Minggu, 24 November 2013

Buku yang susah dibaca :(

Gambar dari sini
Judul: JEJAK KAFILAH - Pengaruh Radikalisme TImur Tengah di Indonesia
Penulis: Anthony Bubalo dan Greg Fealy
Penerbit: Mizan
Jumlah halaman: 202
Perolehan: Beli sendiri :)

Haaa.. ini buku sudah kubeli dan langsung mulai kubaca dari… dari kapan ya? Dari 6 sampai 8 bulan yang lalu mungkin. Tapi tak habis-habis. Aku bukan tipe orang yang bosan karena tema. Tapi karena gaya tulis. Buku ini entah kenapa kurasa diterjemahkan dengan cara yang kaku. Atau memang naskah aslinya begitu. Atau otakku yang nggak nyampe. Satu rangkaian kalimat itu bisa dipenuhi istilah yang rumit dan independen. Tapi baiklah karena tema buku ini adalah tema yang kusuka, mari kita coba kaji lagi. Dan aku memilih untuk mencoba menelusuri kerangka pikir penulis.

Latar belakang buku ini bisa dilihat dari Sub Judulnya yang bahkan tertera di halaman sampul: Pengaruh Radikalisme Timur Tengah di Indonesia. Kalau kita mau mengikuti tahapan penulisan karya ilmiah maka kita harus menjabarkan judul tersebut dalam pengertian-pengertian. Jejak Khafilah itu lebih ke judul komersil, jadi tak usah dibahas. Judul yang eye catching. Maka kita langsung ke Sub Judul saja.

Pengaruh: adalah hubungan 2 variabel dimana varibel bebas mempengaruhi variable terikat.
Radikalisme: berasal dari kata radic (=akar) dan Isme (=paham). Jika digabung menjadi suatu paham yang mempertahankan akar sebuah keyakinan. Dalam hal buku ini yang dimaksud radikalisme adalah salah satu aliran gerakan islam garis keras. Mudahnya Islam Radikal. Itu maksdunya.
Timur Tengah: Suatu kawasan yang terkadang disamakan dengan “Arab”. Ini adalah sebutan orang Eropa kepada dunia yang ada di Timur wilayahnya tapi tidak terlalu timur. Seperti orange asia menyebut Eropa dan Amerika sebagai “Barat”.
Indonesia: Negara kita.

Jadi kurang lebih penulis ingin mendeskripsikan sejauh mana pengaruh radikalisme itu mempengaruhi Indonesia. Kalau dilihat dari sini, berarti pertanyaan yang sebelumnya seharunya muncul yaitu: apakah ada pengaruh radikalisme Timur Tengah di Indonesia? Sudah terjawab. Jawabannya: Iya, positive ada pengaruh. Maka dari itu buku ini lebih kepada menjawab pertanyaan: Sejauh mana pengaruh radikalisme Timur Tengah di Indonesia dan Apa saja Pengaruhnya, Apa saja implikasi, Bagaimana menanganinya. Ya, kira2 begitu.
Latar belakang, tujuan dan batasan masalah yang asli tertulis di Bab Pendahuluan. Kurang lebih begini skemanya:

Jejak Kafilah: Pengaruh Radikalisme Timur Tengah di Indonesia

Pendahuluan:
  1. Benturan Ideologi
Islam adalah ideology. Bersaing dengan ideology dunia lainnya yaitu: Komunis dan Kapitalis. Islam pernah bertemu dengan komunis di Perang Afghan. Komunis pernah bertemu Kapitalis di perang dunia I dan II. Islam bertemu dengan Kapitalis adalah saat ini.
  1. Islamisme, Timur Tengah, dan Indonesia
Islamisme itu ideology islam. Atau golongan orang yang menjadikan islam sebagai ideology karena ada juga yang tidak.
Timur Tengah: Episentrum ideology islam/islamisme
Indonesia: ya, kenapa Indonesia? Karena Indonesia adalah contoh par excellence masyarakat muslim yang awalnya cenderung lembut namun kemudian mengalami radikalisasi.

