Selasa, 01 Juli 2014

BODOisME; Bodo is Me



BODOisME
Ada tidaknya aku tidaklah ada bedanya, maka izinkanlah aku untuk selalu belajar.

Sepotong sajak bodo

Bodo adalah Bahasa kerendahan hati
Ruang dimana tidak ada nilai,
Tidak ada guru hanya pencari ilmu
Bodo adalah letak kebebasan,
Bodo adalah pembentuk keterbatasan
Dunia sudah dipenuhi oleh orang yang merasa pintar
Sehingga perlu lebih banyak orang yang merasa bodo
Untuk merevolusi dunia

Judul Buku: BODOisME
Penulis: Neo Amroni dkk_Based on diskusi bodo-bodon Pelajar Islam Indonesia Yogyakarta Besar
Tahun terbit: 2014
Tebal: 38  halaman
Belum ada ISBN nya :D

Waaaa.. udah berapa lama ni buku ngendon di lemari. Udah berapa kali juga ditagihin endorsmentnya. Wuuuh gaya,, endorsement :3 Udah baca sih, tapi sepotong-sepotong. Baru ini niat buat mengunyahnya sungguh-sungguh. Buku paling mahal yang kupunya. Belinya Pre Order lagi. Haaa.. Mahal karena isinya juga mahal tentunya. Uye! Karena juga ada tulisanku di dalemnya haaa.. Eh bentar, padahal harusnya kalau aku ikutan nulis aku malah dapet royalty ya? haaa.. bodohnya. Enggak ding, royalty gue priceless soalnya. 

Jadi, buku ini isinya orang bingung lagi curhat!! Haaa.. Bingung berkelas tapinya. Iya, jadi isinya kumpulan renungan, kegelisaha, pertanyaan-pertanyaan.. Itu kerjaan siapa coba kalau bukan orang bingung? Atau orang Bodo? Lha mereka emang ngaku orang bodo og. Dan berita baiknya aku termasuk di dalamnya. Jadi kita yang Bodo. Iya, kita!

Berawal dari gagasan seseorang, bukan untuk buat buku awalnya, melainkan untuk diskusi. Ngomongin hal-hal sehari-hari yang sering mereka bingungin. Gagagasan diterima karena memang mereka satu komunitas. Satu spesies. Langka. Gitu kayaknya. K.A.Y.A.K.N.Y.A. Karena aslinya aku tu bukan bagian dari mereka. Technically. De Facto. De Jure. Cuma aku kenal yaa.. 1-10 orang dari mereka. Diskusinya namanya bodo2n.

Yeah, aku juga belum pernah ikutan diskusi bodo2n mereka yang entah sejak kapan terselenggara. Kapan dan ngomongin apa aku juga ndak tau. Tapi gagasan mereka jelas. Mereka adalah sekelompok kecil manusia yang selalu merasa bodoh dan bercita-cita lebih tinggi dari langit. Membiasakan diri dengan Bahasa kerendahan hati. Berpikir melangit dengan kaki tetap menginjak bumi. Tsaaaaah..

Nah, dari diskusi-diskusi mereka yang rutin itu akhirnya mereka buat buku ini. Tetep dimotori sang penggagas utamanya. Ngomongin tentang hakikat hidup. Tentang Allah. Tentang budaya, moralitas dan identitas. Tentang jati diri. Tentang perempuan. Tentang kita, manusia. 

Kerennya buku ini dikasih pengantar sama Ahmad Tohari. Yang dari pengantarnya itu diketahui beliau sangat mengapresiasi buku ini. Aku suka kata-katanya:
Judul Bodo is Me cukup genit dan menggelitik. Mungkin ini merupakan sikap rendah hati para penulisnya yang merasa kurang percaya diri di hadapan para penulis yang sudah mapan. Pengakuan seperti itu tidak terlalu buruk bila didasari tekad untuk menjadi orang pandai dengan cara menjadi penulis. Atau bila hal itu merupakan kesadaran bahwa di luar kepala seorang penulis paling jempolan sekalipun ada lautan pengetahuan yang tak mungkin semuanya dikuasai. Namun, bila Bodo is Me merupakan pengakuan tuntas, itu konyol.

Haaa.. emang beda kalau orang pinter yang ngomong. Terakhir dia juga nulis kata2 bagus: mereka adalah anak-anak muda yang berfikir, memulai karir dengan gnoti se auton; mengenali siapa dirinya dengan seksama. Itu merupakan sikap yang sepenuhnya pintar. Bravo!

Hakkk!! Keren ya.. *terusmerasapintar drong dong dongngngng

Dannnnn sekumpulan anak muda yang daritadi disebut-sebut itttuuu a.d.a.l.a.h…. Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia Jogjakarta Besar. PW PII JogBes. Yeyyyy.. Sekumpulan orang-orang tidak biasa_kalau tidak boleh dibilang aneh. Haaa…

Ni ya, aku kalau lagi main ke sarangnya mereka itu berasa lagi ada di era tahun 70 atau 80an. Bangunan sih modern, tapi isinyaaa temanya retro semua… Kursi sofa jelek dengan meja yang nggak pernah kosong. Diatasnya selalu ada Koran, buku, asbak, puntung rokok dan abunya yang bertebaran, gelas-gelas minum, makanan, sepertinya sepanjang hari ada saja yang duduk disitu untuk membicarakan apa saja.
Lemari kayu besar dan panjang yang isinya buku-buku jaman penjajahan. You even can get book from tahun 40an. Manusianya nggak kalah retro. Dari penampilan, gaya bicara dan wajah haaaaa… Diskusi mereka, senyap-senyap bersahutan dengan kosakata sapaan serupa, Kanda… dan Yunda… Diiringi_ini memperparah_musik jaman penjajahan pula. Atau setidaknya iramanya jadul meski itu lagu baru..

Ketika jari-jari bunga terbuka (terbuka apa terluka sih)
Mendadak terasa betapa sengit cinta kita
Cahaya bagai kabut kabut cahaya di langit..
Menyisih awan hari ini; di bumi
Meriap sepi yang purba
Ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata,
Suatu pagi
Di sayap kupu-kupu, di sayap warna
Swara burung di ranting-ranting cuaca
Bulu-bulu cahaya:
Betapa parah cinta kita
Mabuk berjalan, di Antara jerit bunga-bunga rekah*

Haaaa.. maaf ya teman-teman, aku secara semena-mena mendeskripskan kalian. Ini jujur. Truly, madly, deeply from the deepest of my heart as outsider. Pengamat dari dunia agak modern dikit. Hiii… Aku juga punya komunitas yang amburadul bin acakadut kok tenang aja. Haaa..

Tapi, gimana ceritanya tulisanku bisa nyangkut disini? Mungkin karena aku masuk ke ciri-ciri mereka kali ya? : Berpenampilan retro dan selalu tampak bingung. Heee.. parah. Aku nggak tau apa motiv si Neo Amroni, penggagas diskusi dan buku Bodo is Me ini menawariku untuk ikutan nulis disini. Mungkin karena dia tau aku suka menulis. Atau yang lebih masuk akal, dia kekurangan bahan tulisan buat buku ini. Bisa jadi, bisa jadi. Buat menuh2in buku gitu. Haaa…

Aku langsung setuju juga sih. Karena nggak perlu ngeluarin effort juga. Tinggal comot salah satu tulisan di blogku. Meski untuk itu juga aku kudu ditagih-tagihin 2-3 kali baru setor. 

Neo Amroni ini sebenernya aku juga nggak kenal-kenal banget. Dia aja yang sok kenal sama aku. Haaa.. Sejauh mulut berbicara, sebenernya konstruk berpikir, pola dan arah pembicaraan kita itu bersebrangan banget. Aku ngerasa gitu. Nggak tau dia. Tapi aku suka diskusi dan menemukan teman diskusi yang ekstrim itu bisa memperkaya perbendaharaan kata, sudut pandang, rasa, makna.. Dan aku tau Neo_dan teman-temannya_ini kalau udah ngomong bisa jadi amat berbahaya. 

Oya, tapi kenapa justru di buku ini nggak ada tulisannya siNeo. Baru sadar. Tapi, ada tulisan-tulisan dia awal sub bab yang nggak ada judulnya nggak ada penulisnya. Apa itu tulisan dia. Kalau iya, hemm bagus. Dalem.  Trusss buat kalian yang penasaran tulisanku yang ada di buku itu, beli aja bukunya. Bisa kontak ke saya, atau ke sini.

Yeah, finally PW PII JOGBES. Organisasi adekku bernaung. Organisasi peninggalan jaman penjajahan. Organisasi yang melahirkan pemimpin-pemimpin negeri ini. Tiap aku baca profil orang penting di negeri ini pasti salah satu pengalaman organisasinya PII. Mungkin dulu kerjaan mereka kayak kalian gini ya? haaa.. Who Knows kalian besok jadi apa. I’m very glad to know you all and have participate in this nano project. Ye ye..

Terus terang ni buku bikin aku ngiriiiii… dari dulu mau ngumpulin tulisan absurd sporadic bareng temen-temen odong-odong belum kelar-kelar. Bener katamu Ne, ini pekerjaan yang tidak mudah. Hee.. 

*) Ketika jari2 bunga terbuka-Musikalisasi puisi Sapardi Djoko Damono

Thak you for watching :3
Share:

0 komentar:

Posting Komentar