Sabtu, 18 Oktober 2014

10 investasi cerdas

Judul: Investasi Cerdas -10 pilihan investasi berdasarkan jenjang karier dan kemampuan keuangan-
Penulis: Arif Rahman
Penerbit: Gagas Media
Tahun Terbit: 2011
Tebal: 194 hal

Widiiiih, baca buku beginian =D
Ini buku yang pragmatis opportunis! haha... yaampuuun, enggak ding.

Well, i've got this book as a doorprize. Jadi pas itu sekitar tahun 2012an kan ada festival buku IKAPI gitu di Mandala Bhakti Wanitatama. Salah satu acaranya tu bedah bukunya Alvin Adam yang judulnya: Just Alvin! The Untold Story, terbitan Gagas Media juga. Tadinya aku ragu mau ikut. Trus gerimis. Aku berteduh di emperan gedung antara balai kunthi sama balai shinta. Dimana tenda tempat acara ada di depannya. Pas sesi tanya jawab, iseng nunjuk tangan. Dan karena posisi jauh dari panggung makanya berani. Soalnya nggak keliatan. Soalnya aku ga yakin sama pertanyaanku. Eee... kok ditunjuk sama MC. Yaudah, kulontarkan pertanyaan absurdku dan bener aja mas Alvin Adamnya bingung & jadi nasehatin aku, kalau nanya tu yang jelas :3

Tapi terus dapet buku ini + tas + pin Just Alvin. Haha, lumayan. Trussss bukunya ngangguuuur lama. Sampe kemaren mikir buat investasi because of i'm going to pailit. Dan butuh belajar duluk. Dan ternyaata,, bukunya bagus gilak! Huaaa...

As seen on the tittle, buku ini adalah tentang kiat2 investasi. Bentuknya, tahapannya & caranya. Kalau ngomong investasi kan kayaknya uwow bingit. Kayaknya itu kerjaan orang "turah duit". Padahal ga juga. Itulah kelebihan buku ini. Penulisnya menjabarkan tahapan investasi bahkan saat kita gapunya duit/pemasukan u/ investasi. Dan gara2 itu aku jadi jedot2in kepala $&(@)-&%%-+(()). Kenapa ga baca buku ini dari duluuuk. Haaa... ~Woeee gaboleh nyesel woee.. yang lalu biar berlalu, emang jalannya harus begitu :p

Jadi gini. Menurut mas Arif Rahman ini, tahapan investasi bisa direncanakan & disusun berdasarkan tahapan kehidupan. Diitungnya pas dari SMA. Tahap dimana seseorang udah mulai mikirin realitas kehidupan kali yee...

Ada 5 tahapan atau fase disini, yang sebenernya mau aku bikinin tabel biar enak ngertiinnya. But,, because of aku nulis blog ini di HaPe, jadi agak ribet urusan. Hem.
Jadi ditulis outline aja ya niii...

FASE 1: ACADEMIC EDUCATION
Visi: Belajar berorganisasi
Misi: Mendapat pekerjaan layak (khususnya dari sisi finansial)
Perkiraan rentang waktu: 3 th SMA, 1-4 th kuliah.
Durasi pengelolaan waktu (dalam sehari): 4-6 jama kuliah/sekolah
Proporsi sumber penghasilan: 0% gaji, 0% pendapatan lain-lain
Sumber pendapatan: 100% orangtua (pada kebanyakan orang)
Strategi investasi.

FASE 2: FULL TIME EMPLOYEE
Visi: Mendapat penghasilan besar
Misi: Mengenal sistem kerja perusahaan besar.
Perkiraan rentang waktu: 2-4 th
Durasi pengelolaan waktu (dalam sehari): 7-9 jam kerja
Proporsi sumber penghasilan: 100% salary, 0% pendapatan lain-lain
Sumber pendapatan: Perusahaan tempat kerja.
Strategi investasi: Tabungan, asuransi investasi.

FASE 3: EMPLOYEE WITH ADDITIONAL INCOME
Visi: Mendapat penghasilan tambahan, Memproduktifkan waktu
Misi: Mengumpulkan
Perkiraan rentang waktu: 2-4 th
Durasi pengelolaan waktu (dalam sehari): 7-9 jam full time employee, 3-4 jam bussines/self employee
Proporsi sumber penghasilan: 80-90% salary, 10-20% penghasil tambahan
Sumber pendapatan: 60-80% perusahaan tempat kerja, 20-40% side job
Strategi investasi: MLM, waralaba, deposito.

FASE 4: EMPLOYEE WITH OWN BUSINESS
Visis: Mempersiapkan passive income
Misi: Membangun sistem
Perkiraan rentang waktu: 2-5 th
Durasi pengelolaan waktu (dalam sehari): 7-9 jam full employee, 3-4 jam business/self employee
Proporsi sumber penghasilan: 50-80% salary, 20-50% penghasilan tambahan
Sumber pendapatan: 50-80% perusahaan tempat kerja, 20-50% usaha
Strategi investasi: Own businesa, Emas

FASE 5: INTREPRENEUR & INVESTOR
Visi: Mengembangkan sistem
Misi: Quit job
Perkiraan rentang waktu: < 1th
Durasi pengelolaan waktu (dalam sehari): Full time entrepreneur
Proporsi sumber penghasilan: 100% own business & investasi
Sumber pendapatan: 100% own business & investasi
Strategi investasi: Properti
Financial atau pasar modal: Saham & obligasi, reksa dana.

Haa.. menarik ya?! well planed! Andai hidup bisa sebegitu lurus. Hueee...

Well, well,, ada nasehat penting yang disampaikan oleh penulis terkait tahapan2 itu. Beliau menyarankan untuk tidak melompatinya. Misal, habis tahap 1 langsung ke tahap 4. Karena merasa passionnya di bisnis dan gasuka terikat, dll.

Hal itu boleh, kalau kamu misalnya udah punya bisnis keluarga turun temurun & kamu sudah terlibat di dalamnya. Atau, kamu cukup gila (baca berani) u/ melakukan itu. Aku punya beberapa teman yang melakukan itu, bahkan kuliahnya ditinggal dan yaa... bisa berhasil juga. Dengan penuh perjuangan tentunya. Bahkan Bapakku juga nggak pernah kerja sama instansi manapun. Tapi emang butuh ketahanan luarrr biasa, heuheu... Bukan cuma kamu yang kudu kuat, tapi juga orang2 disekitarmu \_^^ Tapi kalau kamu rakyat jelata dan tak cukup gila, jangan deh! Bukan gaboleh, tapi apayaa... cobalah u/ bersabar sedikit. Kalau kata Mario Teguh tuu... menunda kesenangan.

Emang kita harus jadi kacung dulu gitu. Kacung berkualitas. Sehingga dapet gaji layak. Sehingga bisa dikumpulin buat modal.

Selain itu, menurut penulis, dengan bekerja di perusahaan/lembaga, kita juga bisa belajar. Menyerap segala ilmu u/ menjalankan usaha langsung sambil melakukannya. Dapet gaji pulak. Belajar manajemen dan perilaku organisasi. Selain itu, juga u/ membuat "jaringan" pertemanan yang pasti bermanfaat kalau nanti kita buka usaha sendiri.

Daan (ngomongnya kayak VJ MTV),, seperti yang tertera di rincian fase itu, kita harus menentukan tenggat waktu berapa lama mau jadi full time employee.. Idealnya yaa.. seperti yang disarankan penulis. 2-4 tahun.

Di tahapan ini, pilihan investasinya ada 2, seperti yang di tabel: Tabungan dan asuransi. Katanya, angka keterbukaan masyarakat terhadap asuransi ini masih sangat kecil. Masih asing. Termasuk aku jugag! Masih merasa itu nggak penting. Tapi kata penulisnya itu penting.

Waktu dulu belajar asuransi kesehatan di kampus, aku dapet pengertian yang bener tentang asuransi: pengalihan resiko. Trus secara asal mikir, gimana kalau disubtitusi ke InShod ajja? Kalau berdasarkan teorinya YM, itukan ntar bakal balik huehee.. Tapi emang gaada itung2annya. Emang gaboleh diitung sih, dan beda tujuan. Tapi In Shaa Allah lahyaa.. Kalau nolong orang lain ntar pasti ada gilirannya kita ditolong dengan cara super duper gak masuk akal sekalipun =D Jadi yaa.. sukasuka masing-masing lah yaa..

Fase 3 ni oke! Tetep kerja dan muterin uang tabungan buat usaha sampingan, yang nggak ganggu kerjaan utama tentunya. Strateginya usaha tambahan sekaligus investasinya: MLM, waralaba dan deposito. Kalau jaman sekarang mah bisa lebih variatif kayaknya. Misal: Jualan onlen slama nggak ganggu kerja. Atau jual apa gitu, yang target marketnya temen kantor. Modalnya dari mana? yaa dari uang tabungan dari fase 2. Kalau yang dicontohin penulis berdasar pengalaman itu, dia menawarkan diri u/ jadi distributor majalah yang baru launching. Tiap bulan dia terima terbitan baru dan mengantar ke agen2 besar. Dia dapet 35% komisi. 20% dia kasih ke agen, dan dia dapet 15%. Cuma butuh 1-2 jam sehari buat jalanin usahanya itu. Hee.. Trus juga ngajar bimbel di sore hari. Inimah double job. Yaa... kamu bisa ukur diri dan kemampuan lah ya.. Intinya, ada penghasilan di luar gaji bulanan.

Yang ditekankan kenapa milih waralaba/MLM adalah karena kita bisa memiliki bisnis tanpa repot memikirkan sistem, set up, bahan baku dll. Tinggal jalan aja. Disini tertera daftar pewaralaba yang aman dan cukup terjamin. Daftarnya bisa dilihat di abeemanagement.wordpress.com dan daftar MLM yang terjamin juga bisa dilihat di www.apli.or.id.

Untuk MLM ini juga jaman sekarang banyak pilihan yang bahkan ada lembaga zakat yang pemasarannya mirip MLM. Kamu bisa daftar tuu.. Beberapa temanku yang merupakan relawan lembaga zakat itu banyak yang melakukan. Dan hasilnya lumayan. Huee..

Banyak juga MLM yang jual produk yang bener2 bermanfaat & kita ikut mengkonsumsi. Jadi konsepnya menebar manfaat. Kayak: HPA, Avail dan produk2 kesehatan lain.

Trus ada deposito = menabung. Tapi, uangnya akan dikelola Bank, sehingga nasabah dapet bunga yang lebih tinggi dari bunga tabungan biasa.

Fase 4 ini sudah punya bisnis sendiri tapi tetep kerja reguler. Bentuknya bisa usaha sederhana & menengah. Yang dijalankan orang lain & fungsi kita adalah pengawasan. Atau usaha kerjasama dengan orang lain dan kita sebagai pemilik modal. Investasi yang disarankan di fase ini adalah emas. Ini yang lagi kupikirin :)


Trus,, yang terakhir fase 5. Ini udah jadi pengangguran bermatabat. Mwehehee... Bisnis udah jalan. Tinggal ngawasin. Nah disini mau berhenti kerja sah-sah aja. Full time ngurusin bisnis & pengembangan atau jalan2 ngabisin duitt. Haa... Fantashiru fil ardh. Bertebaran(lah) di muka bumi. *ga apal shorofnya

Di fase ini penulis menyarankan strategi investasi juga. Untuk tahap ini dimana seharusnya kita punya modal gede, strategi investasi yang ditawarkan adalah properti, tanah/bangunan. Beli tanah, dijual lagi atau disewakan atau dibuat ruko trus disewakan atau dibuat kosan dst. Yang artinya tiap bulan udah tinggal nerima duit tanpa perlu repot. Trus juga disaranin untuk mulai ikutan main di pasar modal lewat saham/obligasi/reksadana. Aku gabisa jelasin ulang, because of aku juga pusing buat ngertiinnya.

