Sabtu, 04 Januari 2014

Review buku JODOH beneran =)

Judul: Jodoh Dunia Akhirat—Merayu Allah, Menjemput dalam Taat
Penulis: Ikhsanun Kamil & Foezi Citra Cuaca (ada tambahan keterangan di bawahnya di sampul: Romantic Couple wkwkwk)
Penerbit: Mizania
Tahun terbit: 2013
Tebal: 288 hal
Perolehan: Dipinjemin Mbak Wid

“Jengngng, dirimu harus baca buku ini!” beberapa kali temanku itu (Mb.Wid) menyuruhku membaca buku ini. Bahkan memotret dan mentag buku ini di FBku. Akunya W.O.L.E.S. Masang muka kayak gini ni : -_____-. Hello.. please deh, guwe udah kenyang baca buku begituan. Dari yang ditulis ustad sampe praktisi psikologi pernikahan luar negri. Dari Salim A.Fillah sampe siapa tu yang nulis Mars & Venus. Apa bedanya? Lagian seumuran kalian ini (aku nggak termasuk ya) sudah waktunya mempraktekkan! Membaca buku begitu disaat sudah seharusnya mempraktekkan itu menambah penderitaan. Kataku, tapi dalam hati saja. Hee..

Sampe kemarin, entah kesambet apa, merasa perlu untuk baca buku ini. Gggg.. Yah, dan disuatu malam, saat aku curiga Indonesia sedang diserang tentara sekutu atau pemberontak dari negerinya sendiri aku terbangun. Gilee ni taun baru di Surabaya kenapa segininya si? Bunyi petasan memekakan telinga. Wiiiiing… jedor jedor jedor jedor.. Wiiiiing… jedor jedor jedor jedor.. Beneran kayak bunyi peluru. Dan di saat nggak bisa tidur itulah aku baca buku ini. Tengah malem menjelang jam 00.00. Ini ngaruh, soalnya di Bab awal-awal isinya pembaca disuruh muhasabah. Koreksi diri. Jadinya tersinggung kemana-mana deh.. ha ha..

Well well, jadi saya akui buku ini beda sama buku bertema pernikahan yang lain. Kalau buku pernikahan yang dibikin ustad-ustad itu ya pembaca bakal terkompor-kompori buat nikah muda. Karena emang bukunya provokatif abis. Gawatnya, kalau udah terkompor-kompori tapi tetep bingung gimana merealisasikannya, jadi galau. Galau, galau, galau. Nah kalau buku ini, seperti yang saya sampaikan diatas, pembacanya diminta untuk terlebih dahulu menengok kembali niat yang mungkin belum lillah. Juga cara-cara yang mungkin belum biidznillah.

Formula yang dirangkai oleh penulis untuk “menjemput jodoh dunia akhirat” ini ada 3 langkah:
  1. Cleansing
  2. Upgrading
  3. Selecting
Sebelum membahas itu, pembaca diajak dulu untuk “menikahi penantian” (cieee, aduh jadi mules). Katanya: jangan Cuma menanti pernikahan, tapi nikahilah penantian dulu. He he.. Analogi yang disampaika penulis begini:

Bila kita menabung di Bank yang pengunjungnya ramai setiap hari, hal yang harus kita lakukan adalah mengambil nomor antrian dulu, kan? Mengambil nomor antrean adalah komitmen kita untuk bersabar sampai batas waktu giliran nomor antrean kita dipanggil, agar kita “sah” untuk mendatangi teller dan menabung yang kita disana. Apa jadinya kalau kita tidak mengambil nomor antrean? Tentu sampai Bank tutup pun kita tak akan pernah mendapat giliran untuk bisa mendatangi teller, kemudian menabung. Kecuali bila petugas Bank berbaik hati menjadikan kita pengunjung terakhir atau diingatkan oleh satpam.
Lalu, apa jadinya bila telah mengambil nomor antrean tapi kita melakukan hal-hal di luar prosedur? Missal, menyerobot nomor antrean, meninggalkan bank sejenak hingga nomor antrean lewat, atau melakukan tipudaya licik agar nomor antreannya disegerakan. Tentu, boleh jadi kita didenda, nomor antrean di pending, atau malah ditolak untuk melakukan transaksi. Gitu! Araso!?

Nah, ngapain aja selama masa “menikahi penantian”? Pertama, mantapkan hati dulu bener2, beneran udah mau nikah? Nggak takut terbatasi, nggak takut cerai? Ha ha.. kok jadi horror. Mungkin maksudnya disini adalah buat ngecek niat.. Ya! jadi langkah kedua, luruskan niat. Hemmbb,, kubuatin table aja ya langkah2nya. Gini ni..

Tabel ceklist dalam masa “menikahi penantian”
No
Langkah-langkah
Item ceck
Ceck it!
Ya
Belum /Bukan
1 Mantapkan hati Beneran mau nikah?



2 Niat nikah Karena bosan sendiri



Pengen kabur dari rumah



Panas dan terhasut euphoria menikah



Iri sama yang sudah menikah



Menjadikan menikah sebagai perlombaan/pembuktian



Terlanjur jatuh cinta pd “dia” yg membuat jadi ingin menikah (jleb!)



3 Urai penghambat menikah Orangtua



Keluarga dan adat istiadat



Kemapanan (biasanya cowok ni..)



Trauma masa lalu



Jodoh (jleb, jleb!)



4 Sudahkah benar cara cari jodoh Pacaran



HTS (hubungan tanpta status. Jleb, jleb, jleb!)



Ta’aruf asal (kyak beli kucing dlm karung)





Nah, baru beranjak ke Bab selanjutnya: Cara benar cari jodoh

Cleansing: Karena bisa jadi jodoh kita itu terhijab oleh kesalahan2 atau dosa2 kita hii…
  • Dosa diri
Disini ada dua permbahasan atau contoh. Pertama, Cidaha (cinta dalam hati). Asli, baru tau singkatan ini. Kasus, kayak gini banyak ya kawand? Terutama Perempuan. Tapi kalo menurut riset penulis, Pria juga banyak og. Bedanya itu Cuma masalah keliatan atau nggak keliatan. Yaah, kalo perempuan itu kan lebih ekspresif, suka cerita gitu deh. He he.. Menurut riset penulisnya juga, hal ini ngaruh banget boi. Perlu banget buat diselesaikan. Maafkan diri sendiri trus minta ampuuuun sama Allah. Karena bisa jadi kita telah menduakan atau malah me-multiple-kan cintaNya, yang membuat Allah murka. Yuk berdamai dengan diri sendiri. Dan itu bisa lho kawand, asal kita sungguh2, minta pertolongan sama Allah. Kan memang Dia yang memegang hati kita. Yang kuasa membolak-balikkannya. Saya sudah membuktikan (lohhh!!)

Yang kedua, mungkin ada dosa lain yang juga masih mengganjal di diri kita. Kalau contoh di buku ini adalah seorang yang terbiasa menonton film porno gitu,, walapun awalnya nggak sengaja. Kebiasaannya berlanjut ke hal2 seperti onani/masturbasi gituu.. he he.. Hadeuh jaman sekarang ini kondisi yang nyata. Ini juga kudu tobattt bener bener dah..

  • Dosa orangtua
Mungkin ada hal-hal yang belum terselesaikan sama orangtua. Ada yang masih ganjel. Ada dendam yang tersembunyi. Padahal oh padahal, yang namanya ridho orangtua itu yaa.. dikatakan dalam sebuah hadist mewakili ridho Allah subhanahuwata’ala. Jadi kalo sampe orangtua kita nggak ridho, heuuu.. Tapi dibuku ini bukan itu saja yang dibahas, Antara lain:

Pertama, efek alam bawah sadar. Orangtua adalah pembentuk mindset anak pertama kali. Ini jika buruk akan menumpuk dan menimbulkan demdam yang mungkin tak ketara, tapi tersistem dalam alam bawah sadar. Perlakuan orangtua dari kecil yang mungkin “menyakiti” kita. Begitulah, hal ini banyak terjadi kurasa

Kedua, peniruan tingkah laku. Modelling thd perilaku orangtua. Missal kita sering dicurhatin ibu tentang betapa bejatnya Ayah kita. Atau bapak suka memarahi ibu karena pekerjaannya tidak beres dll. 

Ketiga. Nggak deket sama ortu. Pengaruhnya adalah:

Jika tidak dekat dgn ayah
    Bagi anak laki2: akan bermasalah dalam menanjaki karier atau dalam pencarian nafkah, sulit untuk berkembang. Katanya lebih lanjut, orang2 yang tergila-gila ingin jadi public figure itu sebenarnya sedang mencari pembuktian supaya mendapat pengakuan terutama dari ayahnya. Heee..
    Bagi anak perempuan: akan sibuk dalam pencarian cinta shg dengan mudah terjebak dalam hubungan pacaran bahkan sejak masih muda. Ini seperti pencarian sosok lelaki sebagai pelindung. Hiii..
Jika tidak dekat dgn Ibu
    Bagi anak laki2: akan kesulitan untuk mendeskripsikan serta mengaplikasikan cinta dan kasih sayang yang sebenarnya. Yang paling parah bisa melakukan tindakan tidak terhormat pada perempuan, menjadi sosok yang tega menyakiti, mengkhianati dan tidak bertanggungjawab atau melakukan kekerasan terhadap wanita. Wuuh, complicated ini.
    Bagi anak perempuan: akan merasa tidak betah dirumah. Ada perasaan ingin kabur. Dan seringkali alasannya adalah dengan menikah itu tadi. 

Keempat. Dampak ketidaksengajaan orangtua. Jadi cinta yang dipahami dengan salah mungkin ya. Jadi si anak ngerasa gini, padahal niat ortu gitu. 

Nah, ini semua termasuk yang harus di cleansing. Harus dibersihkan. Hahhh, jadi pengen cerita pengalamanku. Bukan ttg jodoh tapi yak. Tentang skripsi, yang ternyata malah bisa jadi momen kedekatan kita T_T. Tapi nggak usahlah ntar kepanjangan.
  • Hapus Dosa Orang Lain
Ada, fakta dipaparkan dibuku ini, dan mungkin juga dialami oleh orang lain. Mengalami dendam dan iri terhadap orang lain yang terkait dengan pernikahan. Bahkan bisa dari saudara sendiri. Ini di cek juga ya..

Cara cleansingnya yaitu, berdamai dengan diri sendiri. Yaitu dengan menerima. Dikunyah. Ditelen. Ya emang itu kita yang ngelakuin, itu yang terjadi sama kita. Mau lari, lari kemana. Jadi satu2nya pilihan adalah menerima. Terusss, disyukuri. Ini mengingatkanku sama buku Tere Liye yang Berjuta Rasanya dan Sepotong Hati yg Baru. Ada reviewnya di blog ini. Setelah itu, maafkan. Maafkan diri sendiri. Karena kita telah melukai diri sendiri, mendzolimi diri sendiri. Selanjutnya, lepaskan. Biarkan ia mengalir ke muara yang tepat. Teruuuss, melangkah ke depan. Rasakan, kamu akan merasa lebih ringan. Lebih free. Bisa merancang ulang apa yang bener-bener kamu mau. Abis itu plonggg deh… Ini akan lebih sangat-sangat ngaruh kalau kita minta pertolongan sama Allah. Bener-bener minta tolong. Just, do it! I was.. he he
Kamu akan move up. Bukan saja move on. Tapi Move Up.
  
Upgrading

Nah, abis bersih-bersih. Saatnya upgrading. Menaikkan kemampuan dan kapasitas diri. Karena memperbaiki diri = memperbaiki jodoh. Sambil juga memperkuat magnet jodoh. Ha ha.. bahasanya menggelikan ya? Atau istilahnya diganti Radar juga boleh. Biar kayak film Perahu Kertas. Dengan radarku, menemukanmu… heuheu..
Nah, upgrading ini meliputi:
  • Upgrade pengetahuan. Apapun itu butuh ilmu kawand. Apalagi soal menikah. Kalau yang disarankan di buku ini setidaknya ada 3 hal yang harus kita upgrade: Ilmu pernikahan, ilmu jemput rezeki sama ilmu Relationship. Bagi yang udah kenyang makan ilmu begituan. Emm tetep harus belajar.
  • Upgrade skill. Mempraktekkan ilmu yang sudah dipelajari.
  • Upgrade hati. Punya ilmu dan kemampuan kalau nggak diimbangi hati yang lapang, ikhlas dan tulus juga nggak bagus. Jadi ini juga harus dilatih.
  • Upgrade sepanjang masa. Proses upgrade ini bukan hanya dilakukan kalau mau nikah aja! Udah nikah juga harus tetep dilakukan.
Selecting
Nah, kalau udah sampai sini, langkah-langkah selanjutnya ini banyak bertebaran di buku-buku nikah lain. Kalau versi di buku ini, kita harus membuat acuan-acuan atau tolak ukur. Antara lain: visi dan misi pernikahan kita. Ini kudu ditentuin. Kalau belum jelas diperjelas. Heu heu.. Trus selanjutnya yang harus ditentukan adalah kriteria pasangan yang diingin dan harus spesifik. Eh mungkin bukan spesifik ya, tapi definitif. Bukan yang umum-umum. Kalau bingung caranya, ini dikasih tau juga sama penulisnya.

Pertama: mirroring. Ngaca! He he.. kita harus kenal sama diri kita dulu supaya tau apa yang kita butuhkan. Supaya bisa menentukan kira-kira kita butuh orang yang kayak apa. Dan sekarang banyak sekali teori2 kepribadian yang bisa membantu kita. 

Kedua: Matching. Kenali pasangan. Ini bagi yang udah ada calon pasangannya berarti. Wakakak.. hal-hal yang jangan sampai luput, yiatu: Masa lalunya, karakter pribadinya, keluarganya.

Ketiga: kenali diri dan pasangan. Ini adalah proses seumur hidup. Waktu udah nikah.

Di bab selecting ini juga ada pembahasan cara menjemput jodoh. Gggg… ini juga kurasa banyak di buku pernikahan. Disini pembahasannya dipisahkan Antara yang buat laki-laki dan buat perempuan. Dijelaskan oleh penulisnya, kalo untuk laki-laki itu relative gampang. Kalau udah punya calon tinggal datengin orangtuanya. Kalau belum, yaa.. minta tolong cariin. Pokoknya lebih gampang lah.. disini kalau udah sampe di bab ini emang mindset nya udah siap nikah. Udah tinggal action! Jadi soal preparing kaum laki2 yang katanya lebih rumit itu nggak dibahas disini. Harusnya emang udah selesai.

Hummm,, tapi aku jadi kembali mengingat statement beberapa laki-laki: “Bagi kami menikah itu tidak semudah, segampag dan sesimpel perempuan”. Oke-oke. Araso, araso! Kalau gitu harap diselesaikan dulu ya urusan anda dengan diri anda sendiri. Oh ya, kalau kata bapakku, salah satu hal lagi yang menghambat laki2 susah sekali untuk menjemput jodoh itu rasa minder. Ini terbukti dengan.. Jadi aku punya temen perempuan, dia ini dewasa sekali. Pokoknya dia itu senang membantu temannya untuk mendapatkan jodoh. Dicariinnya juga biasanya sama temen2 sendiri juga. Beberapa kali dia cerita. Kalau dia menghubungi temannya yang laki2 dan ditanya sudah siap menikah belum? Mereka pikir2. Terus kalau ditanya emang kriterianya gimana? Mereka akan menyebutkan beberapa dan yang terakhir kalimatnya selalu begini: “yang penting mau sama saya”. Wakakakak.. ketauan banget mindernya. Tapi ada juga kok yang pede. Atau keterlaluan pede.

Bagi perempuan. Kalau mau dibikin simple juga bisa sebenernya. Tapi ya, banyak tapinya. Gimana coba perempuan harus memulai? Pasang iklan? Jadi pilihannya adalah: menanti dengan taat untuk dilamar, mengajukan diri untuk dilamar atau pakai proposal pernikahan. Nah, tak tambahin lagi ya.. yang banyak terjadi di lapangan itu, yang perempuan udah berani2in diri buat mengajukan diri. Udah sampe bertapa ribuan tahun. Trus jawaban lakinya cuman: “saya belum siap nikah”. Dong deengggg. Kalo gitu, siklusnya kudu balik lagi. Cleansing lagi. Emang perempuan itu lebih cepat dewasa ketimbang laki2. Bahkan ada ahli psikologi yang mengatakan laki2 itu tidak pernah dewasa. Hwe he .. *aku kedengaran curcol nggak sih? Wakakakak.. percayalah ini hasil riset juga.Nggak percaya? Baca ini.

Dan nggak kerasa aku dah nulis 6 lembar. Ni review terpanjangku kayaknya. Semoga review ini tidak membuat orang males beli bukunya. Menurunkan angka penjualan dan memusingkan marketing penerbitnya. Yang pasti, akan lebih puas kalau baca bukunya sendiri. Nah, jadi inget. Kalau ada kelemahan di buku ini adalah tampilannya. Jadi aku melanjutkan baca buku ini di bus menuju Tuban keesokan harinya. Berarti tanggal 1 Januari 2014. Liburan, dan aku memilih mengunjungi temanku yang terbuang di pengasingan. Sewaktu baca di bus itu, aku mikir, ni buku mencolok banget ya.. Berani taruhan, kalau laki-laki/ikhwan/ikhtong (ikhwan sepotong) bakal ngumpet di kamar, dan mengunci diri kalau mau baca buku ini. Bentuknya melebar (kayak buku dongeng), warnanya ungu, judulnya gede (ya iyalah): JODOH DUNIA AKHIRAT, trus layout dalemnya banyak yang di block warna pink dan banyak ornament love-love nya gitu… ekekekek.. cute beuuudh deh. Kayak gini ni:

Widya's colection on FB
Well di bab akhir, penulis menceritakan proses pertemuan dan pernikahan mereka berdua yang juga tak sempurna. Tapi mereka berdua mengupayakan untuk terus berada di jalur yang benar yang diridhoi oleh Allah, makanya mereka menikah. Hingga mereka merasa perlu membantu orang lain makanya bikin buku ini, dan buku sebelumnya. Bahkan bikin seminar dan workshop. He he..

Dan di awal tahun ini antara Januari-Februari, sudah ada setidaknya 6 pemberitahuan pernikahan ataupun undangan dari saudara dan teman. Beberapa tau cerita "behind the scene"nya dan benar-benar membuat terharu. Yang bener2 warrior perempuannya, sampe yang unbelieveble dan bikin heboh. Kapan hari juga baca TL ttg proses pernikahan Ust. Anis Matta dgn istri keduanya yang juga mengharukan. Poin yang bisa diambil dari situ, saat menjalani prosesnya itu (sebenernya si proses apa aja dalam hidup) harus ikhtiar bumi dan langit, jujur sama diri sendiri ttg apa yang dirasakan, ikhlas, menyerahkan hasilnya pada takdir yang sudah ditentukan. Lillahi ta'ala. *how wise :D

Ditulis buat ukhti-ukhti solikhah beloved,  teruslah Merayu Allah, Menjemput dalam Taat. Kalian baca ini dulu aja ya, karena aku juga minjem. Very helpfull insyaAllah. he he.. Selamat berikhtiar.. :P


Share:

0 komentar:

Posting Komentar