Kamis, 10 Maret 2016

Go Visit Sari Ringgung Beach



Jadi, hampir bisa dipastikan, kemungkinanku untuk bisa jalan-jalan di Lampung adalah ketika jadi pendamping anak-anak. Sekolah maupun TPA. Haha… yaa.. Alhamdulillah ‘ala kulli hal.

Setelah tahun kemaren dapet seat gratis ke Pantai Mutun, tahun ini Alhamdulillah pantainya ganti ke Sari Ringgung. Sebelum berangkat, desas-desusnya pantai ini bagus. Ada masjid apungnya. Ada pasir timbulnya. Dan ternyata itu benar semua saudara.

Kita berangkat hari Minggu, 7 Februari 2016. Pas Senin-nya adalah perayaan Imlek. Tanggal merah. Waktu dimana banyak orang berpikir untuk berlibur. Gak cuma itu, ternyata Februari ini adalah bulan Study Tour bagi banyak sekolah di Lampung. Dan mungkin karena Senin libur, maka banyak sekolah juga berpikir untuk melakukan study tour di tanggal 7 itu. Besides, banyak juga yang berpikir untuk mengunjungi Sari Ringgung. Jadi, pantainya penuh sekali. Masuknya juga antri. Sulit cari parkir dan tempat mangkal. Dan itu merubah mood-ku. Haaa…

Terlepas dari mood, pantai ini bagus. Asli bagus banget. Buening. Jenis pantai yang karang-karang di bawahnya bisa terlihat dari darat. Pasirnya putih. Tidak berombak dan landai. Saking landainya, bahkan di tengah lautnya pun ada pasir timbulnya. Semacam daratan pasir di tengah laut. Tapi tidak terlalu lebar untuk bisa disebut pulau. Selain itu sekitar berapa meter (aku jenis orang yang tidak bisa memperkirakan jarak) di tengah laut ada beberapa rumah apung dan masjid apung. Maka dari itu, ada boat dan perahu untuk menyeberang. Dari mas-mas yang nawarin boat, ternyata ada juga 4 spot untuk snorkeling. 1 spot bayarnya 200ribu tanpinyaaa… Aku jadi mikir, itu snorkeling atau diving? Karena aku sempat melihat gerombolan pelancong domestic yang terlihat amburadul sedang mengangkuti tabung-tabung oksigen turun dari kapal. Entahlah. Intinyamah gajadi nyoba semuanya. Ribet ngawasin anak-anak yang pada renang. Dari anak-anak yang renang ini juga aku tau kalau di pantai ini ada ubur-ubur. Beberapa dari mereka ada yang tersengat ubur-ubur. Oya, ada banyak perosotan juga disana. Juga gazebo-gazebo kecil maupun besar. 

Mini Dermaga

Nungguin sandal .-.
Di Sari Ringgung juga ada bukit lumayan tinggi (nggak tau berapa tingginya). Namanya PUNCAK INDAH SARI RINGGUNG. Sudah di setting sedemikian rupa sehingga mudah didaki. Ada gazebo juga di tengah bukit, yang sepertinya berisi café full music. Aku nggak nengokin. Karena jalur ke gazebo ini beda dengan jalur pendakian. Iya, aku mendaki bukit itu akhirnya. Sebagai kompensasi karena nggak bisa nyebrang. Katanya dari sana kita bisa ngeliat Gunung Krakatau. Aku mendaki bersama Mr. Fajar (teman sejawat di SD) dan si Ulfa (anak guru Agama di SD). Cuaca panas banget pas naik. Dan aku pede banget. Ngerasa udah pernah naik gunung beneran 2 kali walaupun nggak muncak. Haha.. tapi yang terjadi, sindrom kekurangan oksigen di kepala menyerangku. Aku kayak orang yang mau pingsan. Aku belum pernah pingsan beneran. Tapi sepertinya ya kayak gitu rasanya. Mata berkunang-kunang, badan lemes, perut mual pengen muntah dan keseimbangan berkurang. Mirip orang mabok kendaraan. Huh, orang sombong emang musti diberi pelajaran. Entah, itu sebenarnya karena apa. Padahal sebelumnya udah makan, minum, dan merasa bahagia. Tapi entah kenapa bisa bereaksi begitu tubuhku. Dan selalu pas naik bukit yang nggak tinggi-tinggi amat. Sebelumnya aku pernah mengalami hal itu pas naik bukit di Kelud. 4 bulanan sebelum meletus, aku pernah ke Kelud. Disana ada bukit batu yang ada tangganya. Aku juga mau pingsan disana.


Setelah dipaksa (tengsin dong gue kalo nggak nyampe atas) akhirnya nyampe di puncak bukit Sari Ringgung. Ada gubuk disana. Pemandangan diatas bagus banget. Manusia yang lagi tumplek blek di bawah keliatan semua. Keliatan seluruh bibir pantai, masjid apung, rumah apung, dan pasir timbul. Karena airnya bening, kita juga bisa ngeliat dasar laut yang ijo-ijo biru toska. Di sebelah… ngngng.. aku tidak yakin, tapi sepertinya Timur (berdasarkan arah masjid apung yang ada di bawah) terlihat siluet abu-abu tipis membentuk pyramid. Mungkin itu gunung Krakatau yang dimaksud. Jalan turun dari puncak Sari Ringgung beranak tangga dan ada pegangannya. Disini aku masih turun pelan-pelan. 

Masjid Apung dilihat dari Puncak Indah Sari Ringgung

Pasir di tengah lautan

Text yang ada di foto dibaca: Siluet piramid abu-abu ada di sebelah sana -->

Muka orang mau pingsan
Yang kurang dari pantai ini adalah fasilitas kamar mandi yang hanya ada satu blok berisi 4 atau 6 bilik. Aku nggak masuk kamar mandi, males liat antriannya. Selain itu, alangkah lebih baiknya jika di pantai ini ada semacam pos/ pusat informasi. Disitu disediakan katalog-katalog layanan, merchandise original, dll. Sebenarnya ada sih bangunan seperti kantor layanan tapi tutup. Selain itu hendaklah mengunjunginya saat bukan musim liburan, punya waktu luang banyak dan bersama orang yang asik. Haha.. Karena butuh banyak waktu kalau ingin mencoba semua wahana alam yang ada.

Jadi bagaimana kalau mau kesana? Hmmm inilah kelemahan orang yang bepergian ikut rombongan. Nggak tau arah. Haha… Tapi pantai ini sejalur dengan pantai Mutun. Kira-kira sekitar 30 menit dari pantai Mutun. Ada di Kabupaten Pesawaran Lampung. Cobalah kapan-kapan..