Sabtu, 08 Februari 2014

Cinta yang dewasa



“Mbak Noor, anti sekarang lagi nyelesaika buku apa” Tanya temanku yang baik hitam manis
“Andalusia..” Kataku singkat. Buku yang sudah kukhianati sekian bulan demi buku lain. he he
Lalu dia bercerita kalau baru saja membeli buku bagus karya Asma Nadia. Kisah yang latarnya China. Kisah cinta. Dua orang yang bertemu, nyambung namun tidak buru2 menyimpulkan itu cinta. Begitu ringkasan singkat dari Cmumun. Teman baikku. Punya temen yang suka baca dan punya banyak buku itu salah satu anugerah hidup menurutku. Heee… 

“Kalau anti sudah luang, mungkin anti ingin membacanya” memprovokasi secara halus. Yang justru membuat keningku berkerut. Aku harus baca ya? Batinku.
 “Emmm.. nanti aja lah jeung” Jawabku tanpa tendensi apa-apa. Emang nggak ngerasa apa2. 

Besoknya dia provokasi lagi dengan cerita lebih lengkap. Ha haa.. sepertinya memang ada maksudnya. Aku semacam diminta memahami sesuatu. Dan akhirnya, baiklaaah, aku akan baca. 

Source Gambar
Judulnya: Assalamu'alaikum Beijing!
Penulisnya: Asma Nadia
Penerbitnya: Noura Book, Mizan Media Utama Group
Tahun terbit: 2012
Sampulnya kayak gini: -->

Hummm, Asma Nadia. Penulis yang sudah kuakrabi sejak SMP. Aisyah Putri! Aku punya 5 atau 6 serinya. Serial yang cukup mempengaruhi hidupku. Memberi gambaran awal tentang “Akhwat” dan aktivitasnya, meski waktu itu nggak paham arahnya kemana. Yang membuatku berpikir, kayaknya keren komposisi keluarga kayak gitu. Anak 5. 1 perempuan 4 laki2. Tapi ibunya single parent hadeewwww...

Dan masih sama seperti yang dulu. Gaya bahasanya sederhana. Menyentuh realitas kehidupan sekitar. Namun tetap punyai nilai dan makna yang dalam. Yaa.. kayak buku ini. Kesimpulan pesannya mungkin cinta yang dewasa. Cinta yang bertanggungjawab. Begitu.

Tentang seorang Asma(Ra) yang berkunjung ke China 3 hari untuk tugas peliputan. Bertemu dengan pemuda China bernama Zhongwen yang memanggilnya Ashima. Nama tokoh cerita rakyat yang dia suka. Di pertemuan itu Zhongwen menceritakan kisah tersebut sebagian dan berjanji akan menceritakannya lagi. Untuk itu ia memberikan kartu nama yang beberapa menit kemudian terbang dan terinjak orang. Kisah selesai. Ya enggaklaaaaaaaaaaaaah.. Kalau Cuma gitu nggak bakal jadi novel.

Karena hilang, asma tidak punya kesempatan untuk mengontak Zhongwen. Tapi di seberang sana, si Zhongwen ini penasaran dan ingin bertemu lagi dengan Asma. Dia berniat mencarinya di tempat2 yang biasa dikunjungi oleh turis yang datang ke China. Sampe disini aku merasa agak Hiperbolic. Masak iya ada adegan kayak gitu di dunia nyata. Ketemu orang di bis. Penasaran. Terus nyari2. Sumpaahhhhh kagak masuk di akal guweee.. Tapi baiklaaah, apapun, meski kurang masuk akal bukan berarti tidak mungkin terjadi. He he..

Dan seperti yang di duga, bertemulah mereka di pelataran masjid Niuji. Mereka berbincang banyak. Asma pulang ke Indonesia dan percakapan masih berlanjut. Zhongwen merasa amat nyaman berbincang dengan Asma. Ia merindukannya. Tapi bukan cinta katanya. Aku bingung lagi. Dua hal itu beda ya?
Gini2. Hal yang sering kurindui. Rumah, orangtua, adek, jogja, relawan jogja baik secara berjama’ah maupun individu2nya. Mereka itu aku rindui karena aku cintai. Terlepas dari itu cinta jenis apa. Cinta, ada banyak you know. 

