Judul : Sang Penandai
Penulis : Tere Liye
Jenis Buku : Fiksi – Novel
Tahun terbit : 2006
Penerbit : Serambi
Jumlah halaman: 364 halaman
Perolehan : Dibeli sama adek di obralan Gramedia
Kisah
di novel ini diawali dengan perpisahan. Perpisahan sepasang kekasih.
Klise memang. Dan mungkin memang itulah cerita yang sengaja dibuat oleh
sang penulis. Jim, tokoh utama dalam cerita ini adalah pemain music di
kotanya. Di suatu pesta pernikahan yang menghadirkannya untuk
memeriahkan pesta, ia bertemu dengan Nayla. Singkat cerita merka jatuh
cinta, namun karena kehendak orang tua, mereka berpisah. Nayla harus
mengikuti kemauan sang ayah. Tak sanggup berpisah dengan Jim dan tak
bisa mengharapkan Jim untuk membawanya pergi, Nayla pun bunuh diri.
Dikisahkan bahwa perpisahan itulah yang membuat Jim, tokoh utama dalam
novel ini amat terpuruk dan tertakdir bertemu dengan sang penandai.
Sang
penandai adalah sang pembuat dongeng dunia. Dongen yang diceritakan
turun temurun, melalui kisah-kisah sebelum tidur. Dan kenampakannya
pada Jim tidak lain adalah untuk mengajak jim menjadi salah satu
pengukir dongeng itu, dongen yang nantinya juga akan dikenang oleh
seluruh dunia. Dongeng tentang cinta, tapi bukan cinta yang rapuh.
Bukan dongeng cinta yang berakhir nestapa, tentang dua anak manusia
saling mencintai yang tak bisa bersatu karena keluarga, kemudian tak
kuasa untuk tidak bersama maka salah satunya bunuh diri hingga yang
satunya pada akhirnya menyusul mati juga. Kisah cintah abadi katanya.
Bukan, bukan kisah cinta seperti itu yang akan dijadikan dongen oleh
sang penandai melalui Jim yang juga ditinggal mati kekasihnya.
Melainkan dongen bahwa pecinta sejati tidak akan pernah menyerah
sebelum kematian itu sendiri datang menjemput dirinya.
Dan
begitulah, pada akhirnya legenda pun dimulai. Melalui petunjuk sang
penandai, akhirnya Jim bergabung dalam sebuah pelayaran menyebrangi
samudra tak terbatas, demi menemukan daratan yang belum ada dalam peta.
Armada kota terapung menuju ke tanah harapan. Begitulah petualangan itu
dimulai, jim benar-benar bergabung dalam pelayaran tersebut. Dan tentu
saja ini tak mudah baginya.
Mulai dari kelasi rendahan. Ia
dikenal sebagai kelasi yang menangis karena wajahnya yang muram,
meratap dan sering menangis. Dan untuk menghibur diri ia membuat alat
music seadanya seperti dawai petik dan malah lebih menambah
kesedihannya. Kemudian ia bersama temannya pate dijadikan sebagai
panekuk oleh pemimpin rombongan, laksamana Ramirez. Pada persinggahan
kedua di pulau champa luka jim terbuka lagi, anak dari raja penguasa
kota itu amatlah mirip dengan kekasih nya Nayla. Hal ini kembali
menyiksanya. Alkisah kota itu sedang menghadapi pemberontakan dan
seluruh awak kapal armada kota terapung memutuskan untuk membantunya.
Jim diangkat menjadi Timpalan Laksamana kembali bersama pate
sahabatnya. Dalam aksinya menyelamatkan putri raja champa dari
penghianatan adik raja, Jim mendapatkan tempat tersendri dihati putri
itu. Perjodohanpun diumumkan, namun pada akhirnya Jim memilih untuk
meneruskan perjalanannya dan memenuhi dongengnya.
Di perjalanan
selanjutnya jim sudah naik pangkat lagi menjadi Kepala pasukan, masih
bersama sahabatnya. Dan diekspedisi selanjutnya ini terjadi pertikaian
dalam rombongan armada kota terapung. Pertikaian antara armada yang
ingin pulang karena merasa perjalanan ini sia-sia dan tak kunjung
mencapai tujuan melawan armada yang tetap setia kepada laksanama
ramires. Di penghunjung perang saudara itu akhirnya perjalanan mencapai
titik terang, teropong menangkap segaris tipis bibir pantai.
Di
penghujung cerita, Jim tak juga mengerti sebenarnya dongeng apa yang
harus dia wujudkan. Jika laksamana ramires mempunyai dongeng untuk
menemukan bungamas yang akan mewujudkan harapan2nya (sesuatu yang ia
ketahui di tengah kisah bahwa ada orang lain yang juga sedang
menjalankan dongeng yang dijanjikan oleh sang penandai selain dirinya),
maka jim masih belum tau sebenarnya apa dongeng yang akan dia ukir.
Maka di kesempatan terakhir ia bisa menjumpai sang penandai, iapun
memanggilnya, hingga akhirnya dia tau, dongengnya adalah membuktikan
pada dunia bahwa kita tetap masih bisa hidup dan melakukan hal-hal luar
biasa meski ditinggalkan oleh orang yang sangat kita cintai. Karena
seharusnya pecinta sejati tidak akan pernah menyerah sebelum kematian
itu sendiri datang menjemput dirinya. Dan itu telah dibuktikan oleh jim
melalui ekspedisinya bersama armada kota terapung menuju tanah harapan.
Akhirnya
jim pun mati terbunuh oleh barikade perawan yang berusaha melindungi
ngarai tempat bungamas itu tumbuh. Bungamas yang menjadi tujuan akhir
dongeng laksamana ramires. Jim dan pate membantunya menemukannya. Pate
telah tewas terlebih dahulu. Sedangkan jim, setelah mendengar
penjelasan sang penandai akan dongeng yang tak kunjung ia mengerti
dieksekusi mati oleh barikade perawan tersebut. Namun demikian ia mati
dalam keadaan tenang. Karena seperti apa yang selalu ingin
diberitahukan oleh sang penandai kepada jim, ia berhasil memaafkan
dirinya atas kematian Nayla, ia berhenti menyalahkan diri sendiri dan
melepaskan penyesalannya.
Begitulah, akhir dari cerita ini. Dan
kita bisa mengambil pelajaran dari dongen yang dibuat oleh Jim, bahwa
pecinta sejati tidak akan pernah menyerah sebelum kematian itu sendiri
datang menjemput dirinya. Satu hal lagi, hal yang sama dengan yang ada
di novel “Sang Alkemis”, “Sang Penandai” berkata “Setiap kali seorang
anak manusia terpilih untuk menjalani kisah-kisah ini, maka seluruh
semesta alam menggabungkan diri berharap dan membantunya… Setiap kali
seorang anak manusia memutuskan untuk mewujudkan mimpinya , seluruh
semesta alam bersepakat menunjukkan jalan-jalannya…”. Sekali lagi
cerita tentang mewujudkan mimpi…
Lebih dari semua itu penulis
novel ini membuat setting dan latar belakang yang sama sekali fiktif.
Mulai dari tokoh-tokoh, nama-nama tempat, kejadian-kejadian dan
legenda-legendanya. Melibatkan daya khayal yang tinggi, lepas, tak
terikat oleh apa lazimnya yang ada. Atau jika tidak, ia berimajinasi
tingkat dunia, karena punya pengetahuan tingkat dunia. Jadiiiii, keren
:D
Minggu, 17 Juni 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar