Minggu, 12 Januari 2014

How to Get Books in Jogjakerdah #1

Salah satu yang bedain Jogja sama kota lain ituuu, semua hal disini terjangkau. Bukan hanya soal harga, tapi soal jarak dan keterjangakauan sosial. Ribet jelasinnya, tapi simpelnya gini, kalau aku mau ke mall di Surabaya itu secara otomatis akan mikir "bajuku ancur nggak ya"? kalau di Jogja mah kagak. Walaupun buktinya di Surabaya aku juga tetep ancur ha ha.. tapi seenggaknya nggak kepikiran.

Jadi, dua hari di Jogja itu kita bisa ngapain aja. Kemarin, aku nge-date sama adekku. Ke toko buku. Dan sepertinya kita sepakat, the most cozy and homy bookstore in this country is: Togamas Afandy. Sebelumnya kita juga sempet ke TB. Amalia yan sederhana. Tapi ya sekecil-kecilnya toko buku itu nggak bisa diabaikan. Dalam perjalanan aku kepikiran untuk membagi cerita tentang "How to Get Book in Jogjakerdah". Dari yang beli, minjem pake uang dan minjem gretongan. Cekidot!

Toko buku. 
1. Gramedia Bookstore. 
Kayaknya ni toko buku udah mainstream banget ya, sampe aku juga merasa wajib menaruhnya di nomor satu. he he.. Kalau di Jogja letaknya ada di Jl. Jend. Sudirman. Orang jogja aseli juga mungkin akan berkerut denger alamat ini. Kalau ditanya Gramedia dimana, mungkin jawabannya adalah di pojokan perempatan Gramedia itu lho.. ha ha.. Entah sejak kapan dia berdiri disitu, sampe perempatannya dikenal "perempatan Gramedia". Pokoknya kalau dari arah Selatan, orang akan mengarahkan anda ke Jl. Solo, sampai RS. Bethesda belok kiri, ketemu perempatan, ya itu perempatan Gramedia, yang di salah satu pojokannya ada Gramedianya. Dari arah Timur juga patokannya Jl. Solo. Dari arah Utara, bunderan UGM lurus ke selatan ketemu perempatan, ya itu perempatan Gramedia. Kalau dari arah Barat, tugu jogja lurus, sampe perempatan, tengok kanan, itu udah Gramedia. 

Karena toko buku ini mainstream, isinya yaa,, kurang lebih sama dengan Gramedia yang ada di kota2 lain. Tapi gerai buku diskonan up to 40% entah ada atau enggak. Seingatku di Surabaya nggak ada. Jadi kalau ke Gramedia ini, aku memang masuk ke dalem buat liat2 buku koleksi terbaru, tapi beli bukunya yang diluar gedung. Yang diskonan. Dan tak jarang disana bisa nemu buku keren. FYI, Ayat2 cinta udah masuk ke gerai ini sejak sekitar 3 tahun yang lalu. Adekku beli Sang Penandai-Tere Liye di sini (gerai diskonan), dan sekarang Sang Penandai masuk lagi ke jejeran buku di dalam gedung Gramedia lagi with new look.

Gramedia ini kemungkinan menyetok barang dalam jumlah besar. Buktinya, buku2 yang udah di filmkan disini masih tersedia cover versi ori (sblm di filmkan). Kayak 99 Cahaya di Langit Eropa, 5 cm, tetralogi Laskar Pelangi dan mungkin masih ada lagi. Bahkan bloknote yang kuincar entah dari taun kapan, hari ini aku menemukannya. Sudah tersingkir di Rak yang lain. Dia digantikan dengan bloknote dan agenda terbaru 2014.

2. Togamas Affandi/Gejayan
Afandi, tau kan? pelukis cat minyak itu namanya dijadikan nama baru buat jalan yang dulu bernama Gejayan. Togamas ini letaknya ada di ujung sebelah utara Jl. Afandi. Atau di perempatan condongcatur yang juga merupakan jalur lingkar Utara. Karena letaknya di timur jalan, dan pas dipojokan perempatan lampu merah. Sementara ada rambu dilarang putar balik. Maka kalau mau kesana dari arah selatan harus lurus dulu sampai terminal condong catur. Putar balik. Ketemu lampu merah lagi, baru deh bisa belok kiri masuk ke toko. 

Seperti yang kubilang tadi. Toko buku milik Tung Desem Waringin ini very very cozy and homy. Look at this:
Bukunya full ada di bawah. Penataannya bagus. Ada komputer untuk trace buku yang kita cari. ada kursi2 kayu di pinggir kolam ikan. Ikannya, ikan emas segede-gede lengan pria dewasa. Kuhitung ada 4. Warna hitam yang paling gede. Yang putih bintik2 hitam, merah, oranye tertangkap mata oleh adekku sedang memangsa ikan kecil. Sisanya kombinasi putih oranye dan satunya lagi full oranye. Kolamnya ada air terjun buatan kecil. Dan dipinggirnya ada patung, petruk, semar dan Buddha (kok jadi ngomongin kolam!). Playlist music latarnya nggak kalah cozy: Ten2Five, Dee-Album Rectoverso dll. Dengan suasana itu jadinya aku sama adekku malah curhat ha ha.. Sebenarnya juga karena putus asa. Buku yang kucari tak ada di rak dan di daftar koleksi di komputer.

Toko ini punya lantai 2 yang terbuat dari kayu. Disana meja dan kursi kayu ditata layaknya cafe. Lampu gantung diatasnya. Sepertinya wifi. Aku belum pernah naik kesana, sepertinya harus pesan, dan aku takut harganya, ha ha.. Oya, toko buku ini sering dijadikan lokasi meet and great penulis dengan penggemarnya, atau bahkan pemain film based on book. Aku pernah ikut soalnya. Ketemu Vino G. Bastian dan Laura Basuki yang lagi promo film Madre-Dee. Dan sesuai dengan uraian TDW di buku marketingnya, parkiran toko buku ini gratis. Juga diskon selamanya untuk semua buku: 15%.

3. Togamas Suroto
Ini juga nama jalan yang agak kurang terkenal. Orang lebih mengenalnya Kotabaru. Atau belakang gedung Telkom. Atau depan Perpusda. Jadi jalan Suroto ini surga buku. Togamas baru berdiri disini sekitan 1 atau 2 tahun. Ingat toko buku Gramedia yang kubilang di pojokan perempatan itu. Nah, lajur jalan di sebelah Timurnya kearah Selatan itulah jalan suroto. Dibelakang Gramedia itu ada Tourism Information centre, sebelahnya ada Perpusda (yg nanti akan kuceritakan cozy-nya), nah menyebrang dari perpusda agak melenceng sedikit, disitu ada Togamas. Tatanan Togamas yang ini juga apik. Sederhana dan homy. Tak ada tempat duduk kursi, tapi kolam dengan ikan emasnya ada. Kalau mau duduk2, ada kedai kopi di luar. Memanjang di pinggir tembok. Kursi-meja kayu, wifi dan tulisan menu kopi ditulis pakai kapur di blackboard. Tapi kalau disini parkirnya bayar. Berita gembiranya, bagi pelanggan Larisa (Salon kecantikan) atau Perpusda akan mendapat diskon tambahan.

Dengan berjalan kaki sebentar, sejajar dengan Togamas ada Kompas Gramedia yang di halamannya sering menggelar bazar buku Kompas Gramedia. Dan masih di dalam kompleks Kompas Gramedia ada semacam balai pertunjukan kesenian (namanya lupa!). Disitu sering digelar pameran lukisan, musik antimainstream indie, teater juga pernah kayaknya. Sebrang KG ada kedai Ice Cream yang tampak manis. Tapi aku juga nggak berani mampir ha ha.. Di ujung Selatan jalan suroto, sebelah timur ada gedung Telkom. Sebelah barat ada SMA 4 (Padmanaba) yang konon buat syuting sintron Galih dan Ratna. Ini memang salah satu sekolah paporit di Jogja. Kalau sudah sampai situ kamu akan menemukan dinding melingkar: Stadion Kridosono. Dibalik stadion itu: Stasiun Lempuyangan. Di depan Stasiun: Kampung Bapakku. ha ha..

4. Social Agency
Ini toko buku Bapakku. Kalau ke Jogja dan mau cari buku, beliau minta diantar kesini. Setauku di Jogja ada lebih dari 2 cabang. Tapi yang selain 2 itu, aku tidak yakin ada dimana. Yang kutau pasti, pertama ada di Sagan, atau Jl. Prof. Herman Yohanes. Jalan menuju Lembah UGM. Belakang Galeria Mall. Galeria Mall ini ada di depan RS. Bethesda (yang kalau ke barat sedikit sudah ketemu sama Gramedia, Look! betapa Jogja itu kecil. Semuanya berdekatan. dan terjangkau).

Social Agency satunya ada di Jl. Godean. Ini daerah yang agak pinggiran dari jantung kota Jogja. Tapi menurutku tetap strategis. Karena jalan ini ramai. Jalur menuju Kulon progo atau lebih jauh lagi Purworejo.

Toko buku ini juga toko buku diskon. Bahkan sampai 30 % untuk beberapa buku. Koleksinya lebih banyak ketimbang Togamas. Kamu bisa menemukan buku2 lama disini. Oya, kalau nggak salah juga gratis sampul plastik untuk setiap buku yang dibeli.

5. Soping
Aku bingung mengeja namanya. Tapi sebenarnya adalah Shoping (belanja). Tapi ini adalah nama lokasi, jadi kueja Soping saja. Tentang sejarah nama itu aku tidak tau. Yang pasti, lokasinya ada di seputaran wisata belanja Malioboro. Bangunannya agak tergabung dengan Taman Pintar yang ada di belakang Beteng Vedenburg. Disebelah Soping ini ada Taman Budaya tempat pagelaran seni macam2 dihelat. Soping itu gabungan kios2 buku. Surganya mahasiswa. Mahasiswa bisa dapet apa aja disini. Makalah, TA, Skripsi, Thesis.. semua ada. Buku kesehatan (terutama kedokteran) yang harganya nggak nguatin itu bisa jadi murah disini (bajakan pastinya). Buku bajakan populer lain juga banyak. Bisa 1/4 harga. Buku asli bekas banyak. Majalah tahun penjajahan ada juga. Kitab2 nggak kalah bertaburan. Kalau kamu mencari dan nggak ketemu, bisa request penjualnya untuk dicarikan. Penjualnya juga bisa diajak kerjasama untuk menjadikanmu agen marketing di kampusmu. Cincai laah..

6. TB. Amalia
Ini dia toko buku sederhana yang tadi kuceritakan. Tempatnya cuma sepetak ruangan seukuran kurang lebih 5x4 m. Dia lebih mirip distributor. Distributor yang membuka gudangnya untuk pengunjung. Toko ini menjual buku berdasarkan penerbit. Khususnya penerbit2 buku Islam, meski juga ada buku2 kuliahan: Filsafat, statistik, management, kesehatan-kedokteran. Diskon bukunya 30%. Ini surganya penggemar Hasan Al-Banna dan kawan2nya he he...

Sepertinya ia melayani pembelian partai besar dengan harga kerjasama. Rekan kerjaku di Jogja sering memborong Al-Qur'an untuk disalurkan. Letaknya ada di jalan Juminahan. Emmmm agak susah ditemukan dan dideskripsikan. Jadi, liat peta aja.

7. Kios buku Gondomanan
Tau lagu Di Sayyidan-Shaggy Dog? Nah, Gondomanan itu ya, Jembatan Sayidan belok kiri. Di Barat jalan berjajar kios buku. Banyak buku bekas yang masih bernilai disana. Ada satu langganan adekku yang ia tau karena ia langganan temannya. Pak Tua, adekku menyebutnya. Untuk menaksir harga sebuah buku ia hanya akan meraba-rabanya, mengira2 dan kemudian menyebutkan harga. Dia ini mengalami penurunan penglihatan parah. Aku pernah beli buku bekas sistem informasi disitu. Adekku pernah membelikan Al-Qur'an bekas buat temannya.

8. Kios buku Terban
Ada di gang samping kampus FH UII yang lama. Yang di Jl. Sudirman (perempatan Gramedia). Atau bisa juga patokannya, Jogja Phone Market Sudirman. Kios buku itu ada di belakangnya.

Cerita bersambung. Aku mau berangkat ke Surabaya :)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar