Minggu, 22 November 2020
Jumat, 20 Oktober 2017
Mari meneladani Zainudin dan Hayati_TKVDW the film
Kebanyakan dari mereka, tepatnyaa.. dua orang, yaitu sebut saja dia MM dan BB tak habis pikir dengan tokoh dalam film itu. Yitu Zainuddin dan Hayati. “Gara – gara patah hati kok sampe segitunya” kurang lebih seperti itu komentar mereka.
Gambar diambil dari sini |
Selasa, 05 September 2017
AADC 2 setelah purnama ke 17
Kamis, 10 Maret 2016
Go Visit Sari Ringgung Beach
Mini Dermaga |
Nungguin sandal .-. |
Masjid Apung dilihat dari Puncak Indah Sari Ringgung |
Pasir di tengah lautan |
Text yang ada di foto dibaca: Siluet piramid abu-abu ada di sebelah sana --> |
Muka orang mau pingsan |
Rabu, 24 Juni 2015
Note noted
Hua.Blog ini sudah banyak sarang laba-labanya
###15 Evaluasi & Pengingat untuk Para Entrepreneur
Muda Pemula:###
.
.
1. Hati-hati dengan publikasi dan ketenaran... akan ada
masa-masa media akan menghampiri atau orang-orang
mengundang jadi pembicara... ini adalah pedang
bermata dua... inget, kita bukan artis atau pembicara,
kita adalah pebisnis... jangan sibuk jalan-jalan, namun
bisnis gak jalan... jangan sibuk ngomong, eh sama
karyawan malah diomongin dari belakang...
.
2. Menang lomba tidak menggambarkan sehatnya
bisnis kita. Juara lomba diputuskan oleh orang luar dan
sifatnya subyektif dan bisajadi yang jadi penilai juga
bukan praktisi, atau lebih nyeseknya lagi, lomba adalah
kepentingan dari pihak yang punya lomba, entah
kepentingan PR, branding, atau CSR biar laporan pajak
aman... sebenarnya mereka juga tidak peduli
sepenuhnya sama bisnis kita. Ikut lomba boleh, tapi
jangan melupakan how to build business... karena kita
bukan sedang berlomba, tapi sedang berbisnis.
.
3. Kita bisa tahu bisnis kita sehat itu sederhanya dari
melihat 3 hal: laporan laba rugi, neraca, dan cashflow.
Laporan laba rugi memperlihatkan seberapa untung
bisnis model yang kita jalankan... neraca
menggambarkan seberapa banyak asset yang kita
punya... dan cashflow memperlihatkan seberapa liquid
perputaran uang kita. Kalau 3 hal ini aja gak ngerti,
disarankan jangan bikin bisnis dulu...
.
4. Stop ikut seminar-seminar, training-training ketika
sudah 2 tahun tidak ada perubahan. Bisajadi kita
sedang terperangkap oleh genjutsu (ilmu
mempengaruhi 5 indra) dari pembicara. Untuk tahun-
tahun pertama sangat disarankan untuk ikut seminar-
seminar dasar tentang bisnis. Tapi, trendnya, masih
banyak yang tidak keluar dari jeratan seminar-seminar
atau training selama bertahun-tahun, bahkan malah ini
jadi salah satu industri sendiri yang menjamur... mereka
yang ikut seminar berkali-kali sampai hafal materi
pembicara dan akhirnya nyoba-nyoba buka seminar
sendiri. Tadinya mau bisnis kuliner, eh malah jadi
pembicara bisnis kuliner yang jika dilihat dengan poin 3
di atas sebenarnya bisnisnya amburadul. Di lapangan,
orang seperti ini banyak.
.
5. Jangan kebanyakan foto-foto sama orang yang kamu
anggap sukses... dikit-dikit foto... dikit-dikit foto...
sambil nunjukin jempol sukses... why? karena jika
begitu terus kita akan terperangkap pada level 'kagum'
dan tak akan pernah naik ke level 'dikagumi'.
Bahayanya di sini adalah, kamu kagum karena
pencitraan mereka... coba lebih kenal dalam dengan
mereka, kamu akan menemukan banyak hal yang
berbeda dari pencitraan orang-orang yang kamu
kagumi. Islam telah mengajarkan untuk mengenal orang
yaitu dengan cara: menginap bersamanya minimal 3
hari, berpergian jauh bersama, dan berbisnislah
bersama mereka. Jika sudah dilakukan, barulah kagum
atau tidaknya menjadi objective.
.
6. Segera hilangkan rasa bahwa diri ini hebat. Dunia ini
gak seluas daun kelor aja... mungkin komunitas atau
lingkunganmu bilang kamu tuh hebat banget, tapi di
luar sana ada yang jauhhhhhh berkali-kali lipat lebih
hebat dari kamu. Mungkin, saat ini kamu disandingkan
dengan para orang-orang hebat di luar sana, tapi
sebenarnya belum pantas. Yang terjadi akhirnya
jebakan 'merasa hebat' muncul... ketika sudah muncul,
maka kita akan merasa ilmu, pengalaman, kejeniusan
kita telah berada pada level/ruang orang yang
sebenarnya lebih tinggi dari kita. Apa yang akan terjadi
jika hal ini muncul? kita tak akan pernah bergerak
kemana-mana.
.
7. Jangan cepet-cepet mau jadi boss atau menjadi
orang atas. Ada sindrom pada anak muda jenius
merasa layak untuk diberi tempat dan penghargaan ini
itu... karena jarang sekali di usianya tersebut bisa
begini dan begitu. Akhirnya muncul keangkuhan dan
menilai apa-apa dari kacamata sendiri. Sering mau jadi
nomer satu, harus dihargai berlebih... padahal
perbandingan yang dipakai bukanlah perbandingan yang
objective... jika muncul seperti ini, kita tidak akan
pernah mau belajar dari bawah karena merasa sudah di
atas sehingga susah untuk bekerjasama jikalau
diposisikan jadi bawahan. Padahal, jikalau hidup rata-
rata manusia 65 tahun, gak apa-apalah dalam usia 22
tahun jadi bawahan selama 5 tahun, kan saat usia 27
tahun sudah jadi sesuatu... so, 5 tahun itu sebenernya
bukan jadi bawahan, tapi belajar bagaimana jadi
atasan... dan masih banyak usia yang lebih produktif
untuk melakukan sesuatu hingga 65 tahun kan...?
.
8. Hati-hati dengan pendapatan yang akan didapat.
Ketika bisnis mulai bagus, biasanya pendapatan akan
mulai terlihat. Uang sering lho mengubah karakter
orang... hati-hati dengan hati kita yang berbolak-balik,
pagi jadi malaikat, sore udah jadi iblis... uang hanyalah
alat tukar, bukan tujuan... kembali lagi ke tujuan awal
kamu mau bisnis untuk apa, diharapkan bisnis yang
membawa manfaat ya... pendapatan boleh naik, tapi
gaya hidup tetap sederhana aja ya dan sedekahnya
justru yang dinaikin...
.
9. Hati-hati dengan provokasi "Keluar Kerja!", "Pakai
Otak Kanan! Gak usah mikir" dan jebakan-jebakan
semangat lainnya yang kadang menghilangkan akal
sehat... lagi-lagi ini pisau bermata dua... maksudnya
secara positif di sini adalah penyemangat bagi orang-
orang yang sudah siap untuk berbisnis tapi belum juga
berani full berbisnis... semangat ini bukan buat mereka
yang putus asa, gak punya basic, dan masih labil...
karena ketika memutuskan berbisnis itu cuma dua
kemungkinannya: tambah sejahtera dan tambah
bangkrut. Dan segala hal yang diputuskan tanpa
persiapan selalu gagal pada akhirnya. Bisnis butuh
banyak sekali persiapan: coba cari referensi sana-sini
dulu sebelum memutuskan. Karena sebenernya ya,
banyak banget karyawan yang gajinya ratusan juta dan
hidupnya tenang-tenang aja... jadi kalau jadi pebisnis
itu untuk dapet uang lebih banyak gak selalu benar,
karena jadi karyawan pun SANGAT BISA. Suka lucu aja,
ngeliat orang yang ngatain karyawan padahal gue tau
banget pendapatan dia gak ada sepersepuluhnya dari
karyawan yang gue kenal... kok malah terkesan
sombong ya provokasinya . Sebelum berpikir positif
atau semangat gak jelas, kedepankan dulu berpikir
tepat dengan akal sehat yang objektif.
.
10. FOKUS! walau akan banyak peluang yang
terlewat... ketika fokus kita akan belajar memahami
kuda-kuda yang kuat, kesabaran, logika, pola, dan
kesiapan ketika ada peluang yang datang. Fokus
berbicara kesiapan... kesiapan menerima peluang,
apakah kita sudah siap menerimanya? siap tidak siap
dibentuk dari kefokusan.
.
11. Lebih baik, kamu kerja dulu di industri yang akan
kamu bisniskan nantinya... karena ketika kamu kerja
dulu maka kamu akan melihat dari hulu ke hilir
bagaimana keseluruhan industrinya sampai akar-
akarnya... hal ini akan sangat memudahkan kamu
ketika nanti berbisnis. Tapi, jangan keasyikan sampai
lupa bahwa mau dibisniskan... Jikalau tidak mau, maka
carilah partner yang sudah tau industrinya sampai ke
akar-akarnya. Pertanyaannya, memang ada yang mau
sama bocah bau kencur kecuali kamu direkomendasika
n oleh seseorang yang sangat terpercaya? hihihi...
.
12. Bisnis berbicara tentang angka, bukan perasaan.
Jikalau ditanya sales berapa, jawab dengan "1, 2, 3"
bukan "Laku bangettt brooo!"... semua harus tercatat...
PENCATATAN dalam bisnis adalah akar, pelajarilah
akuntansi... ini ilmu sendiri yang harus dipahami...
kalau gak ngerti ini, jangan buka bisnis dulu deh... kalau
gak mau ngerti, ajak temen kamu yang ngerti... tapi
emang ada yang mau diajak sama orang yang males
buat ngerti?
.
13. Buatlah bisnis untuk memenuhi KEBUTUHAN pasar,
bukan KEINGINAN pribadi/tim... di sinilah riset
diperlukan... kalau di online kita punya tools semacam
Google Keyword planner tools, google trend, FB
audience insight, hingga paper-paper baik secara makro
maupun mikro. Butuh sekali riset mendalam, jangan
level asumsi "Laku deh!", "Dari mana lo tau laku?
datanya?", "Mmmm... ya laku deh! temen gue banyak
yang beli.."... jangan asumsi ya, karena lo bukan lagi
main sinetron lho, bisnis itu dunia real apalagi jadi
backbone utama, kalau lo gak dapet pendapatan ya lo
bakal sengsara... urusan bersyukur dan tawakal beda
yaaa.. jangan salah paham...
.
14. Perbaiki hubungan dengan orang tua... karena
percaya gak percaya orang tua punya sambungan
energi rezeki... jika hubungan dengan orang tua
tersumbat, maka aliran energi rezeki
juga akan
tersumbat. Jika ortu sudah meninggal, carilah saudara
terdekatnya dan minta maaf... coba dicek lagi, jangan-
jangan segala usaha, ilmu, doa, tim kompak tapi kok
masih mentok juga, bisajadi kamu masih terhambat
karena punya dosa sama orang tua... beratnya,
memang kamu akan malu bahkan ego pribadi masih
bilang "Ngapain! dia aja gak nganggep gue anak...", ya,
inilah kerasnya kehidupan... kamu harus terima,
percaya gak percaya, rezeki sangat bisa tersumbat
ketika hubungan dengan ortu buruk... segera deh,
sebelum mereka meninggal... ortu kalau udah
meninggal gak akan pernah datang dua kali . Eh
tambah lagi, sama suami dan istri juga bro, kelupaan
nulis soalnya gue belom punya pengalaman kalau
suami istri hehehe...
.
15. Jadilah SUBYEK jangan jadi OBYEK... kamu harus
sadari memiliki diri, memiliki kuasa atas diri sendiri...
ketika kamu sudah menyadari itu, akhirnya kamu bisa
menentukan jalanmu sendiri... berbicara bisnis, paling
penting adalah masalah leadership... bagaimanakah jadi
pemimpin yang baik... ketika kamu masih jadi obyek
yang disuruh-suruh (bisa karena kamunya memang gak
inisiatif atau karena kamu gak berani mengemukakan
pendapat), maka bisnismu tak akan pernah maju...
jadilah subyek, sadari kuasa atas dirimu... mulailah dari
inisiatif atas masalah-masalah yang terjadi di
sekitarmu, ambil masalah itu selesaikan jangan nunggu
disuruh, karena kita bukan pesuruh... tapi juga bedakan
ya antara leadirship dan boss ya... boss itu nyuruh-
nyuruh, kalau leader dia nyuruh pake teladan... bukan
"Nyapu lo!", tapi dia akan ambil sapu, nyapu dan timnya
akan ngerasa gak enak hingga "Pak, maaf, saya aja
yang nyapu.."... leader itu menggerakkan dengan
teladan...
.
.
Semoga bermanfaat,
Depok, 20 Juni 2015 // Ramadhan hari ke 2
@maulaozier. . . . www.Karoseriambulan.com
Senin, 16 Maret 2015
Pantai Mutun
Rabu, 10 Desember 2014
The things they carried
Kemarin saat pindahan Surabaya-Jogja-Lampung, packing barang-barang dan menemukan lagi buku dengan judul diatas. Buku yang belum selesai dibaca. Tulisan Tim O'brien. Beli dari taun jebot di pameran atau obral buku Gramedia, lupa! Yang pasti harganya murah.
Tim O'brien ini Veteran perang Vietnam. Terekrut karena wajib militer. Selesai dari tugasnya hidup damai di kotanya bersama keluarga. Kemudian menuliskan kisah-kisahnya selama perang secara fiktif_dia bilang begitu. Tapi aku yakin, sefiktif-fiktifnya pasti banyak yang sungguh-sungguh pernah terjadi.
Diceritakan secara garing dan datar luar biasa. Aku sampe mati bosan. Ini sebenernya juga belum selesai aku bacanya. Kurang 2 bab.
Bayangkan ada 2 atau lebih laki-laki (yang hidupnya keras) usia 40an. Duduk di kedai kopi atau angkringan. Mereka mengobrol sambil menerawang tentang kehidupan masa lalu yang penuh perjuangan sekaligus kekonyolan khas anak muda. Sambil sesekali menghisap rokok, menenggak kopi dan mengunyak kacang. Terbatuk, mendengus dan tertawa singkat, haha! Maskulin banget pokoknya. Yah begitulah kira-kira. Garing. Nggak asik.
Udah gitu, banyak kisah yang diceritakan berulang tapi dengan tujuan berbeda. Dengan sudut pandang beda. Sudut pandang ia waktu kejadian berlangsung banding sudut pandang saat ia menuliskan kisah tersebut. Kadang pengulangannya karna 2 tema berbeda. Satunya bicara tentang kematian. Satunya tentang keberanian yang banyak/ keberanian yang sedikit (pengecut).
Begitulah...
Tapi tiba-tiba, ada ide yang nyangkut di kepala gara-gara novel garing ini: bikin cerita kayak gini tentang relawan. Ha ha ha. Kalau dipikir-pikir, aku sekarang sedang ada di fase seperti O'brien saat menulis novel ini. Veteran relawan, tinggal kesepian di kota_desa_nya dan kurang kerjaan. Waha! Oh satu lagi, terlalu banyak kenangan untuk diendapkan begitu saja. Mweheee...
Lagipula, kalau diingat-ingat, meski aku sering nulis, aku jarang banget nulis tentang relawan. Di note FB kayaknya kurang dari 5. Di Blog sama sekali ndak ada. Kecuali tentang personalnya. Dan yang di FB itu lebih ke laporan kegiatan. Dan padahal kemaren ada lomba nulis cerita dari relawan. Temanya tentang berbagi. Aslinya pengen ikut. But have no idea.
Subuh-subuh bertapa mengaduk memori. Apa yang kurasakan tentang berbagi, slama ini, di relawan. Berharap bisa menimbulkan hasrat buat nulis. Tapi tidak terjadi apa-apa. Blank. Gelap! Kyaaa... Jadi curiga, jangan-jangan nikmat/hikmah berbagi selama ini belum pernah aku rasain. Kerasanya aku yang nerima banyak malahan. Kayaknya gitu. Hummm... Intinya nggak bisa nulis. Nggak ikut lomba dan nggak menang. Yeeee -_-
Jadi, tulisan-tulisan setelah ini adalah serial kerelawanan. Fiktif! Yang terinspirasi oleh kisah nyata dan akan segera difilmkan. Wohooo... Apabila ada kesamaan cerita/karakter/peristiwa itu adalah sebuah kesengajaan. Semoga ndak ada yang merasa dirugikan. Kritik dan saran bisa dikirim ke nunungnhd@gmail.com atau langsung aja komen :)
Sabtu, 06 Desember 2014
The rain will fall the rain will fall..
Hujan. Aku lupa, kapan terakhir kali sengaja menghujan-hujankan diri. Kalo ndak salah pas masih ngekos di Jogja di tempat jemuran :D
Kalau kehujanan di jalan sering. Pake atau nggak pake mantel. Atau pas ada kegiatan terus hujan padahal harus wira-wiri, hujannya ditabrak aja. Yang begitu juga sering. Nggak pernah mikir bakal kenapa-kenapa kalo kena air hujan. Kecuali barang-barangku yang bakal kenapa-kenapa kalau kena hujan. Kalo udah gitu milih nunggu sampe reda. Bersyukur banget kalo di tas lagi ada tas kresek. Barang masukin situ semua, baru dimasukin ke tas. Abis itu lanjuuut.
Aku punya kenangan yang pekat saat hujan. Tentang keceriaan, kepolosan dan jiwa tanpa bebannya kanak-kanak. Juga tentang kepasrahan sekaligus pengharapan yang sangat pada Yang Maha mengatur hidup. Meski masih kanak-kanak. Kenangan yang nggak akan pernah hilang. Kalau lagi nggak di rumah, trus hujan, trus inget kenangan ini bisa mewek dan kangen berat sama Babe.
Lama setelah masa kanak-kanak itu tak pernah memikirkan tentang hujan. Sampai saat pikiran suka mengejawantahkan satu-satu apa yang dirasakan. Dan yang terpikirkan saat aku abis kehujanan adalah, wajahku jadi seger dan berseri-seri. Semacam jadi agak cantik dikit. Huahuaaa... *tukan mau bikin tulisan melow gajadi
Alasan itu adalah alasan yang mirip dengan alasanku pake jilbab: Aku suka melihat bayanganku di siang bolong kalau lagi pake jilbab. Dengan kain menjuntai-juntai di kepala ala Annida. Ikon majalah muslimah waktu itu. Alasan yang aneh -_-"
Aku pernah cerita hal itu ke Bapak-bapak kantor, bahwa kalau lagi di jalan trus hujan aku malah menengadahkan kepalaku membiarkannya menyegarkan wajahku. Trus tau dong apa reaksi mereka. Iya, aku diketawain. Tapi biarin :p
Ada banyak lagu manis juga tentang hujan. Hujan-Utopia. Waktu hujan turun-SO7. Hujan jangan marah-ERK. Perempuan hujan-The Rain. Rindu pelangiku-Sherina. Menjemput impian-Kla Project. It's gonna rain-Ost. Samurai X. Tears drop in the rain-Lagu Korea gatau sapa yang nyanyi. Dan yang most Vavorito: The rain will fall-Mocca.
All that i need now
Is the rain to fall from the sky
To wash away my pain inside
All that i need now
Is the rain to fall from the sky
The rain will fall
The rain will fall
Hahaa.. Emang kalo mau nangis tapi nggak ketauan nangisnya sambil hujan-hujanan.
Kemaren abis hujan-hujanan di jalan. Senyum-senyum sambil ribut memanjatkan do'a. Salah satunya: semoga busi motornya nggak konslet dan bikin mogok lagi haaa... Sampe rumah disuruh nganter ibu kondangan. Langsung laksanakan tanpa ganti baju. Ikut masuk dan makan pake baju basah. Waaa...
Trus ini aku kutipkan tulisan kece badai tentang keberkahan hujan dari buku lapis-lapis keberkahan karya Salim A Fillah. Biar ni tulisan nggak cuma curhat doang. Hee...
Dalam hujan di lapis-lapis keberkahan, Nabi Shalallahhu 'Alaihi wa Sallam memerintahkan kita untuk mentauhidkan Allah sebagai satu-satunya yang kuasa menurunkan karunia. Tersunahkan ucapan: "Umthirnaa bifadhlillaahi wa rahmatih. Kami dikaruniai hujan dengan karunia Allah dan rahmatNya"; agar kita tak menisbatkan rintik ataupun lebatnya pada bintang ini dan gemintang itu. Inilah yang akan menderaskan lapis-lapis keberkahan di dalam tiap butir-butir air yang berdebur.
"Perbanyaklah berdoa di kala hujan turun," demikian 'Abdullah ibn 'Abbas Radhiyallahu 'Anhuma menasihatkan, "sebab ketika itu pintu-pintu langit sedang dibuka." Adapun doa asasi yang diajarkan Sang Nabi ketika hujan turun dalam riwayat Imam Al-Bukhari adalah ucapan, "Allaahumma shayyiban naafi'an. Ya Allah, jadikanlah hujan ini penuh kemanfaatan.
"Disunnahkan untuk berbasah-basahan dengan hujan ketika ia turun," demikian ditulia Dr. Nashir ibn 'Abdurrahman Al-Juda'i dalam At-Tabarrak Anwa'uhu wa Ahkamah," serta mengeluarkan pakaian, perkakas, dan kendaraan agar terkena hujan." Ini didasarkan pada hadits Anas ibn Malik dalam Shahih Muslim saat beliau menyaksikan Sang Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menyingkap pakaiannya agar air hujan mengenainya. "Kami bertanya," ujar Anas, "'Wahai Rasulullah, mengapa kau lakukan ini?' Beliau menjawab, 'Sebab hujan itu diturunkan dari sisi Rabbnya."
Demikian pula Imam Al-Bukhari mengetengahkan riwayat bahwa Ibn 'Abbas jika hujan turun, maka beliau memerintahkan agar pelana dan pakaian beliau dikeluarkan, kemudian beliau turut berhujan-hujanan sejenak sembari membaca Surah Qaaf ayat ke sembilan.
Dan sekarang, right here right now lagi huja. Kamar bocor. Ah biarin. Biar makin berkah :D
Ntms: apalin surat Qaafnya! Jangan lagunya :p