedikit perasaan iri dan dengki “kok happy ending sih? Ih ih...”

Ha ha ha haaa....

Tapi yaa sudahlah. Lagipula, apa itu sesungguhnya yang kita sebut “The end”? Akhir seluruh kisah, atau cuma sepenggal? Lagipula ini Cuma film. Lagipula.. kenapa saya harus pusing sendiri? Wkwkwk..

Anyway,, selain hal tersebut diatas, nyaris nggak ada kesan – kesan mendalam yang saya rasakan setelah nonton film ini. Kecuali saat Rangga bertemu Ibunya. Menurut saya, justru itulah adegan paling menyentuh dan mendalam dari seluruh scene di film itu. Mas Nico juga kece beudh ekspresinya disitu. Ibaratnya, saat berantem sama Cinta atau pisah aja nggak pernah_diperlihatkan_Rangga nangis. Justru saat ketemu Ibunya itu dia benar – benar terlihat emosional sekali. Entah nangis atau enggak. Karena gak keliahat air matanya. Tapi kurasa itu nangis. Nangisnya cowok. Haha..

Yang jadi pertanyaan, kenapa paketan data internetan ku tetep kesedot walopun katanya ada bonus nonton dari HOOQ? Dasarrrr....!!

Daaann,, akusuka puisi ini:

Gambar dari sini

Kamis, 10 Maret 2016

Go Visit Sari Ringgung Beach



Jadi, hampir bisa dipastikan, kemungkinanku untuk bisa jalan-jalan di Lampung adalah ketika jadi pendamping anak-anak. Sekolah maupun TPA. Haha… yaa.. Alhamdulillah ‘ala kulli hal.

Setelah tahun kemaren dapet seat gratis ke Pantai Mutun, tahun ini Alhamdulillah pantainya ganti ke Sari Ringgung. Sebelum berangkat, desas-desusnya pantai ini bagus. Ada masjid apungnya. Ada pasir timbulnya. Dan ternyata itu benar semua saudara.

Kita berangkat hari Minggu, 7 Februari 2016. Pas Senin-nya adalah perayaan Imlek. Tanggal merah. Waktu dimana banyak orang berpikir untuk berlibur. Gak cuma itu, ternyata Februari ini adalah bulan Study Tour bagi banyak sekolah di Lampung. Dan mungkin karena Senin libur, maka banyak sekolah juga berpikir untuk melakukan study tour di tanggal 7 itu. Besides, banyak juga yang berpikir untuk mengunjungi Sari Ringgung. Jadi, pantainya penuh sekali. Masuknya juga antri. Sulit cari parkir dan tempat mangkal. Dan itu merubah mood-ku. Haaa…

Terlepas dari mood, pantai ini bagus. Asli bagus banget. Buening. Jenis pantai yang karang-karang di bawahnya bisa terlihat dari darat. Pasirnya putih. Tidak berombak dan landai. Saking landainya, bahkan di tengah lautnya pun ada pasir timbulnya. Semacam daratan pasir di tengah laut. Tapi tidak terlalu lebar untuk bisa disebut pulau. Selain itu sekitar berapa meter (aku jenis orang yang tidak bisa memperkirakan jarak) di tengah laut ada beberapa rumah apung dan masjid apung. Maka dari itu, ada boat dan perahu untuk menyeberang. Dari mas-mas yang nawarin boat, ternyata ada juga 4 spot untuk snorkeling. 1 spot bayarnya 200ribu tanpinyaaa… Aku jadi mikir, itu snorkeling atau diving? Karena aku sempat melihat gerombolan pelancong domestic yang terlihat amburadul sedang mengangkuti tabung-tabung oksigen turun dari kapal. Entahlah. Intinyamah gajadi nyoba semuanya. Ribet ngawasin anak-anak yang pada renang. Dari anak-anak yang renang ini juga aku tau kalau di pantai ini ada ubur-ubur. Beberapa dari mereka ada yang tersengat ubur-ubur. Oya, ada banyak perosotan juga disana. Juga gazebo-gazebo kecil maupun besar. 

