Aku lebih dulu kenal lagunya ketimbang bukunya. Gara-gara
curhat dengan adik dan disuruhnya aku untuk jadi cicak di dindingnya saja. Kupikir
darimana ia mendapatkan kata semenggelitik itu, ternyata dari lagu cicak di
dinding, album Rectoversonya Dee. Dan setelah ku dengar…: Lucu!
… Kuingin jadi cicaaaak, di dindingmuu..
melekat menemani, membelai dinding jiwamu..
… Kuingin jadi cicaaaak, di dindingmuu..
melekat menemani, membelai dinding jiwamu..
Dulu, pernah juga aku baca promonya: Rectoverso, dengar
ceritanya, baca musiknya..
![]() |
Sedang menikmati Mushashi sebenarnya.. ketika tergoda kelezatan Rectoverso |
Dan Rectoverso yang ini berbentuk cerita pendek 11 potong.
Curhat buat sahabat, selamat ulang tahun, aku ada, malaikat juga tau, peluk, cicak
di dinding, hanya isyarat, firasat, tidur, dan 2 lagi dalam bahasa inggris yang
tak kuingat dan tak kubaca. Tak sanggup ku baca yang 2 itu. In Bahasa
Indonesia, Dee’s writing style sounds very artistic, nearly complicated right?
So, You can’t hope it will be more simply in English. Haaa haaa..
Kesebelas kisahnya tak memerlukan nama tokoh. Cukup dengan
kata ganti. Namun, kurasa di kisah “Peluk”, tokoh utamanya adalah Dee sendiri
dan Marcel mantan suaminya. Kenapa aku begitu yakin? Karena aku punya firasat! Haaa..
Kira-kira apa komen Dee kalo tiba-tiba secara entah bagaimana dia baca tulisan
ini? Pikirnya mungkin, “Itu firasat atau sok tau?!” Hmmm aku memang punya
penyakit sok tau yang kronis..
Semuanya, eh maksudnya kesembilannya adalah soal cinta yang
sederhana. Sederhana lahirnya, sederhana caranya, sederhana pelakunya,
sederhana hilangnya, sederhana semuanya. Ini menurutku lho.. kamu boleh punya
pendapat lain. Disana tak ada yang terlalu meletup tanda antusiasme berlebihan
sebab kebahagiaan tak terkira.
Aku menangkap kesan manis di lagu aku ada, kesan lucu di lagu
cicak di dinding, kesan syahdu di kedua-dua lagu dan cerita firasat… Begitulah kira-kira..
Haaa.. jadi ketularan flat!
0 komentar:
Posting Komentar