Mungkin konteksnya disini adalah cinta yang langsung tergambar ketika orang menyebut kata cinta ya? Ya, cinta yang kayak gitu. Cinta roman. Dia tidak mau menyimpulkan terlalu awal. Jadi, ini rindu saja, bukan cinta. Begitu? Ha ha.. kalo aku nyaris nggak bisa bedain. Kecuali kalau aku mikir lamaaaaaaaaaaaaaaa.. menimbang, membandingkan, mencerna baru kemudian menyimpulkan. Kalau Cuma dirasain aja, nggak bisa dibedain.

Aku Tanya temenku yang ada disebelahku, si Juliem. “Emang cinta sama rindu beda?”
Katanya: Ya beda lah mbak. Orang benci juga bisa rindu! Rindu itu kan Cuma efek karena dirimu kepikiran secara berlebihan. Karena kamu terus2an mikirin makanya rindu. Kalau cinta ya lebih dari itu. Cinta tu… apa ya? Perasaan yang.. pokoknya lebih lah. Orang yang rindu belum tentu cinta. Kalau cinta pasti rindu.
“Kalau orang sampe kepikiran itu bukannya cinta ya?”
“Belum tentu!” kata jul. “Yaa.. sekarang tinggal cinta yang kamu maksud kayak mana. Terus apa bedanya sama sayang?”

Ha haaa.. itu kayaknya masalahnya. Aku terlalu punya definisi banyak tentang cinta. Semua2 dibilang cinta. Hadeuuh.. 

Tapi aku sepakat. Orang baru bertemu 1 atau 2 kali itu nggak mungkin cinta. Entah apa namanya. Dan meski semua2 kubilang cinta aku jarang pake kosakata cinta. Paling juga cuman suka. He he..
Lalu jatuh cinta itu yang kayak apa hayooo? Bedanya apa sama suka? sama simpatik, sama mentari, sama XL? Kadang2 sama kasihan…

Kalau udah rumit begini. Aku akan kembali lebih percaya pada perasaan. Pejamkan mata, rasakan. Apa itu? Jawab dengan jujur. Jangan dielak. Meskipun rasa itu nggak ada namanya. Tapi kita tau itu apa. Habis itu dibalikin lagi secara rasional. Kalau udah tau itu apa, sekarang mau apa? Kamu mau apa sama perasaan itu? Ha haaa.. 

Balik ke cerita. Asma ini, gadis manis. Berenergi. Punya sikap. Berpikiran positif. Dia punya luka pada 2 laki2. Ayahnya yang pergi meninggalkan ibunya. Dan calon suaminya yang pergi meninggalkannya. Oleh karena itu ia tidak mau terlalu pusing dengan perasaan2 seperti itu lagi. Termasuk ketika dia terus berkomunikasi dengan Zhongwen. Perempuan dong! Siapa yang nggak ngambang melayang2 di sms tiap hari meski pembicaraannya jauh dari tema cinta. Dipuji. Dirindukan. Tapi dengan luka sebelumnya asma tidak menghiraukannya. Meski kadang kepikiran juga. 

Tambahan dariku. Yang bisa membuat perempuan kebal sama gombalan laki2 itu selain barrier yang dia bangun dari luka juga karena biasa. Sindrom orang cantik yang banyak pengagumnya. Coba aja gombalin cewek cantik yang banyak pemujanya. Pasti nggak akan terlalu dipikirin sama dia. Udah biasa. Kayak adekku. Dia banyak pemujanya. Tapi Dianya lempeeeeng kayak porselen. Ha ha..  Tapi orang nggak cantik juga punya barrier ding. Orang nggak cantik yang rasional. Yang kalau digombalin bakal mikir, “ni orang sakit jiwa kayaknya, sampe puji2 guwe” atau, ah sepertinya dia salah kirim sms ha ha.. (sakjane padahal variable cantik itu kadang nggak penting. Ini Cuma buat mempermudah contoh)

Karena diskusi dan pencariannya sendiri Zhongwen akhirnya masuk Islam. Trus Asma sakit. Dia kena sindrom APS. Sindrom darah menggumpal. Si lelaki yang dulu meninggalkannya berniat kembali lagi. Si Zhongwen mendatangi Asma. Mereka, dua laki2 itu datang bersamaan dan juga bertepatan dengan serangan stroke ke-dua asma. Yang sigap dan siap menghadapi Asma dengan segala kondisinya adalah Zhongwen. Bahkan saat Asma sadar, dia mengajaknya menikah. Di adegan ini aku terharuuu.. Mau nangis tapi tiba2 merasa tangisanku tidak objektif. Jadi nggak jadi. 

Dan mereka menikah. Melalui 2 tahun masa tidak mudah karena penyakit Asma yang pada akhirnya kian membaik. Ini juga mungkin pesan yang ingin disampaikan penulis tentang cinta sejati. Cinta sejati tu yang kayak gitu. Yang nggak Cuma bahagianya aja yang kebayang tapi juga susah2nya. Ya iyalah! Idup itu kan sepaket. Bahagia ya sepaket sama kecewa. Seneng sepaket sama sedih. Makmur sepaket sama melarat. Dst. Yah, begitulah isi dari novel ini.

Jadi apa maksud cmumun menyuruhku baca ini. Kalau soal cinta yang butuh waktu, aku telah lama tau teorinya. Sudah riset ke beberapa orang. Dan lambat laun mengerti tapi nggak bisa paham. Sekarang, paham dan bahkan bisa ikut merasakan. Seiring dengan pengalaman dan perenungan. He he.. Yang pasti kita makhluk dewasa adalah makhluk yang harus menyertai segala tindakannya dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab. Apalagi soal cinta. Soal orang yang akan bersama sehidup semati. Ha ha.. 

Dan oleh karena itu, soal2 barrier2 yang aku ceritain diatas itu jadi penting banget bagi perempuan. Soalnya bahkan udah sampe ngajak ngobrol ngomongin pernikahan aja bukan berarti dia beneran berniat menikah dengan kita. Terlalu banyak kisah. Ada dua dimensi berbeda lelaki dan perempuan memandang hal ini. Yang secara entah bagaimana menimbulkan chaos sekaligus harmony. Jadi soal PHP itu bukan hanya yang cowok yang emang rada GJ. Bisa jadi juga karena perempuannya yang terlalu berlebihan menganggap suatu perhatian. Yaaa.. nggak papa GR2 bentar. Abis itu digetok kepalanya. Istighfar istighfar, ada setan lewat. Ha ha.. that why, lebih disarankan untuk hubungan yang memang sudah jelas tujuannya. Yang emang sama2 udah niat berkomitmen.

Baiklah, mari kita terus memperbaiki diri hi hi.. 


“Cinta membutuhkan waktu, dan bisa jadi juga waktu akan menghambarkan rasa. Jika kau tidak menemukan cinta, maka cinta yang akan menemukanmu”
-Asma Nadia-

 

Mama Cake (Bukan Resep Masakan)

Eee.. ini bukan resep masakan. Ini judul film. Film yang udah lama penasaran.

Jadi aku punya temen. Ikhwan. Yang super duper up to date. Eksis di dunia ayam. Mulai dari tekhnologi, gadget terkini, tranding topik twitter, lagu, film, berita politik, berita selebritis dll. Sekaligus dia punya selera yang orisinil. Berita bagusnya selera kita hampir sama. Jadi kalau dia rekomndasi sesuatu biasanya aku suka.

Suatu kali pas film ini baru keluar, kalau ndak salah 2012-an dia promo abis2an di FB dan Twitternya. Bilang kalau anti mainstream, bawa pesan dan simbol2, dibuat sama sutradara keren. Begitulah. Aku penasaran dong. Tapi itu adalah tahun dimana aku belum terlalu familiar sama bioskop. Ha haaa.. FYI, aku adalah manusia dunia ketiga. Hue huee...

Trus kemarin temanku yang eksotis item manis si Jule dalam kunjungan kesekian kalinya ke Surabaya ngasih tau, dia punya film keren. Judulnya Mama Cake. Ngopy dong! Dan emang segala testimoni temenku itu bener.

Ini film yang ceritanya ringan banget. Bahkan, saking ringannya sampe bikin orang yang cuma liat judulnya mungkin akan under estimate. Jujur aku juga gitu seandainya nggak direkomendasiin temenku. Mama Cake? Kue Mama? Maksudnya film tentang cara buat kue dari resep mama? ha ha..

Kalau sinopsis versi web http://filmindonesia.or.id kayak gini:

Picture from here
Raka, Willy, dan Rio ke Bandung hanya untuk membeli Brownies Kukus Mama Cake pesanan ayah Raka. Ayah mengharuskan Raka karena amanah dari nenek Raka yang sakit parah dan ingin Brownies kukus Mama Cake itu.

Di tengah perjalanan Raka yang menyetir mobil tak sengaja menabrak pria gondrong yang menyebrang jalan.Ternyata sosok yang ditabrak itu punya kelebihan. Ia tak luka atau cedera, ia baik hati dan suka mengingatkan. Kemudian mereka mengalami musibah. Mobil hilang saat Raka dan Willy mencari ponsel yang jatuh. Mereka dikuasai amarah dan berpencar.

Dalam petualangan mereka selama berpisah, Raka bolak balik beli brownies kukus Mama Cake, karena setelah beli pasti ada musibah. Rio menemukan pembelajaran dari sosok misterius, serta Willy terus saja berpetualang mencari cewek. Mereka menemui hal yang menyadarkan pribadi mereka.
Sayang, brownies Mama Cake tak sempat dicicipi nenek Raka, yang keburu meninggal. Raka baru sadar bahwa pesan neneknya bukan sekedar ingin makanan itu saja, namun ingin Ayah Raka bersatu kembali dengan Ibu Raka yang sudah lama bercerai, Ibu Raka adalah pemilik usaha Toko Kue Mama Cake itu.

Biasa banget ya.. hemm. This is my version:

Sutradaranya Anggi Umbara. Pemain utamanya Omesh, Boy William, Ari Dagienk. Ada juga Dinda Kanyadewi, Fajar Umbara, Candil, Rudi Salam, Nani Wijaya dll.

Suatu malam, Raka (Omesh) di minta Papanya (Rudi Salam) untuk membeli Brownis Mama Cake. Belinya harus langsung di pusatnya di Bandung, harus dia yang beli dan harus kembali sebelum pukul 1 siang. Raka nggak bisa nolak karena ini permintaan neneknya (Nani Wijaya) yang sedang kritis di RS.

Berangkatlah ia dari Jakarta ke Bandung. Ditemani 2 orang temannya, Willy (Boy William dan Rio (Ari Dagienk). Dari sinilah cerita penuh hikmah itu dimulai. Perjalanan yang menjadi perjalanan batin bagi ketiganya. Suatu titik balik perubahan.

Disini Raka digambarkan sebagai cowok berprinsip dan antimainstream, Willy digambarkan sebagaia cowok hedon dan Rio kebalikannya, memuja alam beserta isinya serta agak sosialis gitu. Semua gambaran itu bisa didapet dengan jelas dari percakapan2 dan sikap mereka dalam menghadapi sesuatu di sepanjang perjalanan membeli brownies ini.

Seperti pas mereka berhenti di rumah makan. Rio yang baru saja memutuskan untuk jadi vegetarian berkata bahwa dia nggak akan tega makan sesam makhluk hidup. Willy, malah menceritakan pengalamannya makan otak kera hidup2. Sampai membuat kedua temannya bergidik. Raka nggak setuju sama keduanya. Pada Rio dia berpendapat kalau salah satu fungsi hewan itu ya itu: buat jadi makanan manusia. Terus disambut celetukan Rio, "Trus fungsi lo apa". Ha haa.. nohok banget nggak sih... Yang jawab malah si Willy, "Fungsinya, ngabisin duit babenya, clubbing, shopping, bla bla bla..". Raka diem.

Soal Willy yang makan otak kera, Raka dan Rio sepakat, temannya itu agak kurang waras. Bahkan Rio menganggap Willy tega memakan saudaranya sendiri. Dan mereka debat lagi soal ini. Willy meski begitu, untuk hal ini sependapat dengan Rio. Soal teori darwin. Evolusi kera menjadi manusia. Dan menurut mereka itu teori baku yang sudah sangat dikenal dan dipelajari di mana2. Raka tegas tidak setuju. Dia mengatakan bahwa yang percaya sama teori itu berarti nggak percaya sama Tuhan. Dengan segala penjelasannya di hadapan teman2nya itu. Dan masih banyak contoh percakapan lain. Titik balik yang kubilang tadi, juga terkait dengan prinsip hidup mereka ini.

Di tengah perjalanan, perbedaan2 inilah yang memicu konflik diantara mereka. Mulai dari Willy yang marah karena Raka membuang HPnya (karena Raka benci sifat playboy Willy) sampai mobil Raka yang hilang yang menjadi puncak pertengkaran mereka. Mereke berpisah. Rio memilih tinggal di pemberhentian mereka dekat dengan alam, tumbuhan dan hewan, Willy memilih ke pusat hiburan kota dan Raka tetap fokus pada tujuan utamanya ke Bandung: membeli Mama Cake. Ia bahkan harus bolak-balik 3 kali ke toko brownies karena brownies yang hilang berkali-kali oleh berbagai macam kejadian. Padahal itu adalah amanah yang harus ia tunaikan.