Tujuan dari penulisan ini:
  1. Kontribusi intelektual untuk memperkaya perdebatan lebih luas tentang peran yang dimainkan kelompok islamis di kancah politik Indonesia kontemporer.
  2. Menguji dampak gagasan-gagasan islamisme dari Timur Tengah di Indonesia
  3. Kontribusi untuk emmahami secara lebih luas evaluasi islamisme di Timur Tengah maupun di Indonesia
  4. Menguraikan beberapa aliran Islamisme Kontemporer dan religiositas islam yang berbeda-beda dan menjawab pertanyaan menyangkut hubungan islamisme dan demokrasi
  5. Memberikan masukan bagi para penentu kebijakan dalam menanggapi fenomena isamlamis di hampir semua dimensi dari penyebaran ide-ide yang mendasari terorisme hingga peran partai-partai islamis dalam proses demokratisasi
Kurasa sudah jelas arahnya ketika melihat pendahuluan ini. Maka selanjutnya isi dari buku ini dibagi menjadi 4 bab. Dan ditutup dengan kesimpulan dan saran-saran.

Isi dari buku ini setidaknya merangkum hal-hal sbb:

Bab I: Kebangkitan, radikalisme, dan Jihad
Isinya tentang berbagai gerakan atau aliran atau organisasi atau manhaj islam di timur tengah. Siapa tokoh-tokohnya dan bagaimana ia awalnya muncul, pola gerakan, visi umum gerakan dan penyebarannya. Tapi yang dipaparkan disini adalah gerakan Arus Utama atau yang dominan. Antara lain: Wahabi, Salafiyah, Ikhwanul Muslimin. Yang dari islamisme arus utama ini kemudian memunculkan gerakan-gerakan lain lagi entah dengan mengambil sepeduhnya nilai-nilai gerakan tersebut, mengelaborasi kedua atau ketiga gerakan tersebut atau menambahkan sedikit versi yang dikembangkan. Kemudian timbul salafi tradisional yang lebih mengurusi hal-hal tentang kesalehan pribadi, salafi kontemporer yang kemudian lebih “berjuang” dengan cara-cara radikal atau teroristik, Hizbut Tahrir yang visi besarnya adalah pendirian khilafah, Al-Qaeda, IM versi Sayyid Qutb dan juga radikal Syi’ah yang dimotori Ayatullah Khomeini. Kemudian penulis mencoba mengerucutkan mana yang radikal dan yang biasa saja. Ia melihat radikalisme utamanya dipengaruhi oleh Sayyid Qutb. Kemudian gerakan radikal ini mendapatkan wadah perjuangannya terutama saat Perang Afghanistan melawan Uni Soviet. Inilah awal mula munculnya Al-Qaeda dan kelompok jihadis lain. Selain juga apa yang kemudian terjadi di Palestine sebagai perlawanan kepada Israel.

Bab II: Politik Kegagalan
Ini adalah gambaran bagaimana gerakan-gerakan tersebut bergerak di negaranya masing-masing. Keberhasilan dan lebih banyak lagi kegagalan mereka. Dalam hal ini bahkan untuk menegakkan visinya di negaranya sendiri. Perjuangan melawan pemerintahan yang bersifat represif bahkan penghapusan gerakan tersebut oleh rezim yang berkuasa. Kemudian bagaimana gerakan-gerakan tersebut pada akhirnya meninjau ulang pola gerakan mereka. Antara lain kearah penyesuaian ide-ide Negara seperti demokrasi dalam nilai-nilai islam, penyelenggaraan Negara dan lain-lain. Namun ada pula yang kemudian mengganti pola perjuangan bukan untuk melawan pemerintah negaranya sendiri melainkan melawan Barat dalam hal ini lebih khusus pada Amerika. Lagi-lagi mengerucut pada geraka Al-Qaeda dan salafisme-jihadis. Yang menjadi bukti nyata adalah peristiwa 11 September di Amerika.

Bab III: Dari Timur Tengah ke Indonesia
Di bab ini, dipaparkan vector-vektor yang menyebabkan islamisme masuk ke Indonesia dan gerakan apa saja yang diimpor ke Indonesia. Transmisi islam ke Indonesia utamanya melalui antara lain:
  • Geraka-gerakan social
Yaitu hubungan yang secara alamiah timbul dari aktivitas social. Mulai dari perdagangan, belajar ke negara2 di timur tengah, bantuan-bantuan Negara-negara Timur Tengah kepada Indonesia melalui pemerintahan atau nonpemerintah (LSM), juga pengiriman mujahid2 dari Indonesia saat perang Afghan.
  • Pendidikan dan Dakwah
Bisa dari pelajar Indonesia yang belajar di Timur Tengah atau pendirian lembaga pendidikan oleh Timur Tengah di Indonesia, atau dosen-dosen Timur Tengah yang mengajar di Indonesia. Untuk yang pertama contohnya seperti Al-Azhar. Banyak pelajar Indonesia yang melanjutkan studi ke Universitas di Mesir itu. Untuk yang kedua contohnya seperti LIPIA. Untuk saluran ini, ide-ide yang tertransmisi adalah salafi-wahabi dan Ikhwanul Muslimin (yang sayangnya justru tidak diduga)
  • Publikasi dan Internet
Akses terhadap informasi yang makin mudah memungkinkan apa yang disebut dalam buku ini sebagai “umat virtual”. Dimana siapapun bisa mengakses informasi mengenai ide-ide gerakan tersebut dan kemudia menyebarluaskannya.

Bab IV: Setiap Benih yang Kau Tanam di Indonesia Pastilah Tumbuh
Bab ini membahas gerakan apa yang tumbuh subut di Indonesia. Yaitu antara lain:
  1. Ikhwanul Muslimin
Muncul sejak penghujung tahun 1970-an dan awal 1980-an. Lebih dikenal sebagai gerakan Tarbiyah. Di kampus gerakan ini mendapat respon massif. Tercatat turut serta menggulingkan pemerintahan Orde Baru melalui KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), dan mendirikan Partai Keadilan di Pemilu pertama pasca Orde Baru yang kemudian berubah menjadi PKS untuk memenuhi electoral threshold. Partai ini bertahan hingga sekarang
  1. Kelompok Salafi
Diwujudkan dalam institusi-institusi pendidikan seperti Yayasan Al-Sofwah, Yayasan Ihsa At-Turots, dan Al-Haramain Al-Khairiyah. Jumlah pengikutnya tidak terlalu banyak, tapi bukan berarti tak berpengaruh. Gerakan salafi yang tebesar dalam sejarah terakhir adalah Forum Komunikasi Ahlussunnah Wal Jama’ah (FKAWJ) dan kekuatan paramiliternya Laskar Jihad.
  1. Kelompok Jihadi
Yang paling menonjol adalah Jama’ah Islamiyah. Dan kelompok asli local yaitu Darul Islam.

Untuk kesimpulan secara umum penulis menjelaskan bahwa islamisme baik yang ada di Timur Tengah maupun yang pada akhirnya bertransmisi di Indonesia tidaklah Monolitik. Visinya macam-macam dan mereka seringkali berseberangan. Gerakan-gerakan yang ada di Indonesia adalah gerakan yang khas Indonesia. Meski dipengaruhi dari TImur Tengah namun gerakan Indonesia mengalami "penyesuaian". Termasuk juga di dalamnya motiv-motiv lokal. Oleh karena keberagamannya harapannya para pengamat atau peneliti lebih teliti dalam memilah jenis gerakan. Perlu juga diperhatikan penamaan suatu pola gerakan yang dapat menyinggung pihak yang dimaksudkan. Saran yang lain adalah agar lebih sering menyelenggarakan diskusi-diskusi lintas agama yang melibatkan gerakan ini.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar