Senin, 30 Juni 2014

ArtJog 2014: Legacies of Power.


Legacies of Power mencoba menggali persoalan demokrasi dengan melihat sejarah peralihan kekuasaan baik melalui konfrontasi fisik, adu diplomasi maupun proses yang lebih demokratis seperti pemilihan umum_sebuah fenomena yang perlu kita gali lebih dalam karena menentukan arah perkembangan kedepan.

Tahun 2014 adalah momen pergantian pemimpin yang juga dipandang sebagai manifestasi suara rakyat melalui sistem pemilihan presiden secara langsung. Saat itulah seluruh harapan dan cita-cita digantungkan pada pemimpin baru, sang superhero yang seolah akan mampu menyelesaikan seluruh problem negara. Presiden juga diharapkan mengangkat kondisi ekonomi Indonesia walau mungkin hanya sementara.

Apakah 2014 akan menjadi titik balik bagi Indonesia atau akankah kita terus terpuruk? Dengan memandang ke depan sembari bercermin pada sejarah peralihan kekuasaan bangsa, bagaimana seharusnya kita memaknai momentum perubahan ini? Bagaimana kita menyikapi dan menerapkan demokrasi yang sedang berjalan?

Bambang 'Toko' Witjaksono
Kurator Art|Jog|14

Yeah. Kalo kamu ke jogja tanggal 7-22 Juni kemaren, trus ke pasar Bringharjo Malioboro lewat belakang, kamu bakal liat boneka-boneka dari karung goni yang disusun sedemikian rupa sehingga kayak kabinet Indonesia yang mau pemotretan sehabis dilantik sama presiden. Tepatnya di Taman Budaya Jogja pemandangan itu bisa kamu liat. ARTJOG 14. Ini adalah event tahunan di Jogja yang dihelat tiap tanggal segitu. Aku baru kali ini sih mengunjungi. Selama kurang lebih 7 tahun idup di Jogja. Pernah liat pameran lukisan, tapi bukan ArtJog. Dan kali ini temanya seperti yang kutulis diatas: Legacies of Power. Lagi musim pemilu dan copras-capres mungkin. Eh emang iya. Kan jelas itu penjelasan kuratornya. Nah, boneka karung goni di depan itu judulnya: Kabinet Goni. Aku nggak ngitung jumlahnya ada berapa. Yang pasti masing-masing dari boneka goni itu diilustrasikan begitu satir. Nyindir-nyindir nusuk gitu. Ada penjelasan dari kuratornya, tapi lupa jepret. Intinya, siapapun boleh punya tafsiran berbeda tentang karya seni itu. Oya, detil yang aku inget juga dibagian atas nempel di dinding atas bangunan itu juga ada lambang negara tempat kabinet goni bertugas. Burung lucu dari karung goni juga. Heee... Ini jepretanku dari samping. Abis kalo dari depan banyak orang lagi pose.


Waktu aku ngamatin ni boneka-boneka, kepikiran gini: "Ni dari semuanya yang paling baik yang mana ya?, masak nggak ada?" Haaa... maklum, aku ini penganut positivisme. Yamasak idup isinya jelek semua. Orang jahat semua. Sistem busuk semua. Nggaklah yaaa.. adalah pasti yang paling dikit jeleknya_kalau nggak bisa dibilang baik_ hueeee.. Eee temenku pada bingung. Trus trus diantara boneka-boneka itu ada yang digambarkan sedang affair sama temennya, ada yang digambarkan kayak teroris (pakai penutup kepala, trus di dadanya ada bom), ada yang kepalanya bebek, ada yang hatinya bolong, ada yang kepalanya dibawah kakinya diatas, ada yang mlungker di bawah bergerombol umpel2an. Ada yang duduk diam anteng baca buku. Hyaaa... Karya seni satu ini posisinya di luar gedung. Jadi siapapun bisa melihat dan menikmati. Kalo karya seni yang lain kudu masuk gedung dan beli tiket Rp. 10.000. Khusus hari Ahad, pas aku kesana tiket satu bisa digunakan sebanyak 3 kali.

I'm in. And aaa.. Karya seni pertama yang langsung keliatan yaitu. Yang fotonya aku pajang diatas sendiri. Ada tangga, baju item penuh lonceng (krincingan) ditaruh disitu. Trus ada LED TV yang muterin video baju itu dipake sama orang trus dia jalan-jalan naik turun tangga in slow motion. I'm hardly think about it and still not understand. *wadezzingngngng.. Jadi inget kata2 adekku yang entah dia kutip dari mana. Pengetahuan/ilmu itu ada tingkatannya. Pertama dan yang paling rendah adalah ilmu-ilmu leterlek. Ilmu-ilmu yang dipelajari di sekolahan. Produknya: Hasil riset, skripsi, thesis. Yang setingkat diatasnya adalah Seni. Produknya Karya Seni. Nah yang ketiga yang paling atas, itu ilmu lawak. Produknya lelucon, guyon dll. Itu ilmu paling tinggi. And i'm hardly thinking about it juga. Nggak ngerti, dan berarti aku bego dan akhirnya ketawa aja... wkwkwkwkwk...

Tapi ya bego-bego gini, lumayan betah juga ngeliatin pameran yang bahkan aku nggak bisa ngertiin ini. Haaa.. Tapi yaitu, untungnya jenis ilmu tingkat kedua ini. Di seni itu nggak ada penilaian benar-salah. Nggak ngerti juga nggak disalahin kok. Atau suatu karya aku terjemahin sendiri semau-mauku juga boleh. Weeek.. Didalem itu ada banyak jenis karya. Mulai dari seni rupa, lukis, suara, dan instalasi dan lain-lain. Ada TV LED lagi yang menayangkan proses pembuatan Kabinet Goni yang di pajang di depan tadi. Wahhhh, tepuk tangan gue. Emejing. Jadi ya, bener-bener bertahap, hati-hati, teliti, dan serius. Sebelum buat versi gede, buat versi kecilnya dulu. Dummy, prototype, maket atau apalah itu.

Disampingnya ada cerita bergambar. Atauuu gambar bercerita yang ada parikannya. Aku suka kalimat ini:
Sing bal-balan dadi kembang lapangan, bojone ayu mobile sedan, okeh bayare
Sing tangi kerinan dadi kembang kasur, bojone nesu lali gawean, okeh ilere.

Haaaa... di gambarnya ada istri marahin suami yang baru bangun gegara nonton piala dunia. Ada anaknya perempuan udah siap mau berangkat sekolah. Fenomena hits banget ini :) Maaf ya gada fotonya.

Trussss,, takjub sama kendaraan Micheal Schumaker tapi dari kayu.. Ini cuma ada di Indonesia ni. Judulnya Play Wood Instalation. Karya dari Ichwan Noor. *nama kita mirip


Yang satu ini, aku pertama liat langsung connected ke Twitter. Salah satu sosmed yang udah kayak dunia lain. Yang ada umat virtualnya. Haaa.. Ini judulnya: Promises (From the Series of Silence, 2014). Karya Ari Bayuaji. Menampilkan 250 buah lonceng kayu yang kosong dan karenanya tidak dapat menimbulkan suara dengan lukisan geometrik berbentuk balon kata pada kedua sisinya. Karya ini adalah ekspresi hiruk pikuknya kampanye menjelang pemilihan umum saat semua calon pemimpin daerah dan negara berebut simpati masyarakat dengan janji-janji manis yang kosong. (Copas langsung dari keterengan karya yang ada disana)


Yang satu ini ni aku agak ngerti ni. Karena emang sering kepikiran sebelumnya. Bahwa manusia ini ibaratnya adalah bidak-bidak catur yang dijalankan oleh Yang Maha mengatur segala. Bener-bener tinggal jalan aja. Jadi jangan khawatir. Semua sudah ada yang atur :)
Tapi kalau ini sih lebih ke siapa diatur siapa diatur siapa diatur siapa. Bisa jadi yang ngatur nggak sadar kalau dia sendiri sedang ada dalam permainan orang lain. Pemegang "Otoritas" yang lebih tinggi. Bisa jadi kita juga sedang ada di dalamnya. Hiiii... Judulnya: The Players. Karya: Dedi Setiadi


Yang satu ini bikin gue GRK-GRK KPL. Alias Garuk-garuk kepala. Haaa.. Judulnya: Ayo Lari!! Karya: Suraji. Ini karya 2 dimensi. Lukisan. Tapi trus lukisannya dipotong gitu. Yang bikin garuk2 apanya? Deskripsinya bo!. Katanya: Penguasa yang berkuasa bisa dipastikan cenderung korup. Tahta, Harta, Wanita. "Ayo Lari!" hanyalah satu kisah penguasa yang tersandung impor daging sapi yang suka mengoleksi hiasan dunia serta wanita. Gila ya! kasus kemaren itu berarti segitu mengangkasanya ya. Sampe dibikinin karya seni sendiri lho... Hmm no comment :D


Kallo yang ini, bikin kening berkerut-kerut. Ada maksudnya gak ya? Apa emang cuma ditempel gitu aja disitu. Heee.. Judulnya Chamber, Legacies, Power, and Conspiracy (Pastische). Eng nggak disebutin itu karya siapa. Ni gambarnya ni..

Tampak jauh. Nggak bisa ambil angel dari depan. Perhatikan segitiga di tengahnya
Ini dia perbesarannya.
Ini legendanya
Barcode
Tadinya nggak ngeh gue kalo cuma baca koordinatnya, itu ada dimana. Tapi pas geser, ada keterangan Arafuru Sea. Papua? Irian Jaya? Eng ngngngng.. ha ha gatau!

See?
This is the description
Berikutnya adalah 2 karya favoritku. Yang pertama lukisan berwarna dominan emas. Manusia, gatau cewek apa cowok face to face sama kuda besi. Cantik banget! Tapi entah kenapa aku nggak moto deskripsinya dan itu lukisan judulnya apa yang bikin siapa? haaaa... kelewatan.


Yang kedua ini entah seni apa namanya. Tampilannya kayak aquarium. Ada airnya. Ditaruh di ruang gelap. Di aquariumnya ada cahaya. Trus ada semacam pasir, atau itu efek proyektor ya? dia bergerak-gerak gitu. Yang bikin aku suka itu suaranya. Ada suara musik sebagai latarnya yang pas ngedengerinnya bikin damai... Bikin senyum.

Tapi terus pas baca deskripsnya malah pengen nangis :'( Huwaaa.. Gapapa. Katanya lebih baik nangis daripada marah. Karena marah bisa nyakitin orang lain. Sedangkan arimata yang ngalir diam-diam melalui jiwa dan membersihkan hati. Hiks. Ini aku pasang potonya aja. Capek nyalinnya.


Terakhirrrr. Ini karya yangngngng.. apa ya? bikin gue senyum nangis. Something that i concern. Tentang cap ketidakberdayaan dan tetap berjuang sebisanya. 



Haaa masih banyak lagi yang sempat kufoto sebenernya. Dan lebih banyak yang nggak kufoto. Tapi udahan ya. Ntar ini jadi galery digital lagi hueee... Terakhir, ada dua fenomena yang nyantol di otak gue abis liat ni pameran. Pertama tentang penggunaan bahasa Inggris yang sudah begitu lumrahnya. Bayangkan kamu mau bikin tema suatu acara. Itu kan penting bingit, krusial, meaningful kan ya. Kalo bisa pakai kata-kata singkat tapi menggambarkan maksud dari semuanya. Merangkum semuanya. Dan itu keluar dalam bahasa Inggris: Legacies of Power. Eaaa...

Kedua. Fenomena narsis n eksis. Ke suatu tempat kece atau happening. Foto. Aplot. Share. Itu wajib bingittt. Asli gue baru liat benda yang namanya tongsis alias tongkat narsis secara langsung itu ya disini. Spot yang paling rame buat begron foto itu tak lain dan tak bukan di Kabinet Goni yang ada di depan. Trus itu setiap karya kan dikasih pembatas dan peringatan nggak boleh disentuh ya, tapi ini harus diawasi super ketat. Karena antusiasme pengunjung bener-bener harus di perhatikan. Aku sampe susah kadang mau memoto satu spot atau satu karya karena banyak yang pose disitu. Udah gitu kalo yang pake kamera, kameranya bagus2 lagi *haaa gue ini iri atau apa. Jadi akhirnya kubiarin aja alami. Haaa... Kayak karya satu ini yang emang makan dua sisi dinding.

Eaaaaa..
Oya. Aslinya aku kesini tu bareng Julaikah. Tapi kita tenggelam sendiri2 sama aktivitas masing2 haaa.. Pas inget aku belum ambil foto, minta tolong orang deh. Ternyata aku sama aja. Haaa..

Ini gatau lukisa apaan. Pokoknya satu dinding penuh.. Seems like Mural.

Pertanyaan terakhir. Kenapa seni itu ada sekolahnya. Ada institut nya? Haa.. *ahsudahlah.
Thank you for watching :)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar