Jadi, hampir bisa dipastikan, kemungkinanku untuk bisa
jalan-jalan di Lampung adalah ketika jadi pendamping anak-anak. Sekolah maupun
TPA. Haha… yaa.. Alhamdulillah ‘ala kulli hal.
Setelah tahun kemaren dapet seat gratis ke Pantai Mutun,
tahun ini Alhamdulillah pantainya ganti ke Sari Ringgung. Sebelum berangkat,
desas-desusnya pantai ini bagus. Ada masjid apungnya. Ada pasir timbulnya. Dan
ternyata itu benar semua saudara.
Kita berangkat hari Minggu, 7 Februari 2016. Pas Senin-nya
adalah perayaan Imlek. Tanggal merah. Waktu dimana banyak orang berpikir untuk
berlibur. Gak cuma itu, ternyata Februari ini adalah bulan Study Tour bagi
banyak sekolah di Lampung. Dan mungkin karena Senin libur, maka banyak sekolah
juga berpikir untuk melakukan study tour di tanggal 7 itu. Besides, banyak juga
yang berpikir untuk mengunjungi Sari Ringgung. Jadi, pantainya penuh sekali.
Masuknya juga antri. Sulit cari parkir dan tempat mangkal. Dan itu merubah
mood-ku. Haaa…
Terlepas dari mood, pantai ini bagus. Asli bagus banget.
Buening. Jenis pantai yang karang-karang di bawahnya bisa terlihat dari darat.
Pasirnya putih. Tidak berombak dan landai. Saking landainya, bahkan di tengah
lautnya pun ada pasir timbulnya. Semacam daratan pasir di tengah laut. Tapi
tidak terlalu lebar untuk bisa disebut pulau. Selain itu sekitar berapa meter
(aku jenis orang yang tidak bisa memperkirakan jarak) di tengah laut ada
beberapa rumah apung dan masjid apung. Maka dari itu, ada boat dan perahu untuk
menyeberang. Dari mas-mas yang nawarin boat, ternyata ada juga 4 spot untuk
snorkeling. 1 spot bayarnya 200ribu tanpinyaaa… Aku jadi mikir, itu snorkeling
atau diving? Karena aku sempat melihat gerombolan pelancong domestic yang
terlihat amburadul sedang mengangkuti tabung-tabung oksigen turun dari kapal. Entahlah.
Intinyamah gajadi nyoba semuanya. Ribet ngawasin anak-anak yang pada renang. Dari
anak-anak yang renang ini juga aku tau kalau di pantai ini ada ubur-ubur.
Beberapa dari mereka ada yang tersengat ubur-ubur. Oya, ada banyak perosotan
juga disana. Juga gazebo-gazebo kecil maupun besar.
![]() |
Mini Dermaga |
![]() |
Nungguin sandal .-. |
Di Sari Ringgung juga ada bukit lumayan tinggi (nggak tau
berapa tingginya). Namanya PUNCAK INDAH SARI RINGGUNG. Sudah di setting sedemikian rupa sehingga mudah didaki. Ada
gazebo juga di tengah bukit, yang sepertinya berisi café full music. Aku nggak
nengokin. Karena jalur ke gazebo ini beda dengan jalur pendakian. Iya, aku
mendaki bukit itu akhirnya. Sebagai kompensasi karena nggak bisa nyebrang. Katanya
dari sana kita bisa ngeliat Gunung Krakatau. Aku mendaki bersama Mr. Fajar (teman
sejawat di SD) dan si Ulfa (anak guru Agama di SD). Cuaca panas banget pas
naik. Dan aku pede banget. Ngerasa udah pernah naik gunung beneran 2 kali
walaupun nggak muncak. Haha.. tapi yang terjadi, sindrom kekurangan oksigen di
kepala menyerangku. Aku kayak orang yang mau pingsan. Aku belum pernah pingsan
beneran. Tapi sepertinya ya kayak gitu rasanya. Mata berkunang-kunang, badan
lemes, perut mual pengen muntah dan keseimbangan berkurang. Mirip orang mabok
kendaraan. Huh, orang sombong emang musti diberi pelajaran. Entah, itu
sebenarnya karena apa. Padahal sebelumnya udah makan, minum, dan merasa
bahagia. Tapi entah kenapa bisa bereaksi begitu tubuhku. Dan selalu pas naik
bukit yang nggak tinggi-tinggi amat. Sebelumnya aku pernah mengalami hal itu
pas naik bukit di Kelud. 4 bulanan sebelum meletus, aku pernah ke Kelud. Disana
ada bukit batu yang ada tangganya. Aku juga mau pingsan disana.
Setelah dipaksa (tengsin dong gue kalo nggak nyampe atas)
akhirnya nyampe di puncak bukit Sari Ringgung. Ada gubuk disana. Pemandangan
diatas bagus banget. Manusia yang lagi tumplek blek di bawah keliatan semua.
Keliatan seluruh bibir pantai, masjid apung, rumah apung, dan pasir timbul.
Karena airnya bening, kita juga bisa ngeliat dasar laut yang ijo-ijo biru toska.
Di sebelah… ngngng.. aku tidak yakin, tapi sepertinya Timur (berdasarkan arah
masjid apung yang ada di bawah) terlihat siluet abu-abu tipis membentuk
pyramid. Mungkin itu gunung Krakatau yang dimaksud. Jalan turun dari puncak
Sari Ringgung beranak tangga dan ada pegangannya. Disini aku masih turun
pelan-pelan.
![]() |
Masjid Apung dilihat dari Puncak Indah Sari Ringgung |
![]() |
Pasir di tengah lautan |
![]() |
Text yang ada di foto dibaca: Siluet piramid abu-abu ada di sebelah sana --> |
![]() |
Muka orang mau pingsan |
Yang kurang dari pantai ini adalah fasilitas kamar mandi
yang hanya ada satu blok berisi 4 atau 6 bilik. Aku nggak masuk kamar mandi,
males liat antriannya. Selain itu, alangkah lebih baiknya jika di pantai ini
ada semacam pos/ pusat informasi. Disitu disediakan katalog-katalog layanan,
merchandise original, dll. Sebenarnya ada sih bangunan seperti kantor layanan
tapi tutup. Selain itu hendaklah mengunjunginya saat bukan musim liburan, punya
waktu luang banyak dan bersama orang yang asik. Haha.. Karena butuh banyak
waktu kalau ingin mencoba semua wahana alam yang ada.
Jadi bagaimana kalau mau kesana? Hmmm inilah kelemahan orang
yang bepergian ikut rombongan. Nggak tau arah. Haha… Tapi pantai ini sejalur
dengan pantai Mutun. Kira-kira sekitar 30 menit dari pantai Mutun. Ada di
Kabupaten Pesawaran Lampung. Cobalah kapan-kapan..
0 komentar:
Posting Komentar