Judul: Jodoh Dunia Akhirat—Merayu
Allah, Menjemput dalam Taat
Penulis: Ikhsanun Kamil & Foezi
Citra Cuaca (ada tambahan keterangan di bawahnya di sampul: Romantic
Couple wkwkwk)
Penerbit: Mizania
Tahun terbit: 2013
Tebal: 288 hal
Perolehan: Dipinjemin Mbak Wid
“Jengngng, dirimu harus baca buku
ini!” beberapa kali temanku itu (Mb.Wid) menyuruhku membaca buku
ini. Bahkan memotret dan mentag buku ini di FBku. Akunya W.O.L.E.S.
Masang muka kayak gini ni : -_____-. Hello.. please deh, guwe udah
kenyang baca buku begituan. Dari yang ditulis ustad sampe praktisi
psikologi pernikahan luar negri. Dari Salim A.Fillah sampe siapa tu
yang nulis Mars & Venus. Apa bedanya? Lagian seumuran kalian ini
(aku nggak termasuk ya) sudah waktunya mempraktekkan! Membaca buku
begitu disaat sudah seharusnya mempraktekkan itu menambah
penderitaan. Kataku, tapi dalam hati saja. Hee..
Sampe kemarin, entah kesambet apa,
merasa perlu untuk baca buku ini. Gggg.. Yah, dan disuatu malam, saat
aku curiga Indonesia sedang diserang tentara sekutu atau pemberontak
dari negerinya sendiri aku terbangun. Gilee ni taun baru di Surabaya
kenapa segininya si? Bunyi petasan memekakan telinga. Wiiiiing…
jedor jedor jedor jedor.. Wiiiiing… jedor jedor jedor jedor..
Beneran kayak bunyi peluru. Dan di saat nggak bisa tidur itulah aku
baca buku ini. Tengah malem menjelang jam 00.00. Ini ngaruh, soalnya
di Bab awal-awal isinya pembaca disuruh muhasabah. Koreksi diri.
Jadinya tersinggung kemana-mana deh.. ha ha..
Well well, jadi saya akui buku ini beda
sama buku bertema pernikahan yang lain. Kalau buku pernikahan yang
dibikin ustad-ustad itu ya pembaca bakal terkompor-kompori buat nikah
muda. Karena emang bukunya provokatif abis. Gawatnya, kalau udah
terkompor-kompori tapi tetep bingung gimana merealisasikannya, jadi
galau. Galau, galau, galau. Nah kalau buku ini, seperti yang saya
sampaikan diatas, pembacanya diminta untuk terlebih dahulu menengok
kembali niat yang mungkin belum lillah. Juga cara-cara yang mungkin
belum biidznillah.
Formula yang dirangkai oleh penulis
untuk “menjemput jodoh dunia akhirat” ini ada 3 langkah:
- Cleansing
- Upgrading
- Selecting
Sebelum membahas itu, pembaca diajak
dulu untuk “menikahi penantian” (cieee, aduh jadi mules).
Katanya: jangan Cuma menanti pernikahan, tapi nikahilah penantian
dulu. He he.. Analogi yang disampaika penulis begini:
Bila kita menabung di Bank yang
pengunjungnya ramai setiap hari, hal yang harus kita lakukan adalah
mengambil nomor antrian dulu, kan? Mengambil nomor antrean adalah
komitmen kita untuk bersabar sampai batas waktu giliran nomor antrean
kita dipanggil, agar kita “sah” untuk mendatangi teller dan
menabung yang kita disana. Apa jadinya kalau kita tidak mengambil
nomor antrean? Tentu sampai Bank tutup pun kita tak akan pernah
mendapat giliran untuk bisa mendatangi teller, kemudian menabung.
Kecuali bila petugas Bank berbaik hati menjadikan kita pengunjung
terakhir atau diingatkan oleh satpam.
Lalu, apa jadinya bila telah mengambil
nomor antrean tapi kita melakukan hal-hal di luar prosedur? Missal,
menyerobot nomor antrean, meninggalkan bank sejenak hingga nomor
antrean lewat, atau melakukan tipudaya licik agar nomor antreannya
disegerakan. Tentu, boleh jadi kita didenda, nomor antrean di
pending, atau malah ditolak untuk melakukan transaksi. Gitu! Araso!?
Nah, ngapain aja selama masa “menikahi
penantian”? Pertama, mantapkan hati dulu bener2, beneran udah mau
nikah? Nggak takut terbatasi, nggak takut cerai? Ha ha.. kok jadi
horror. Mungkin maksudnya disini adalah buat ngecek niat.. Ya! jadi
langkah kedua, luruskan niat. Hemmbb,, kubuatin table aja ya
langkah2nya. Gini ni..
Tabel ceklist dalam masa “menikahi
penantian”
No
|
Langkah-langkah
|
Item ceck
|
Ceck it!
|
|
Ya
|
Belum /Bukan
|
|||
1 | Mantapkan hati | Beneran mau nikah? | ||
2 | Niat nikah | Karena bosan sendiri | ||
Pengen kabur dari rumah | ||||
Panas dan terhasut euphoria menikah | ||||
Iri sama yang sudah menikah | ||||
Menjadikan menikah sebagai perlombaan/pembuktian | ||||
Terlanjur jatuh cinta pd “dia” yg membuat jadi ingin menikah (jleb!) | ||||
3 | Urai penghambat menikah | Orangtua | ||
Keluarga dan adat istiadat | ||||
Kemapanan (biasanya cowok ni..) | ||||
Trauma masa lalu | ||||
Jodoh (jleb, jleb!) | ||||
4 | Sudahkah benar cara cari jodoh | Pacaran | ||
HTS (hubungan tanpta status. Jleb, jleb, jleb!) | ||||
Ta’aruf asal (kyak beli kucing dlm karung) |
Nah, baru beranjak ke Bab selanjutnya:
Cara benar cari jodoh
Cleansing: Karena bisa jadi
jodoh kita itu terhijab oleh kesalahan2 atau dosa2 kita hii…
- Dosa diri
Disini ada dua
permbahasan atau contoh. Pertama, Cidaha (cinta dalam hati). Asli,
baru tau singkatan ini. Kasus, kayak gini banyak ya kawand? Terutama
Perempuan. Tapi kalo menurut riset penulis, Pria juga banyak og.
Bedanya itu Cuma masalah keliatan atau nggak keliatan. Yaah, kalo
perempuan itu kan lebih ekspresif, suka cerita gitu deh. He he..
Menurut riset penulisnya juga, hal ini ngaruh banget boi. Perlu
banget buat diselesaikan. Maafkan diri sendiri trus minta ampuuuun
sama Allah. Karena bisa jadi kita telah menduakan atau malah
me-multiple-kan cintaNya, yang membuat Allah murka. Yuk berdamai
dengan diri sendiri. Dan itu bisa lho kawand, asal kita sungguh2,
minta pertolongan sama Allah. Kan memang Dia yang memegang hati kita.
Yang kuasa membolak-balikkannya. Saya sudah membuktikan (lohhh!!)
Yang kedua, mungkin
ada dosa lain yang juga masih mengganjal di diri kita. Kalau contoh
di buku ini adalah seorang yang terbiasa menonton film porno gitu,,
walapun awalnya nggak sengaja. Kebiasaannya berlanjut ke hal2 seperti
onani/masturbasi gituu.. he he.. Hadeuh jaman sekarang ini kondisi
yang nyata. Ini juga kudu tobattt bener bener dah..
- Dosa orangtua
Mungkin ada hal-hal
yang belum terselesaikan sama orangtua. Ada yang masih ganjel. Ada
dendam yang tersembunyi. Padahal oh padahal, yang namanya ridho
orangtua itu yaa.. dikatakan dalam sebuah hadist mewakili ridho Allah
subhanahuwata’ala. Jadi kalo sampe orangtua kita nggak ridho,
heuuu.. Tapi dibuku ini bukan itu saja yang dibahas, Antara lain:
Pertama, efek alam
bawah sadar. Orangtua adalah pembentuk mindset anak pertama kali. Ini
jika buruk akan menumpuk dan menimbulkan demdam yang mungkin tak
ketara, tapi tersistem dalam alam bawah sadar. Perlakuan orangtua
dari kecil yang mungkin “menyakiti” kita. Begitulah, hal ini
banyak terjadi kurasa
Kedua, peniruan
tingkah laku. Modelling thd perilaku orangtua. Missal kita sering
dicurhatin ibu tentang betapa bejatnya Ayah kita. Atau bapak suka
memarahi ibu karena pekerjaannya tidak beres dll.
Ketiga. Nggak deket
sama ortu. Pengaruhnya adalah:
Bagi anak laki2: akan
bermasalah dalam menanjaki karier atau dalam pencarian nafkah, sulit
untuk berkembang. Katanya lebih lanjut, orang2 yang tergila-gila
ingin jadi public figure itu sebenarnya sedang mencari pembuktian
supaya mendapat pengakuan terutama dari ayahnya. Heee..
Bagi anak perempuan: akan sibuk
dalam pencarian cinta shg dengan mudah terjebak dalam hubungan
pacaran bahkan sejak masih muda. Ini seperti pencarian sosok lelaki
sebagai pelindung. Hiii..
Jika tidak dekat dgn Ibu
Bagi anak laki2: akan kesulitan
untuk mendeskripsikan serta mengaplikasikan cinta dan kasih sayang
yang sebenarnya. Yang paling parah bisa melakukan tindakan tidak
terhormat pada perempuan, menjadi sosok yang tega menyakiti,
mengkhianati dan tidak bertanggungjawab atau melakukan kekerasan
terhadap wanita. Wuuh, complicated ini.
Bagi anak perempuan: akan
merasa tidak betah dirumah. Ada perasaan ingin kabur. Dan seringkali
alasannya adalah dengan menikah itu tadi.
Keempat. Dampak
ketidaksengajaan orangtua. Jadi cinta yang dipahami dengan salah
mungkin ya. Jadi si anak ngerasa gini, padahal niat ortu gitu.
Nah, ini semua
termasuk yang harus di cleansing. Harus dibersihkan. Hahhh, jadi
pengen cerita pengalamanku. Bukan ttg jodoh tapi yak. Tentang
skripsi, yang ternyata malah bisa jadi momen kedekatan kita T_T. Tapi
nggak usahlah ntar kepanjangan.
- Hapus Dosa Orang Lain
Ada, fakta
dipaparkan dibuku ini, dan mungkin juga dialami oleh orang lain.
Mengalami dendam dan iri terhadap orang lain yang terkait dengan
pernikahan. Bahkan bisa dari saudara sendiri. Ini di cek juga ya..
Cara cleansingnya
yaitu, berdamai dengan diri sendiri. Yaitu dengan menerima. Dikunyah.
Ditelen. Ya emang itu kita yang ngelakuin, itu yang terjadi sama
kita. Mau lari, lari kemana. Jadi satu2nya pilihan adalah menerima.
Terusss, disyukuri. Ini mengingatkanku sama buku Tere Liye yang
Berjuta Rasanya dan Sepotong Hati yg Baru. Ada reviewnya di blog ini. Setelah
itu, maafkan. Maafkan diri sendiri. Karena kita telah melukai diri
sendiri, mendzolimi diri sendiri. Selanjutnya, lepaskan. Biarkan ia
mengalir ke muara yang tepat. Teruuuss, melangkah ke depan. Rasakan,
kamu akan merasa lebih ringan. Lebih free. Bisa merancang ulang apa
yang bener-bener kamu mau. Abis itu plonggg deh… Ini akan lebih
sangat-sangat ngaruh kalau kita minta pertolongan sama Allah.
Bener-bener minta tolong. Just, do it! I was.. he he
Kamu akan move up.
Bukan saja move on. Tapi Move Up.
Upgrading
Nah, abis
bersih-bersih. Saatnya upgrading. Menaikkan kemampuan dan kapasitas
diri. Karena memperbaiki diri = memperbaiki jodoh. Sambil juga
memperkuat magnet jodoh. Ha ha.. bahasanya menggelikan ya? Atau
istilahnya diganti Radar juga boleh. Biar kayak film Perahu Kertas.
Dengan radarku, menemukanmu… heuheu..
Nah, upgrading ini
meliputi:
- Upgrade pengetahuan. Apapun itu butuh ilmu kawand. Apalagi soal menikah. Kalau yang disarankan di buku ini setidaknya ada 3 hal yang harus kita upgrade: Ilmu pernikahan, ilmu jemput rezeki sama ilmu Relationship. Bagi yang udah kenyang makan ilmu begituan. Emm tetep harus belajar.
- Upgrade skill. Mempraktekkan ilmu yang sudah dipelajari.
- Upgrade hati. Punya ilmu dan kemampuan kalau nggak diimbangi hati yang lapang, ikhlas dan tulus juga nggak bagus. Jadi ini juga harus dilatih.
- Upgrade sepanjang masa. Proses upgrade ini bukan hanya dilakukan kalau mau nikah aja! Udah nikah juga harus tetep dilakukan.
Selecting
Nah, kalau udah
sampai sini, langkah-langkah selanjutnya ini banyak bertebaran di
buku-buku nikah lain. Kalau versi di buku ini, kita harus membuat
acuan-acuan atau tolak ukur. Antara lain: visi dan misi pernikahan
kita. Ini kudu ditentuin. Kalau belum jelas diperjelas. Heu heu..
Trus selanjutnya yang harus ditentukan adalah kriteria pasangan yang
diingin dan harus spesifik. Eh mungkin bukan spesifik ya, tapi
definitif. Bukan yang umum-umum. Kalau bingung caranya, ini dikasih
tau juga sama penulisnya.
Pertama:
mirroring. Ngaca! He he.. kita harus kenal sama diri kita dulu supaya
tau apa yang kita butuhkan. Supaya bisa menentukan kira-kira kita
butuh orang yang kayak apa. Dan sekarang banyak sekali teori2
kepribadian yang bisa membantu kita.
Kedua: Matching.
Kenali pasangan. Ini bagi yang udah ada calon pasangannya berarti.
Wakakak.. hal-hal yang jangan sampai luput, yiatu: Masa lalunya,
karakter pribadinya, keluarganya.
Ketiga: kenali
diri dan pasangan. Ini adalah proses seumur hidup. Waktu udah nikah.
Di bab selecting
ini juga ada pembahasan cara menjemput jodoh. Gggg… ini juga kurasa
banyak di buku pernikahan. Disini pembahasannya dipisahkan Antara
yang buat laki-laki dan buat perempuan. Dijelaskan oleh penulisnya,
kalo untuk laki-laki itu relative gampang. Kalau udah punya calon
tinggal datengin orangtuanya. Kalau belum, yaa.. minta tolong cariin.
Pokoknya lebih gampang lah.. disini kalau udah sampe di bab ini emang
mindset nya udah siap nikah. Udah tinggal action! Jadi soal preparing
kaum laki2 yang katanya lebih rumit itu nggak dibahas disini.
Harusnya emang udah selesai.
Hummm,, tapi aku
jadi kembali mengingat statement beberapa laki-laki: “Bagi kami
menikah itu tidak semudah, segampag dan sesimpel perempuan”.
Oke-oke. Araso, araso! Kalau gitu harap diselesaikan dulu ya urusan
anda dengan diri anda sendiri. Oh ya, kalau kata bapakku, salah satu
hal lagi yang menghambat laki2 susah sekali untuk menjemput jodoh itu
rasa minder. Ini terbukti dengan.. Jadi aku punya temen perempuan,
dia ini dewasa sekali. Pokoknya dia itu senang membantu temannya
untuk mendapatkan jodoh. Dicariinnya juga biasanya sama temen2
sendiri juga. Beberapa kali dia cerita. Kalau dia menghubungi
temannya yang laki2 dan ditanya sudah siap menikah belum? Mereka
pikir2. Terus kalau ditanya emang kriterianya gimana? Mereka akan
menyebutkan beberapa dan yang terakhir kalimatnya selalu begini:
“yang penting mau sama saya”. Wakakakak.. ketauan banget
mindernya. Tapi ada juga kok yang pede. Atau keterlaluan pede.
Bagi perempuan.
Kalau mau dibikin simple juga bisa sebenernya. Tapi ya, banyak
tapinya. Gimana coba perempuan harus memulai? Pasang iklan? Jadi
pilihannya adalah: menanti dengan taat untuk dilamar, mengajukan diri
untuk dilamar atau pakai proposal pernikahan. Nah, tak tambahin lagi
ya.. yang banyak terjadi di lapangan itu, yang perempuan udah
berani2in diri buat mengajukan diri. Udah sampe bertapa ribuan tahun.
Trus jawaban lakinya cuman: “saya belum siap nikah”. Dong
deengggg. Kalo gitu, siklusnya kudu balik lagi. Cleansing lagi. Emang
perempuan itu lebih cepat dewasa ketimbang laki2. Bahkan ada ahli
psikologi yang mengatakan laki2 itu tidak pernah dewasa. Hwe he .. *aku kedengaran curcol nggak sih? Wakakakak.. percayalah ini hasil
riset juga.Nggak percaya? Baca ini.
Dan nggak kerasa
aku dah nulis 6 lembar. Ni review terpanjangku kayaknya. Semoga
review ini tidak membuat orang males beli bukunya. Menurunkan angka
penjualan dan memusingkan marketing penerbitnya. Yang pasti, akan
lebih puas kalau baca bukunya sendiri. Nah, jadi inget. Kalau ada
kelemahan di buku ini adalah tampilannya. Jadi aku melanjutkan baca
buku ini di bus menuju Tuban keesokan harinya. Berarti tanggal 1
Januari 2014. Liburan, dan aku memilih mengunjungi temanku yang
terbuang di pengasingan. Sewaktu baca di bus itu, aku mikir, ni buku mencolok
banget ya.. Berani taruhan, kalau laki-laki/ikhwan/ikhtong (ikhwan
sepotong) bakal ngumpet di kamar, dan mengunci diri kalau mau baca
buku ini. Bentuknya melebar (kayak buku dongeng), warnanya ungu,
judulnya gede (ya iyalah): JODOH DUNIA AKHIRAT, trus layout dalemnya
banyak yang di block warna pink dan banyak ornament love-love nya
gitu… ekekekek.. cute beuuudh deh. Kayak gini ni:
![]() |
Widya's colection on FB |
Well di bab akhir, penulis menceritakan
proses pertemuan dan pernikahan mereka berdua yang juga tak
sempurna. Tapi mereka berdua mengupayakan untuk terus berada di jalur
yang benar yang diridhoi oleh Allah, makanya mereka menikah. Hingga
mereka merasa perlu membantu orang lain makanya bikin buku ini, dan
buku sebelumnya. Bahkan bikin seminar dan workshop. He he..
Dan di awal tahun ini antara Januari-Februari, sudah ada setidaknya 6 pemberitahuan pernikahan ataupun undangan dari saudara dan teman. Beberapa tau cerita "behind the scene"nya dan benar-benar membuat terharu. Yang bener2 warrior perempuannya, sampe yang unbelieveble dan bikin heboh. Kapan hari juga baca TL ttg proses pernikahan Ust. Anis Matta dgn istri keduanya yang juga mengharukan. Poin yang bisa diambil dari situ, saat menjalani prosesnya itu (sebenernya si proses apa aja dalam hidup) harus ikhtiar bumi dan langit, jujur sama diri sendiri ttg apa yang dirasakan, ikhlas, menyerahkan hasilnya pada takdir yang sudah ditentukan. Lillahi ta'ala. *how wise :D
Ditulis buat ukhti-ukhti solikhah beloved, teruslah Merayu
Allah, Menjemput dalam Taat. Kalian baca ini dulu aja ya, karena aku juga minjem. Very helpfull insyaAllah. he he.. Selamat
berikhtiar.. :P
0 komentar:
Posting Komentar