Nah, sekarang mari kita hitung total waktu/umur untuk sampai jadi pengangguran bermartabat. Pake waktu yang maksimal deh dan mulai dari lulus SMA. Nih ya:
Fase 1: 4th
Fase 2: 4th
Fase 3: 4th
Fase 4: 5th
Fase 5: 1th
Total: 18th.
Rata-rata kan pada lulus SMA umur 18 yak? Brarti di umur 36 orang yang mempraktekkan metode ini udah bisa jalan2 backpackeran around the world. Hwaaa...

Nah. Cuma, sebagai sebuah contoh kasus yang terdekat, setelah aku baca2 buku ini & evaluasi diri sendiri, sebenarnya hal-hal yang disampaikan penulis itu udah suka kepikiran dari dulu. Cuma gak dilakuin. Hahaa... Mungkin karna udah nyaman sama kondisi yang lagi dijalanin. Dan gaada niat untuk "mendapatkan lebih". Bahkan sebenernya kalo dipikir2 aku kemaren lebih parah. Bukannya invest, malah suka devisit. Haaa... *jedotjedotjedot

Dan udah ngelakuin sih sebenernya. Cuma ga serius, ga istiqomah dan ga pathek niat. Bahkan dari SD sih malahan aku udah bisnis hwaaa... Tapi yaitu sekedarnya aja. Intinya, gak pernah serius. *jedotjedotjedotlagi

Sepertinya banyak juga orang yang masih kerja untuk langsung habis dikonsumsi. Begitu terus. Jadi BEP terus idupnya. Itu makanya penting kali ya untuk punya financial mindset. Jadinya penulis disini bikin bab pembuka yang judulnya financial mindset. Walaupun disampaikan secara kaku. Yaitu, pertama-tama penulis menjabarkan dulu tentang konsep laporan keuangan atau financial statement. Jadi, sampai dengan 35 lembar awal buku ini kayak buku akuntansi ieuuuuu... Pake neraca-neraca keuangan kayak dulu yang diajarin guru akuntansi pas SMA. Aktiva tetap, aktiva lancar dst.

Pas ditengahnya penulisnya tanya: Dimanakah posisi keuangan anda? Selisih akhir antara pendapatan dan pengeluaran Rp. 0. Apakah neraca keuangan anda berada pada kondisi serupa?
"Yaaa... bahkan lebih buruk" jawabku *senyum masygul.

Kalimat yang sebenernya kurang provokativ.

Beneran deh, buku ini kayak diktat kuliah akuntansi. Haha.. Dan financial statement/laporan keuangan yang tadi aku ceritain, ada sampai dengan bab terakhir. Jadi emang bakalan keliatan banger cash flow-nya. Saldo akhirnya. Investment-nya. Juga perkembangan bisnis yang ditekuni dari segi financial \(^-^)/

Mungkin bagi orang yang ga sengaja dapet buku ini & kemudian harus membaca adalah orang yang beruntung karena dapet ilmu. Tapi alangkah baiknya kalau buku ini dinikmati sama banyak orang. Packaging & tagline buku yang lebih memikat. Misal:

Get your financial freedom at 36th

Bebas financial di usia 36 th

Sebuah cara paling efektiv untuk membengkakkan pendapatan pribadimu.

Atauuuu,, apa kek! haha..

Hal lain, yang agak gimana adalah: financial mindset yang dipake sama penulis di sini adalah ekonomi konvensional. Makanya dia saranin untuk menabung dan memperhitungkan bunga. Deposito, obligasi dst yang semua ada bunganya. Ini bakal langsung terkoreksi sama orang yang lebih memilih ekonomi syari'ah. Dan jadinya mengganti-ganti tempat menabung di Bank Syari'ah (*lepas dari beneran syar'i atau enggaknya) atau di BMT. Kan sistemnya bagi hasil :D

*Trus pas baca bagian invest emas, jadi inget dulu pernah pengen baca buku terbitan Asma Nadia Publishing House yang Think Dinar! Jadi sekarang inget buat pengen lagi. Pengen doang :D

Hal lain yang kurang disini adalah alternative investasi dan usaha yang masih terbatas, padahal kalo setauku, banyak pilihan lain yang selain buat investasi kita juga jadi dukung ekonomi kerakyatan.

Truuuus yang nggak kalah penting, penulis juga nggak nyantumin variabel penting dalam siklus hidup umat manusia: menikah dan beranak pinak. Jiaaahaha..

Kan di tiap fase penulis cantumin perkiraan financial statement yang cash flownya bersambung dari fase 1 - 5 tuuuh.. Tapi usernya cuma seorang. Padahal rata-rata orang itu menikah pas lagi di fase 2. Yang itu akan sangat mempengaruhi laporan keuangan. Karena pemasukan sama, tapi pengeluaran bengkak luar biasa. *Itu kalo dipikir linear -_-. Padahal yaa.. bisa juga jadi nilai tambah tauk. Misal, kalau pasangannya juga kerja atau si pasangan "dijadikan" pelaksana dari bisnis sampingan yang telah direncanakan *ini hier pasangan apa karyawan haa...Kan pasangan visioner ggggg... :')
Kalo logika syar'i *ceileee, harusnya yakin rejekinya nambah. Kan rejeki dua orang dihimpun jadi satu. *fyuuuuu ~(^_^~)

*Truss masak pas nulis ini Om Mario Teguh presentasi yang judulnya: Laki-laki bawang. Yang makin dikupas makin bikin pedih. Makin dikenal malah makin bikin nangis. Hwaaaa... akukan suka bawang :'(( dan pernah bikin puisi absurd ttg ini* Abaikan!

Atauuu, asumsinya kalo ngikutin rencana ini secara kaku, maka baru akan menikah umur 36. Akkkkk... ntar udah bathuk bhathuk, anak baru masuk SD.

Ya nggak lah yaa.. mungkin ini memang batasan pemaparan yang udah ditentuin sama penulis. No variabel pengganggu! Apapun itu bentuk dan namanya. Bagusnya emang ga cuma cerita gampangnya aja sih disini. Ada resiko yang dijabarkan juga dan maka harus dihitung.

Soal pasangan hidup, anak, hadiah, musibah dll. Yaa.. kalo sama ngitung itunya ntar jadi panjang bahasnya. Heuheu.

Haa.. hidup itu penuh kejutan. Syukur alhamdulillah kalo bisa well planed dan well done kayak yang dicontohin penulis. Gak pake acara main, mbleot sana, mbleot sini, kejedot sana, kejedot sini, jatuh disana, jatuh disini, jatuh hatinya *uppppssss :#

Etapi yaa.. hidupku yang banyak mbleot-mbleotnya ini juga kalo kuinget harusnya bisa kok sambil ngelakuin seperti yang disaranin penulis.

Lulus umur 22 (*iniaja udah mbleot setaun. Tapi untungnya semacam punya cadangan. Karena sekolah kecepetan). Belum wisuda udah kerja *how lucky! Kerja ini 2 tahun. Yang 1,5 tahun gausah diitung, ada kewajiban yang harus dipenuhi. Investasi bergerak, haha!

Jadi, harusnya punya waktu 5 bulan untuk menjalankan rencana di fase 2. Nabung! nabung doang. Tapi ini nggak terlaksana kecuali yang ditabungin sama lembaga untuk jadi semacam "pesangon" waktu selesai kontrak. Jadi cuma bisa cengok. Tapi terus bahagia lagi waktu liat tumpukan buku belum terbaca. Hyahahaaa...

Udah ah. Just do it, just do it!
Share:

0 komentar:

Posting Komentar