Ada 3 aspek mendasar dan penting dalam manajemen kearsipan
yang bisa diterapkan pada pengelolaan buku perpustakaan.
- Coding/numbering.
Penataan atau peletakan buku haruslah memenuhi syarat utama:
mudah ditemukan. Ini mudah jika koleksi buku sedikit, namun jika koleksi
banyak, anda membutuhkan suatu system penataan yang dipahami pengguna
perpustakaan.
Umumnya penataan buku di perpustakaan menggunakan beberapa
variable, antara lain:
- Jenis buku
- Nomer buku
Jadi, mula-mula buku dikelompokkan menurut kategori seperti,
antara lain:
- Bahasa dan budaya,
- Agama,
- Sains,
- Ilmu computer,
- Pengembangan diri,
- Fiksi
- Sejarah
- Biografi,
- Pendidikan
- Pelajaran
- Tutorial book atau ragam kriya dst
Dalam penggolongan ini seringkali ada irisan-irisan atau
gabungan. Seperti misalnya seri pengembangan diri yang didalamnya kental dengan
nilai-nilai agama. Atau yang gabungan seperti, ilmu computer termasuk dalam
ilmu sains. Dalam kasus irisan maka golongkan dia kedalam kategori yang lebih
banyak dicari. Seperti contoh pertama, maka lebih baik meletakkannya di
kategori buku pengembangan diri. Untuk kasus kedua, jika buku yang berhubungan
dalam jumlah banyak maka memang lebih baik di spesifikkan. Namun jika buku
dalam jumlah sedikit, maka cukup dijadikan menjadi satu kategori. Seperti
kategori budaya, sejarah dan biografi bisa dijadikan satu kategori menjadi ilmu
social.
Selanjutnya buat kode untuk pengkategorian tersebut yang
kemudian dapat dijadikan identitas kolom rak, atau rak itu sendiri. Kode bisa
berupa huruf atau angka. Missal:
Bahasa dan budaya
|
A
|
Agama
|
B
|
Sains
|
C
|
Ilmu Komputer
|
D
|
Pengembangan diri
|
E
|
Fiksi
|
F
|
Sejarah
|
G
|
Biografi
|
H
|
Pendidikan
|
I
|
Pelajaran
|
J
|
Tutorial book dan ragam kriya
|
K
|
Kode bisa diganti angka, missal 01 untuk buku Bahasa dan
Budaya, 02 untuk buku agama dst
Selanjutnya buku yang sudah
dikelompokkan diberi nomer. Penomoran ini tidak perlu berurutan misalnya, urut
abjad judul atau penulis. Cukup beri nomor berdasarkan buku yang pertama masuk.
Ini untuk menghindari kerumitan jika ada buku baru yang masuk dan ternyata
abjad awal judulnya A misalnya. Ia tidak dapat diselipkan begitu saja di
jajaran buku dengan judul berawalan A.
Beri 4 digit penomoran dengan
pemisahan, menjadi sbb: 00 – 00. Perpustakaan dengan koleksi ribuan itu
pencapaian yang dahsyat. Dan jika itu terjadi penomoran bisa diperbaiki tanpa
harus mengulang dari awal.
Jadi penomoran buku akan menjadi
sbb:
A 00 – 01, A 00 – 02, A 00 – 03,
A 00 – 04
H 01 – 01, H 01 – 02, H 01 – 03,
H 01 – 04 dst
Untuk kode kategori buku yang
menggunakan angka, maka menjadi:
01.00.01, 01.00.02, 01.00.03,
01.00.04
05.01.01, 05.01.02, 05.01.03,
05.01.04 dst
Input data buku dan kodenya pada
formulir data buku secara manual di buku induk atau di file computer.
2. Filling/penataan
Pada proses filling, sebaiknya
tiap kategori terpisah. Meski jumlah buku masih sedikit, tetap pisahkan satu
kategori dengan yang lain. Jangan dicampur. Atau kalaupun terpaksa karena
ketersediaan rak atau tempat pajangan yang terbatas antara kategori satu dan lain
bersebelahan tidak apa-apa namun diberi partisi yang tegas.Untuk buku yang tidak terlalu banyak
Untuk buku yang banyak
Untuk buku yang tidak terlalu banyak
A
|
B
|
C
|
Untuk buku yang sedikit
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
Penataan buku harus urut sesuai penomorannya. Dengan
ketentuan itu pula, jika buku selesai digunakan oleh pelanggan, sebaiknya
jangan biarkan dia mengembalikan sendiri. Sediakan keranjang atau tempat untuk
meletakkan buku yang selesai digunakan sementara. Kemudian buku ditata oleh
petugas perpustakaan yang mengetahui aturan filling buku ini.
3. Pelacakan/ Tracing
Selain penomoran dan penataan buku, hal lain yang tak kalah
penting adalah pembuatan tracer. Tracer adalah alat untuk melacak keberadaan
buku. Ia dibuat untuk mewakili buku tersebut jika sedang dipinjam dalam jangka
waktu lama. Tracer dibuat dari kertas yang tidak mudah rusak dan sobek.
Bisa menggunakan kertas karton atau kertas Ivory, atau marga. Hal yang wjib
tercantum pada buku antara lain:
- Kode buku, ditulis dengan besar dan mencolok, kalau perlu pada sisi folder sign supaya mudah terlihat
- Identitas buku: Judul, penulis, tahun terbit, dan penerbit.
- Table data peminjam, yang terdiri dari: Nomer, nama, tanggal pinjam, tanggal kembali, tanda tangan/stempel
Contohnya sbb:
Letakkan tracer pada sampul belakang buku bagian dalam dengan membuat kantong dari kertas. Oleh karena itu, sebaiknya ukuran tracer dibuat lebih kecil dari buku yang paling kecil yang dimiliki perpustakaan.
Selanjutnya sediakan rak, atau cabinet kecil untuk
meletakkan tracer dari buku yang sedang dipinjam.
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
H
|
I
|
Jika ada buku yang dicari dan tidak ditemukan di rak maka
petugas tinggal mengecek di rak tracer apakah ada tracer atas nama buku
tersebut disana. Jika memang ada, maka dapat diperoleh informasi bahwa buku
tersebut sedang dipinjam. Siapa yang pinjam dan perkiraan akan dikembalikan
tanggal berapa.
Demikian tutorial ini dibuat. Terus terang tidak ada
literature formal yang saya gunakan untuk menyusun tutorial ini. Saya hanya
mengandalkan pengetahuan manajemen kearsipan yang pernah saya pelajari secara
formal dan praktek di bagian filling unit rekam medic di beberapa rumah sakit.
Ini hanya tutorial penataan buku. Sedangkan untuk manajemen
perpustakaan sendiri dibutuhkan system dan alat lain, seperti buku tamu, daftar
peminjam, data buku, data asset dll. Namun untuk itu saya tidak memiliki
pengalaman dan kemampuan. Terimakasih.
*lagi serius bin garing :D
0 komentar:
Posting Komentar