Mini Dermaga

Nungguin sandal .-.
Di Sari Ringgung juga ada bukit lumayan tinggi (nggak tau berapa tingginya). Namanya PUNCAK INDAH SARI RINGGUNG. Sudah di setting sedemikian rupa sehingga mudah didaki. Ada gazebo juga di tengah bukit, yang sepertinya berisi café full music. Aku nggak nengokin. Karena jalur ke gazebo ini beda dengan jalur pendakian. Iya, aku mendaki bukit itu akhirnya. Sebagai kompensasi karena nggak bisa nyebrang. Katanya dari sana kita bisa ngeliat Gunung Krakatau. Aku mendaki bersama Mr. Fajar (teman sejawat di SD) dan si Ulfa (anak guru Agama di SD). Cuaca panas banget pas naik. Dan aku pede banget. Ngerasa udah pernah naik gunung beneran 2 kali walaupun nggak muncak. Haha.. tapi yang terjadi, sindrom kekurangan oksigen di kepala menyerangku. Aku kayak orang yang mau pingsan. Aku belum pernah pingsan beneran. Tapi sepertinya ya kayak gitu rasanya. Mata berkunang-kunang, badan lemes, perut mual pengen muntah dan keseimbangan berkurang. Mirip orang mabok kendaraan. Huh, orang sombong emang musti diberi pelajaran. Entah, itu sebenarnya karena apa. Padahal sebelumnya udah makan, minum, dan merasa bahagia. Tapi entah kenapa bisa bereaksi begitu tubuhku. Dan selalu pas naik bukit yang nggak tinggi-tinggi amat. Sebelumnya aku pernah mengalami hal itu pas naik bukit di Kelud. 4 bulanan sebelum meletus, aku pernah ke Kelud. Disana ada bukit batu yang ada tangganya. Aku juga mau pingsan disana.


Setelah dipaksa (tengsin dong gue kalo nggak nyampe atas) akhirnya nyampe di puncak bukit Sari Ringgung. Ada gubuk disana. Pemandangan diatas bagus banget. Manusia yang lagi tumplek blek di bawah keliatan semua. Keliatan seluruh bibir pantai, masjid apung, rumah apung, dan pasir timbul. Karena airnya bening, kita juga bisa ngeliat dasar laut yang ijo-ijo biru toska. Di sebelah… ngngng.. aku tidak yakin, tapi sepertinya Timur (berdasarkan arah masjid apung yang ada di bawah) terlihat siluet abu-abu tipis membentuk pyramid. Mungkin itu gunung Krakatau yang dimaksud. Jalan turun dari puncak Sari Ringgung beranak tangga dan ada pegangannya. Disini aku masih turun pelan-pelan. 

Masjid Apung dilihat dari Puncak Indah Sari Ringgung

Pasir di tengah lautan

Text yang ada di foto dibaca: Siluet piramid abu-abu ada di sebelah sana -->

Muka orang mau pingsan
Yang kurang dari pantai ini adalah fasilitas kamar mandi yang hanya ada satu blok berisi 4 atau 6 bilik. Aku nggak masuk kamar mandi, males liat antriannya. Selain itu, alangkah lebih baiknya jika di pantai ini ada semacam pos/ pusat informasi. Disitu disediakan katalog-katalog layanan, merchandise original, dll. Sebenarnya ada sih bangunan seperti kantor layanan tapi tutup. Selain itu hendaklah mengunjunginya saat bukan musim liburan, punya waktu luang banyak dan bersama orang yang asik. Haha.. Karena butuh banyak waktu kalau ingin mencoba semua wahana alam yang ada.

Jadi bagaimana kalau mau kesana? Hmmm inilah kelemahan orang yang bepergian ikut rombongan. Nggak tau arah. Haha… Tapi pantai ini sejalur dengan pantai Mutun. Kira-kira sekitar 30 menit dari pantai Mutun. Ada di Kabupaten Pesawaran Lampung. Cobalah kapan-kapan..

Rabu, 24 Juni 2015

Note noted

Hua.Blog ini sudah banyak sarang laba-labanya ��

###15 Evaluasi & Pengingat untuk Para Entrepreneur
Muda Pemula:###
.
.
1. Hati-hati dengan publikasi dan ketenaran... akan ada
masa-masa media akan menghampiri atau orang-orang
mengundang jadi pembicara... ini adalah pedang
bermata dua... inget, kita bukan artis atau pembicara,
kita adalah pebisnis... jangan sibuk jalan-jalan, namun
bisnis gak jalan... jangan sibuk ngomong, eh sama
karyawan malah diomongin dari belakang...
.
2. Menang lomba tidak menggambarkan sehatnya
bisnis kita. Juara lomba diputuskan oleh orang luar dan
sifatnya subyektif dan bisajadi yang jadi penilai juga
bukan praktisi, atau lebih nyeseknya lagi, lomba adalah
kepentingan dari pihak yang punya lomba, entah
kepentingan PR, branding, atau CSR biar laporan pajak
aman... sebenarnya mereka juga tidak peduli
sepenuhnya sama bisnis kita. Ikut lomba boleh, tapi
jangan melupakan how to build business... karena kita
bukan sedang berlomba, tapi sedang berbisnis.
.
3. Kita bisa tahu bisnis kita sehat itu sederhanya dari
melihat 3 hal: laporan laba rugi, neraca, dan cashflow.
Laporan laba rugi memperlihatkan seberapa untung
bisnis model yang kita jalankan... neraca
menggambarkan seberapa banyak asset yang kita
punya... dan cashflow memperlihatkan seberapa liquid
perputaran uang kita. Kalau 3 hal ini aja gak ngerti,
disarankan jangan bikin bisnis dulu...
.
4. Stop ikut seminar-seminar, training-training ketika
sudah 2 tahun tidak ada perubahan. Bisajadi kita
sedang terperangkap oleh genjutsu (ilmu
mempengaruhi 5 indra) dari pembicara. Untuk tahun-
tahun pertama sangat disarankan untuk ikut seminar-
seminar dasar tentang bisnis. Tapi, trendnya, masih
banyak yang tidak keluar dari jeratan seminar-seminar
atau training selama bertahun-tahun, bahkan malah ini
jadi salah satu industri sendiri yang menjamur... mereka
yang ikut seminar berkali-kali sampai hafal materi
pembicara dan akhirnya nyoba-nyoba buka seminar
sendiri. Tadinya mau bisnis kuliner, eh malah jadi
pembicara bisnis kuliner yang jika dilihat dengan poin 3
di atas sebenarnya bisnisnya amburadul. Di lapangan,
orang seperti ini banyak.
.
5. Jangan kebanyakan foto-foto sama orang yang kamu
anggap sukses... dikit-dikit foto... dikit-dikit foto...
sambil nunjukin jempol sukses... why? karena jika
begitu terus kita akan terperangkap pada level 'kagum'
dan tak akan pernah naik ke level 'dikagumi'.
Bahayanya di sini adalah, kamu kagum karena
pencitraan mereka... coba lebih kenal dalam dengan
mereka, kamu akan menemukan banyak hal yang
berbeda dari pencitraan orang-orang yang kamu
kagumi. Islam telah mengajarkan untuk mengenal orang
yaitu dengan cara: menginap bersamanya minimal 3
hari, berpergian jauh bersama, dan berbisnislah
bersama mereka. Jika sudah dilakukan, barulah kagum
atau tidaknya menjadi objective.
.
6. Segera hilangkan rasa bahwa diri ini hebat. Dunia ini
gak seluas daun kelor aja... mungkin komunitas atau
lingkunganmu bilang kamu tuh hebat banget, tapi di
luar sana ada yang jauhhhhhh berkali-kali lipat lebih
hebat dari kamu. Mungkin, saat ini kamu disandingkan
dengan para orang-orang hebat di luar sana, tapi
sebenarnya belum pantas. Yang terjadi akhirnya
jebakan 'merasa hebat' muncul... ketika sudah muncul,
maka kita akan merasa ilmu, pengalaman, kejeniusan
kita telah berada pada level/ruang orang yang
sebenarnya lebih tinggi dari kita. Apa yang akan terjadi
jika hal ini muncul? kita tak akan pernah bergerak
kemana-mana.
.
7. Jangan cepet-cepet mau jadi boss atau menjadi
orang atas. Ada sindrom pada anak muda jenius
merasa layak untuk diberi tempat dan penghargaan ini
itu... karena jarang sekali di usianya tersebut bisa
begini dan begitu. Akhirnya muncul keangkuhan dan
menilai apa-apa dari kacamata sendiri. Sering mau jadi
nomer satu, harus dihargai berlebih... padahal
perbandingan yang dipakai bukanlah perbandingan yang
objective... jika muncul seperti ini, kita tidak akan
pernah mau belajar dari bawah karena merasa sudah di
atas sehingga susah untuk bekerjasama jikalau
diposisikan jadi bawahan. Padahal, jikalau hidup rata-
rata manusia 65 tahun, gak apa-apalah dalam usia 22
tahun jadi bawahan selama 5 tahun, kan saat usia 27
tahun sudah jadi sesuatu... so, 5 tahun itu sebenernya
bukan jadi bawahan, tapi belajar bagaimana jadi
atasan... dan masih banyak usia yang lebih produktif
untuk melakukan sesuatu hingga 65 tahun kan...?
.
8. Hati-hati dengan pendapatan yang akan didapat.
Ketika bisnis mulai bagus, biasanya pendapatan akan
mulai terlihat. Uang sering lho mengubah karakter
orang... hati-hati dengan hati kita yang berbolak-balik,
pagi jadi malaikat, sore udah jadi iblis... uang hanyalah
alat tukar, bukan tujuan... kembali lagi ke tujuan awal
kamu mau bisnis untuk apa, diharapkan bisnis yang
membawa manfaat ya... pendapatan boleh naik, tapi
gaya hidup tetap sederhana aja ya dan sedekahnya
justru yang dinaikin...
.
9. Hati-hati dengan provokasi "Keluar Kerja!", "Pakai
Otak Kanan! Gak usah mikir" dan jebakan-jebakan
semangat lainnya yang kadang menghilangkan akal
sehat... lagi-lagi ini pisau bermata dua... maksudnya
secara positif di sini adalah penyemangat bagi orang-
orang yang sudah siap untuk berbisnis tapi belum juga
berani full berbisnis... semangat ini bukan buat mereka
yang putus asa, gak punya basic, dan masih labil...
karena ketika memutuskan berbisnis itu cuma dua
kemungkinannya: tambah sejahtera dan tambah
bangkrut. Dan segala hal yang diputuskan tanpa
persiapan selalu gagal pada akhirnya. Bisnis butuh
banyak sekali persiapan: coba cari referensi sana-sini
dulu sebelum memutuskan. Karena sebenernya ya,
banyak banget karyawan yang gajinya ratusan juta dan
hidupnya tenang-tenang aja... jadi kalau jadi pebisnis
itu untuk dapet uang lebih banyak gak selalu benar,
karena jadi karyawan pun SANGAT BISA. Suka lucu aja,
ngeliat orang yang ngatain karyawan padahal gue tau
banget pendapatan dia gak ada sepersepuluhnya dari
karyawan yang gue kenal... kok malah terkesan
sombong ya provokasinya . Sebelum berpikir positif
atau semangat gak jelas, kedepankan dulu berpikir
tepat dengan akal sehat yang objektif.
.
10. FOKUS! walau akan banyak peluang yang
terlewat... ketika fokus kita akan belajar memahami
kuda-kuda yang kuat, kesabaran, logika, pola, dan
kesiapan ketika ada peluang yang datang. Fokus
berbicara kesiapan... kesiapan menerima peluang,
apakah kita sudah siap menerimanya? siap tidak siap
dibentuk dari kefokusan.
.
11. Lebih baik, kamu kerja dulu di industri yang akan
kamu bisniskan nantinya... karena ketika kamu kerja
dulu maka kamu akan melihat dari hulu ke hilir
bagaimana keseluruhan industrinya sampai akar-
akarnya... hal ini akan sangat memudahkan kamu
ketika nanti berbisnis. Tapi, jangan keasyikan sampai
lupa bahwa mau dibisniskan... Jikalau tidak mau, maka
carilah partner yang sudah tau industrinya sampai ke
akar-akarnya. Pertanyaannya, memang ada yang mau
sama bocah bau kencur kecuali kamu direkomendasika
n oleh seseorang yang sangat terpercaya? hihihi...
.
12. Bisnis berbicara tentang angka, bukan perasaan.
Jikalau ditanya sales berapa, jawab dengan "1, 2, 3"
bukan "Laku bangettt brooo!"... semua harus tercatat...
PENCATATAN dalam bisnis adalah akar, pelajarilah
akuntansi... ini ilmu sendiri yang harus dipahami...
kalau gak ngerti ini, jangan buka bisnis dulu deh... kalau
gak mau ngerti, ajak temen kamu yang ngerti... tapi
emang ada yang mau diajak sama orang yang males
buat ngerti?
.
13. Buatlah bisnis untuk memenuhi KEBUTUHAN pasar,
bukan KEINGINAN pribadi/tim... di sinilah riset
diperlukan... kalau di online kita punya tools semacam
Google Keyword planner tools, google trend, FB
audience insight, hingga paper-paper baik secara makro
maupun mikro. Butuh sekali riset mendalam, jangan
level asumsi "Laku deh!", "Dari mana lo tau laku?
datanya?", "Mmmm... ya laku deh! temen gue banyak
yang beli.."... jangan asumsi ya, karena lo bukan lagi
main sinetron lho, bisnis itu dunia real apalagi jadi
backbone utama, kalau lo gak dapet pendapatan ya lo
bakal sengsara... urusan bersyukur dan tawakal beda
yaaa.. jangan salah paham...
.
14. Perbaiki hubungan dengan orang tua... karena
percaya gak percaya orang tua punya sambungan
energi rezeki... jika hubungan dengan orang tua
tersumbat, maka aliran energi rezeki
juga akan
tersumbat. Jika ortu sudah meninggal, carilah saudara
terdekatnya dan minta maaf... coba dicek lagi, jangan-
jangan segala usaha, ilmu, doa, tim kompak tapi kok
masih mentok juga, bisajadi kamu masih terhambat
karena punya dosa sama orang tua... beratnya,
memang kamu akan malu bahkan ego pribadi masih
bilang "Ngapain! dia aja gak nganggep gue anak...", ya,
inilah kerasnya kehidupan... kamu harus terima,
percaya gak percaya, rezeki sangat bisa tersumbat
ketika hubungan dengan ortu buruk... segera deh,
sebelum mereka meninggal... ortu kalau udah
meninggal gak akan pernah datang dua kali . Eh
tambah lagi, sama suami dan istri juga bro, kelupaan
nulis soalnya gue belom punya pengalaman kalau
suami istri hehehe...
.
15. Jadilah SUBYEK jangan jadi OBYEK... kamu harus
sadari memiliki diri, memiliki kuasa atas diri sendiri...
ketika kamu sudah menyadari itu, akhirnya kamu bisa
menentukan jalanmu sendiri... berbicara bisnis, paling
penting adalah masalah leadership... bagaimanakah jadi
pemimpin yang baik... ketika kamu masih jadi obyek
yang disuruh-suruh (bisa karena kamunya memang gak
inisiatif atau karena kamu gak berani mengemukakan
pendapat), maka bisnismu tak akan pernah maju...
jadilah subyek, sadari kuasa atas dirimu... mulailah dari
inisiatif atas masalah-masalah yang terjadi di
sekitarmu, ambil masalah itu selesaikan jangan nunggu
disuruh, karena kita bukan pesuruh... tapi juga bedakan
ya antara leadirship dan boss ya... boss itu nyuruh-
nyuruh, kalau leader dia nyuruh pake teladan... bukan
"Nyapu lo!", tapi dia akan ambil sapu, nyapu dan timnya
akan ngerasa gak enak hingga "Pak, maaf, saya aja
yang nyapu.."... leader itu menggerakkan dengan
teladan...
.
.
Semoga bermanfaat,
Depok, 20 Juni 2015 // Ramadhan hari ke 2
@maulaozier.                                       .                                                              .                                                                                                  .                                                              www.Karoseriambulan.com

Senin, 16 Maret 2015

Pantai Mutun

Alhamdulillah. Emang hidup ini nggak selamanya linear boiii.. Banyak hal yang datang dari arah atau cara yang tak disangka-sangka. Dari selama di Lampung pengen ke pantai, tapi gak tau gimana caranya. Arggghhh.. Pokoknya complicated. Ga semudah di Jogja yang motoran 30 menit udah sampe Pantai Depok atau dengan waktu yang sama di Surabaya udah sampe Pantai Kenjeran. Na disini, waktu segitu keluar kecamatan aja belum
Dan tibalah suatu masa dimana aku ditelpon sama Bu Tri (Guru Agama SD yang sempat kugantikan waktu beliau sakit): "Mbak Noor besok ikut nganter anak-anaj jalan-jalan yaa.. Udah dateng aja nggak usah bawa apa-apa". Asiiikk.. Then, Bapak ndak ngerebus dele. Liburrrrr...
Pertama sih ke museum Lampung dulu, baru ke pantai. Belakangan baru tau dari tetangga kalo kunjungan anak sekolah ke museum Lampung itu semacam wajib. Pantesan. Jadi semacam cuma menggugurkan kewajiban. Harusnya yaa.. ¥£=€=Π€`&%-$(%)%&()95$geh ahsudahlah~
Trus trus,, ke pantai deh. Nama pantainya: MUTUN. Pantai Mutun. Sebelumnya, baru tau.. Eh baru sadar kalo sebenernya Lampung tu banyak pantainya *senyummasygul dan bagus-bagus. Boiii.. Diliat di peta buta juga udah ketauan keleussss kalo situ peka n gahol. Ya secara garis pantainya aja luwass.. Ah suda suda,, emang aku ga gahol.
Pantai Mutun inniii ada diii.. Ngngng.. Haha aku gatau tepatnya. Pokoknya dari pusat kota Bandar Lampung ke arah Kemiling. Nah, sampe sana tanya aja. Boii,, sekarang Google map juga ada kan ya.. . Ingetnya ada pertigaan dari arah Balam. Ada jalan rame, ada jalan yang sepi. Na ini pilih jalan yang sepi. Dari situ perjalanan masih cukup panjang. Jangan tanya berapa jam, karena ga hobi liat jam. Dan sibuk liat pemandangan. Jalannya agak naik-turun. Tapi kalau diibaratkan gelombang, gelombangnya pendek dan lebar-lebar. Banyak perbukitan juga. Jalannya bagus.
Dannnn pantainya bagus. Bagus buat ukuranku. Ukuran orang yang ga gahol. Haha. Nggak terlalu rame pengunjung, padahal kesana hari Sabtu. Tapi rame secara pelayanan. Banyak saung-saung disana. Dan ada penunggunya hihihi.. Ada penyewaan ban karet, perahu macam perahu kayak, kapal buat nyebrang pulau dan penyewaan kamar mandi. Eh, saungnya juga nyewa cobaaa.. Ada tanjung kecil yang terlihat menyediakan kuliner. Terlihat aja soalnya nggak nyamperin.
Pantai ini teksturnya *dikate kulit apa?!_ macem-macem. Jadi di Utara bagian laut yang pinggirnya pasir. Habis itu ke arah selatan ada laut yang langsung nyemplung laut, ada karang-karangnya di bawah dan jarak sekitar 7 meter bisa buat nyalain mesin perahu. Disini inilah penyewaan perahu buat nyebrang. Trus ada laut yang pinggirnya pasir lagi dan landai, tempat yang pada mau berenang. Diujung jarak pandang ada tanjung kecil.
Aku ngapain?? Nyebrang dong ke pulau kecil di seberang. Namanya Pulau Tangkil. Seru. Seru aja. Ga pake banget. Karna seru banget itu kalau nyebrang dan turun ke pulau Tangkil-nya. Na, rombongan kita cuma muterin pulau. Heuheu. Harap maklum, namanya juga rombongan SD. Padahal pulau itu keren. Kecil. Jadi kayak pulau pribadi. Cuma sedikit orang yang keliatan ada disana. Ada saung-saung. Ada tulisan TANGKIL gede warna merah buat poto. Kayak LOSARI gitu *padahalbelumpernah.
Naik kapal ini bayar 10.000 buat anak-anak dan 15.000 dewasa. Minimal harus rekrut 10 orang baru jalan. Atau sewa pribadi sekitar 100-150 ribu. Kalau mau masuk pulau Tangkil, bayar lagi 6.000. Just FYI, sewa ban 10.000, perahu kayak 10.000, saung bermuatan 20 orang 150.000. Beli kacamata 15.000. Bayar kamar mandi 3.000. Heuheuu...
Pas nyebrang, keliatan pulau-pulau kecil lain. Keliatan ada kapal kargo (kata Bapak agen bus). Kapal orang mancing (emang keliatan ada banyak ikannya). Ada daratan panjang di seberang (bukan pulau) yang kayaknya masih Lampung, bukan Jakarta. Keliatan ada kamu juga. Hahaa..
Haaa begitulah. Begitulah kalau aku cerita,, ga jelas. Ga bisa dipake panduan jalan-jalan. Hahaa..
Well, because of kalo posting sama photo semacam ga kuat, jadi liat aja di Instagramku: @nunungnhd.
Haaaa.. Aku masih pengen ke Kiluan Dolphinnnn, Tanjung Pisang dlllllll... Haaaa..

Rabu, 10 Desember 2014

The things they carried

Kemarin saat pindahan Surabaya-Jogja-Lampung, packing barang-barang dan menemukan lagi buku dengan judul diatas. Buku yang belum selesai dibaca. Tulisan Tim O'brien. Beli dari taun jebot di pameran atau obral buku Gramedia, lupa! Yang pasti harganya murah.

Tim O'brien ini Veteran perang Vietnam. Terekrut karena wajib militer. Selesai dari tugasnya hidup damai di kotanya bersama keluarga. Kemudian menuliskan kisah-kisahnya selama perang secara fiktif_dia bilang begitu. Tapi aku yakin, sefiktif-fiktifnya pasti banyak yang sungguh-sungguh pernah terjadi.

Diceritakan secara garing dan datar luar biasa. Aku sampe mati bosan. Ini sebenernya juga belum selesai aku bacanya. Kurang 2 bab.

Bayangkan ada 2 atau lebih laki-laki (yang hidupnya keras) usia 40an. Duduk di kedai kopi atau angkringan. Mereka mengobrol sambil menerawang tentang kehidupan masa lalu yang penuh perjuangan sekaligus kekonyolan khas anak muda. Sambil sesekali menghisap rokok, menenggak kopi dan mengunyak kacang. Terbatuk, mendengus dan tertawa singkat, haha! Maskulin banget pokoknya. Yah begitulah kira-kira. Garing. Nggak asik.

Udah gitu, banyak kisah yang diceritakan berulang tapi dengan tujuan berbeda. Dengan sudut pandang beda. Sudut pandang ia waktu kejadian berlangsung banding sudut pandang saat ia menuliskan kisah tersebut. Kadang pengulangannya karna 2 tema berbeda. Satunya bicara tentang kematian. Satunya tentang keberanian yang banyak/ keberanian yang sedikit (pengecut).

Begitulah...

Tapi tiba-tiba, ada ide yang nyangkut di kepala gara-gara novel garing ini: bikin cerita kayak gini tentang relawan. Ha ha ha. Kalau dipikir-pikir, aku sekarang sedang ada di fase seperti O'brien saat menulis novel ini. Veteran relawan, tinggal kesepian di kota_desa_nya dan kurang kerjaan. Waha! Oh satu lagi, terlalu banyak kenangan untuk diendapkan begitu saja. Mweheee...

Lagipula, kalau diingat-ingat, meski aku sering nulis, aku jarang banget nulis tentang relawan. Di note FB kayaknya kurang dari 5. Di Blog sama sekali ndak ada. Kecuali tentang personalnya. Dan yang di FB itu lebih ke laporan kegiatan. Dan padahal kemaren ada lomba nulis cerita dari relawan. Temanya tentang berbagi. Aslinya pengen ikut. But have no idea.

Subuh-subuh bertapa mengaduk memori. Apa yang kurasakan tentang berbagi, slama ini, di relawan. Berharap bisa menimbulkan hasrat buat nulis. Tapi tidak terjadi apa-apa. Blank. Gelap! Kyaaa... Jadi curiga, jangan-jangan nikmat/hikmah berbagi selama ini belum pernah aku rasain. Kerasanya aku yang nerima banyak malahan. Kayaknya gitu. Hummm... Intinya nggak bisa nulis. Nggak ikut lomba dan nggak menang. Yeeee -_-

Jadi, tulisan-tulisan setelah ini adalah serial kerelawanan. Fiktif! Yang terinspirasi oleh kisah nyata dan akan segera difilmkan. Wohooo... Apabila ada kesamaan cerita/karakter/peristiwa itu adalah sebuah kesengajaan. Semoga ndak ada yang merasa dirugikan. Kritik dan saran bisa dikirim ke nunungnhd@gmail.com atau langsung aja komen :)

Sabtu, 06 Desember 2014

The rain will fall the rain will fall..

Hujan. Aku lupa, kapan terakhir kali sengaja menghujan-hujankan diri. Kalo ndak salah pas masih ngekos di Jogja di tempat jemuran :D

Kalau kehujanan di jalan sering. Pake atau nggak pake mantel. Atau pas ada kegiatan terus hujan padahal harus wira-wiri, hujannya ditabrak aja. Yang begitu juga sering. Nggak pernah mikir bakal kenapa-kenapa kalo kena air hujan. Kecuali barang-barangku yang bakal kenapa-kenapa kalau kena hujan. Kalo udah gitu milih nunggu sampe reda. Bersyukur banget kalo di tas lagi ada tas kresek. Barang masukin situ semua, baru dimasukin ke tas. Abis itu lanjuuut.

Aku punya kenangan yang pekat saat hujan. Tentang keceriaan, kepolosan dan jiwa tanpa bebannya kanak-kanak. Juga tentang kepasrahan sekaligus pengharapan yang sangat pada Yang Maha mengatur hidup. Meski masih kanak-kanak. Kenangan yang nggak akan pernah hilang. Kalau lagi nggak di rumah, trus hujan, trus inget kenangan ini bisa mewek dan kangen berat sama Babe.

Lama setelah masa kanak-kanak itu tak pernah memikirkan tentang hujan. Sampai saat pikiran suka mengejawantahkan satu-satu apa yang dirasakan. Dan yang terpikirkan saat aku abis kehujanan adalah, wajahku jadi seger dan berseri-seri. Semacam jadi agak cantik dikit. Huahuaaa... *tukan mau bikin tulisan melow gajadi

Alasan itu adalah alasan yang mirip dengan alasanku pake jilbab: Aku suka melihat bayanganku di siang bolong kalau lagi pake jilbab. Dengan kain menjuntai-juntai di kepala ala Annida. Ikon majalah muslimah waktu itu. Alasan yang aneh -_-"

Aku pernah cerita hal itu ke Bapak-bapak kantor, bahwa kalau lagi di jalan trus hujan aku malah menengadahkan kepalaku membiarkannya menyegarkan wajahku. Trus tau dong apa reaksi mereka. Iya, aku diketawain. Tapi biarin :p

Ada banyak lagu manis juga tentang hujan. Hujan-Utopia. Waktu hujan turun-SO7. Hujan jangan marah-ERK. Perempuan hujan-The Rain. Rindu pelangiku-Sherina. Menjemput impian-Kla Project. It's gonna rain-Ost. Samurai X. Tears drop in the rain-Lagu Korea gatau sapa yang nyanyi. Dan yang most Vavorito: The rain will fall-Mocca.

All that i need now
Is the rain to fall from the sky
To wash away my pain inside
All that i need now
Is the rain to fall from the sky
The rain will fall
The rain will fall

Hahaa.. Emang kalo mau nangis tapi nggak ketauan nangisnya sambil hujan-hujanan.

Kemaren abis hujan-hujanan di jalan. Senyum-senyum sambil ribut memanjatkan do'a. Salah satunya: semoga busi motornya nggak konslet dan bikin mogok lagi haaa... Sampe rumah disuruh nganter ibu kondangan. Langsung laksanakan tanpa ganti baju. Ikut masuk dan makan pake baju basah. Waaa...

Trus ini aku kutipkan tulisan kece badai tentang keberkahan hujan dari buku lapis-lapis keberkahan karya Salim A Fillah. Biar ni tulisan nggak cuma curhat doang. Hee...

Dalam hujan di lapis-lapis keberkahan, Nabi Shalallahhu 'Alaihi wa Sallam memerintahkan kita untuk mentauhidkan Allah sebagai satu-satunya yang kuasa menurunkan karunia. Tersunahkan ucapan: "Umthirnaa bifadhlillaahi wa rahmatih. Kami dikaruniai hujan dengan karunia Allah dan rahmatNya"; agar kita tak menisbatkan rintik ataupun lebatnya pada bintang ini dan gemintang itu. Inilah yang akan menderaskan lapis-lapis keberkahan di dalam tiap butir-butir air yang berdebur.

"Perbanyaklah berdoa di kala hujan turun," demikian 'Abdullah ibn 'Abbas Radhiyallahu 'Anhuma menasihatkan, "sebab ketika itu pintu-pintu langit sedang dibuka." Adapun doa asasi yang diajarkan Sang Nabi ketika hujan turun dalam riwayat Imam Al-Bukhari adalah ucapan, "Allaahumma shayyiban naafi'an. Ya Allah, jadikanlah hujan ini penuh kemanfaatan.

"Disunnahkan untuk berbasah-basahan dengan hujan ketika ia turun," demikian ditulia Dr. Nashir ibn 'Abdurrahman Al-Juda'i dalam At-Tabarrak Anwa'uhu wa Ahkamah," serta mengeluarkan pakaian, perkakas, dan kendaraan agar terkena hujan." Ini didasarkan pada hadits Anas ibn Malik dalam Shahih Muslim saat beliau menyaksikan Sang Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menyingkap pakaiannya agar air hujan mengenainya. "Kami bertanya," ujar Anas, "'Wahai Rasulullah, mengapa kau lakukan ini?' Beliau menjawab, 'Sebab hujan itu diturunkan dari sisi Rabbnya."

Demikian pula Imam Al-Bukhari mengetengahkan riwayat bahwa Ibn 'Abbas jika hujan turun, maka beliau memerintahkan agar pelana dan pakaian beliau dikeluarkan, kemudian beliau turut berhujan-hujanan sejenak sembari membaca Surah Qaaf ayat ke sembilan.

Dan sekarang, right here right now lagi huja. Kamar bocor. Ah biarin. Biar makin berkah :D

Ntms: apalin surat Qaafnya! Jangan lagunya :p