Kamis, 07 Juni 2012

Rectoverso, sebuah makhluk hibrida


Aku lebih dulu kenal lagunya ketimbang bukunya. Gara-gara curhat dengan adik dan disuruhnya aku untuk jadi cicak di dindingnya saja. Kupikir darimana ia mendapatkan kata semenggelitik itu, ternyata dari lagu cicak di dinding, album Rectoversonya Dee. Dan setelah ku dengar…: Lucu!
… Kuingin jadi cicaaaak, di dindingmuu..
melekat menemani, membelai dinding jiwamu..
Dulu, pernah juga aku baca promonya: Rectoverso, dengar ceritanya, baca musiknya..
Sedang menikmati Mushashi sebenarnya.. ketika tergoda kelezatan Rectoverso

Dan Rectoverso yang ini berbentuk cerita pendek 11 potong. Curhat buat sahabat, selamat ulang tahun, aku ada, malaikat juga tau, peluk, cicak di dinding, hanya isyarat, firasat, tidur, dan 2 lagi dalam bahasa inggris yang tak kuingat dan tak kubaca. Tak sanggup ku baca yang 2 itu. In Bahasa Indonesia, Dee’s writing style sounds very artistic, nearly complicated right? So, You can’t hope it will be more simply in English. Haaa haaa..
Kesebelas kisahnya tak memerlukan nama tokoh. Cukup dengan kata ganti. Namun, kurasa di kisah “Peluk”, tokoh utamanya adalah Dee sendiri dan Marcel mantan suaminya. Kenapa aku begitu yakin? Karena aku punya firasat! Haaa.. Kira-kira apa komen Dee kalo tiba-tiba secara entah bagaimana dia baca tulisan ini? Pikirnya mungkin, “Itu firasat atau sok tau?!” Hmmm aku memang punya penyakit sok tau yang kronis..
Semuanya, eh maksudnya kesembilannya adalah soal cinta yang sederhana. Sederhana lahirnya, sederhana caranya, sederhana pelakunya, sederhana hilangnya, sederhana semuanya. Ini menurutku lho.. kamu boleh punya pendapat lain. Disana tak ada yang terlalu meletup tanda antusiasme berlebihan sebab kebahagiaan tak terkira.
Aku menangkap kesan manis di lagu aku ada, kesan lucu di lagu cicak di dinding, kesan syahdu di kedua-dua lagu dan cerita firasat… Begitulah kira-kira..
Haaa.. jadi ketularan flat!

Share:

0 komentar:

Posting Komentar