Judul: 9 Summers 10 Autumns
Penulis: Iwan Setiawan
Penerbit: Gramedia Pusataka Utama
Genre: Novel
Tebal: 221 Halaman
Perolehan: Pinjem Mbak Widya
Haaa kesan yang tidak bisa lepas saat membaca buku ini
adalah komentar pikiranku (yang spontan) pada interaksi antara penulis dan anak
kecil yang mengenakan baju SD. Anak kecil yang dia ajak bercerita. Pikirku:
"Ini penulisnya kayak pedophil". Haaa aku nggak sopan!! Jadi
kata-kata kayak: 'Aku mengelus rambutnya dan beberapa kali kukecup keningnya'
tu kubayangkan sebagai sesuatu yang amat menggelikan. He he..
![]() |
Gambar dari sini |
Yeah, it's about dream. No no no.. it's about a brave heart.
Emmm apa ya? Sampai pada saat sebelum aku membaca sub judul terakhir, aku
bertanya: "Ni si tokoh utama ni berarti sakit hati, terluka atau kecewa
berat dengan masalalunya ya? Atau keluarga (takdir) yang harus ia lalui waktu
kecil?" Maksudnya, kok sampai-sampai ia harus melakukan semacam healing/penyembuhan
& pendamaian dengan dirinya sendiri. Ada rasa kecewa yang teramat besar
yang menghantuinya.
And i think the child is himself, isn't it? Fiktif. Semacam
teman khayal untuk diajak diskusi atau cerita. Apa? jadi selain dia pedophil,
dia juga kena sindrom schizoprenia? O_O hi hi. The fact, we always need someone
or somethink to talk to. Yay! yang hanya mendengar dan tidak menghakimi. Bila
tidak ada yang seperti itu yaa ciptakan sendiri dalam alam khayal, atau
tulisan, syair, lagu etc.
Yah, itu tadi gumpalan-gumpalan pikiran yang keluar saat aku
membacanya.
Sampai akhir kisah, anak SD itu memang absurd (gile, emang
die kagak punya orang tue ape? Nguntitin orang aje kerjaannye? Trus bajunye
kagak pernah ganti lagi!!). Dan si tokoh utama memang bukan pedophil, karena
dia cerita juga kalau dia suka sama cewek di beberapa sub judul. Kalo
schizoprenia-nya bener kayaknya (errrr). Trus ternyata benar bahwa tokoh utama
pernah mengalami peristiwa mendalam yang ia ceritakan di akhir. Sebuah titik
yang mengantarkan ketekad-annya. Sebuah Loop atau apa ya namanya? Pokoknya ada
teorinya di Supernova-KPBJ nya Dee.
Actually, IMHO cerita ini bisa jadi buku tebal atau
berseri-seri (baca "e" nya kayak "dendeng" jangan kayak
"empal") dengan eksplorasi yang lebih. Kisah masa kecilnya
didetailkan sampai jadi 1 buku, kisah perjuangan di Bogor satu buku, tahap ia
merintis karir satu buku. Just like another Laskar Pelangi. Dengan ironi-ironi
dan kalimat sarkastik. Menertawakan hidup de es te. But it doesn't easy at all.
Well, i apriciate this novel. Karena aku juga belum bisa
bikin yang kayak gini:)
0 komentar:
Posting Komentar