Jumat, 03 Oktober 2014

Tuban Bumi Wali



Mari kita lanjut untuk menceritakan apa yang masih kuingat tentang perjalanan. Bertebaran di muka bumi. Kali ini episode Tuban, karena kemaren dikirimin foto kece waktu ke Tuban sama fotografer pribadi: Jul :D

Aku 2 kali kesana. Di sekitaran bulan Desember 2013 dan bulan Mei 2014. Pertama buat menghibur hati Jul yang baru seminggu tinggal disana sendirian. Kunjungan kedua buat menghibur diri. Buang ingus :V

Di kunjungan pertama aku tour ke: Goa Akbar, alun-alun Tuban, lewat Masjid besarnya Tuban tapi nggak mampir, dan ke makam Sunan Bonang.

Di kunjungan ke dua, aku ke Pantai Boom, ke halaman Masjid Besar Tuban buat berteduh (*itu kenapa aku ga masuk juga ya), ke alun-alun juga pastinya, ke sentra Bathik Gedog dannn ke Air terjun Nglirip. Huehueee...

Yeaah.. Jadi Tuban itu salah satu tujuan wisata reliji di Indonesia. Tuban dikenal dengan julukan: Bumi Wali. Buminya para wali. Maka nggak heran, kalau Tuban nggak pernah sepi dari kunjungan turis domestik. Orang islam di Indonesia masih memelihara tradisi ziarah ke makam-makam wali-wali yang dianggap menyebarkan agama islam sehingga bisa berkembang seperti sekarang. FYI, bahkan orang-orang di tempatku tinggal, di Lampung sini juga sering mengadakan paket perjalanan rombongan u/ ziarah ke makam-makam Sunan di Jawa.

Kalau di Tuban ritus yang dikunjungi yaa Makam Sunan Bonang. It is my first time to visit a Sunan grave. Babe orang Jogja dan islamnya yang islam aja. Ndak ada pengkhususan. Nggak pernah mengenalkan tradisi ini di keluarga. Ibu orang Kudus, dan disana juga ada makam wali: Sunan Kudus dan Sunan Muria. Tapi kalau ke Kudus nggak pernah diajak ke sana. Usut punya usut keluarga Ibu juga nggak pernah ngenalin tradisi ini.

Jadi, waktu aku masuk gerbang kompleks makam yang pendek banget itu, aku beneran kayak turis yang nggak tau apa-apa. Sibuk ngamatin aktifitas orang dan tulisan-tulisan petunjuk disitu. Orang-orang yang kebanyakan berombongan. Baju dominan putih dan yang laki-laki bersarung. Mereka membawa bekal selayaknya orang pergi piknik. Ada yang sibuk lalu lalang, ada yang duduk-duduk santai. Mungkin ritualnya sudah selesai.

Trus dengan cengoknya tanya sama Jul: "Trus kita ngapain Jul? Apa yang dilakukan kalau orang ziarah?" heuheu :3
Jul menjawab dengan jawaban diplomatis. Dia ini orang Bojonegoro yang walaupun gak punya ritus seperti makam sunan, tapi budayanya sama. Mereka peziarah juga. Tapi kalau Jul itu udah jadi produk yang agak moderat. Niatnya lebih ke... yaitu, ziarah dan napak tilas. Supaya kita tau sejarah penyebaran islam dan bertrimakasih pada para wali itu, karna melaluinya ajaran dari Allah dan Rasulnya ini bisa tersebar dan sampai ke kita.

Aku aaaa oooo ao aja. Soalnya banyak yang semacam cari 'berkah' gitu disini. Gitu kata jul. Yah yah, mungkin manusia itu merasa terlalu hina dan ga pantes untuk langsung minta sama yang punya hidup. Jadi nyari perantara. Biar nyampe. Heuheu. Logika perantara.

Disitu, kita sempat jadi pusat perhatian karna bawa-bawa kamera dan sibuk jeprat-jepret. Dan kemudian baru sadar, kalo emang diantara pengunjung nggak ada yang melakukannya. Haaa... jadi keki... beneran sok turis ni.

Sempet jalan ke pusat aktivitas ziarah. Tempat orang berkerumun dan memanjatkan do'a. Sempet terpikir mau gabung. Tapi aku do'a apa ya? haha... Kalau do'a yang seperti disarankan Jul kan udah tadi dalam hati. Dan do'anya nggak panjang dan harus berlama-lama duduk disana. Jadi akhirnya ga jadi. Kita keluar dan menikmati jalan-jalan di pasar dekat makam. Liat-liat sarung-sarungnya, bathik dan jajanan-jajanan. Liat doang :3

Oya. Sunan Bonang itu adalah Sunan yang pertama kali membuat alat musik yang sekarang dikenal dengan Bonang. Ituu alat yang bentuknya kayak kuali2 padat dari logam dan cara mainnya dipukul-pukul.

Sebenernya, sebelum ke makam, kita ke Goa Akbar dulu. Tapi aku bingung mau cerita apa. Karna yang diceritakan Jul tentang Goa itu aku lupa semua. Haha. Ingetnya malah detail guanya. Seperti kebanyakan gua lain (*kayak pernah masuk gua lain aja). Dia lembab. Warnanya coklat2 keemasan. Ada stalakmit-stalaktitnya, tapi seingetku nggak yang buanyak gitu. Udah dibikin jalur buat pejalan kaki. Bahkan dikasih pembatas yang juga buat pegangan. Di salah satu ceruk, ada kura-kuranya (*kura2 apa penyu ya?) ada ikannya juga. Trus di tengah2 gua ada bagian yang luas dan ada bolongan tembus ke atas. Tapi disitu bauk. Bau kotoran. Kelelawar atau semacam kalong mungkin. Trus pas deket pintu keluar ada batu prasasti. Kalau nggak salah tulisannya itu keterangan kalau disitu semacam tempat pertapaan.

Kata Jul, gua ini kalo di telusur-telusur bisa sampe gua maharani yang ada di Lamongan. Yang deket WBL.

Goa akbar ini letaknya ada di bawah pasar baru Tuban yang ada di jalan raya Surabaya-Semarang. Di depan pasar adalah tempat parkir bus-bus wisata. Yang mau ziarah ke makam Sunan Bonang parkirnya disini. Biasanya dalam paket wisatanya termasuk mampir ke Goa Akbar.

Dari parkiran ke makam Sunan Bonang sebenernya agak jauh. Dekat dengan alun-alun Tuban dan Masjid Agung Tuban. Tapi meski jauh, masih bisa ditempuh dengan jalan kaki. Seperti yang kulakukan sama Jul.

Bersambung~
Share:

0 komentar:

Posting Komentar