Kayaknya enteng ya ceritanya. Padahal enggak. Beneran deh. Selain obrolan, banyak scene yang juga penuh hikmah di film ini. Kayak pas Rio yang lagi nyatu sama alam diajak sholat sama orang yang tiba2 muncul. Orang yang sama yang sempat mereka tabrak saat Rio masih bersama Raka dan Willy naik mobil. Pria ini menjelaskan ke Rio bahwa gerakan sholat itu mewakili 4 unsur dari alam.
Api = Saat berdiri
Angin = Saat Ruku'
Air = Saat Sujud
Gunung = Saat duduk, dan
Cinta = Saat mengucap salam sambil tengok kanan-kiri.

Soal telepati juga. Yang kekuatan sinyalnya orisinil. Melebihi sinyal HP dan Internet. Ha ha... Apa kamu pernah coba? Cobalah.

Dan seperti yang dibilang temenku, film ini juga banyak simbol. Seperti tulisan "MOGERZ" di kaosnya Raka yang adalah nama fans clubnya Purgatory. Purgatory ini adalah band Punk Rock atau malah Underground yang muslim. Coba aja search nama Purgatory and u'll find out.

Yeah, saat berpisah ini mereka mengalami rentetan kejadian masing2 yang membawa mereka ke titik kesadaran masing2. Akhirnya mereka kembali lagi ke Jakarta bersama2 di jemput oleh saudara Raka. Membawa Brownies Mama Cake yang dengan susah payah mereka dapatkan. Meski, di tengah jalan Brownie itu hilang lagi karena keteledoran saudara Raka. Namun ini juga justru yang membawa Raka kembali bertemu Mawar. Perempuan yang bertemu dengannya di perjalan sebelumnya, dan cukup mengesankan Raka. Cerita yang manis ha ha..

Well, selain dari semua itu. Yang membuatku suka nonton film ini adalah percakapannya yang cepet. Cas cis cus. Just another romantic drama versi Hollywood. Dan mungkin karena itu, makanya diperjelas sama tulisan2 yang nongol dan editing model komik. Entahlah apa istilahnya di dunia perfilman. Hee..

Hummm penasaran sama filmnya? Download aja di Youtube. Hee..

DarGung (Dadar Jagung)

Ternyata lidahku cukup cocok dengan masakan2 orang Jawa Timur. Nanti kalau sudah nggak di Surabaya lagi, aku akan sangat merindukan: Pecel, Tahu Tek, Tahu Campur, Pentol, dan juga ini Dadar Jagung. Haa sebenernya nggak tau juga sih yang terakhir disebut itu makanan mana. Cuma, aku emang baru nemu yaa di Surabaya ini. Emang mirip banget sama bakwan jagung, tapi beda. Dan ternyata cara buatnya pun beda. Syukurlah, karena teman kosku beberapa kali pernah mempraktekkan, sekarang aku juga bisa. Jadi nanti, dimanapun, kalau lagi pengen ini bisa buat sendiri. Resep kali ini tanpa foto.

Bahan-bahan (untuk sekitar 15 biji Dargung ukuran kecil):
1. Jagung manis 2 buah
2. Tepung terigu (menyesuaikan)
3. Telur
4. Bawang putih 3 biji
5. Bawang merah 1 biji
6. Cabai (sesuai selera)
7. Kunci 2 ruas jari
8. Garam

Cara membuat
1. Giling bawang putih, bawang merah, cabai, kunci, dan garam jadi satu sampai halus
2. Serut jagung manis langsung di layah (apa coba bahasa Indonesianya?), semacam tempat buat nguleg.
3. Giling jagung manis yang sudah di serut tersebut. Apakah nggilingnya sampai halus atau tidak, sesuai selera. Aku lebih suka kalau setengah halus, supaya masih terasa kalau itu jagung. Temanku yang mengajari resep ini lebih suka kalau sampai halus.
4. Campur dengan tepung terigu juga sesuai selera. Sedemikian sehingga tercipta komposisi seimbang antara jagung dan tepung.
5. Tambahkan telur. Jika stok telur di dapurmu habis dan entah karena alasan apa kamu tidak bisa membelinya, telur tidak terlalu wajib untuk ditambahkan.
6. Jika adonan masih terlalu kaku karena jagung mengeluarkan sedikit air atau karena terigu kebanyakan, bisa ditambah air secukupnya.
7. Goreng di minyak yang sudah di panaskan sesuai ukuran dan bentuk yang diinginkan.
8. Selamat menikmati.

*tambahan tips. Jika kamu tidak menemukan jagung manis, bisa diganti dengan jagung biasa dengan penambahan gula secukupnya pada adonan. Oya bisa juga ditambah seledri untuk mempermanis penampilan dan memperkaya rasa :)