Pertama. Kenapa ada tulisan: Untuk Dewi “Dee” Lestari di halaman depan sebelum daftar isi?
Kedua. Kenapa lay out covernya warna-warni dengan design
kurang elegan? Jadi kayak buku binder/agenda.
Ketiga. Itu kan ada lukisan2 yang ditaruh dipajang disitu. Memangnya
tulisan kumpulan cerpen ini interpretasi dari lukisan2 itu?
Keempat. Kenapa tiba2 ada cerita tentang aktivis halaqoh di
tengah2 cerita cinta2 ini?
Kelima. Atirah yang kau maksud itu Andrea Hirata ya? Haha
aku geli membacanya.
Keenam. Cerpen terakhir: Kagem Ibuk, itu memang kisah nyata
kan? Aku tersentuh tapi tidak terharu. Ibumu seems like Ibuku. Percayalah.
Ketujuh. Jadi apa maksudnya bukumu ini kau diterbitkan? Dengan
judul Tetap Saja Kusebut (Dia) Cinta.
Kedelapan. Aku suka kata2 di belakang sampul buku ini:
Mau kubilag lantang …
… Atau kupendam dalam diam
Tetap saja kusebut (dia) cinta
Terakhir. Aku tak mau sok tau dengan menjawab2 sendiri semua
ketidakmengertianku akan dirimu itu. Ini aneh. Karena kata temenku tulisanmu
cocok buat orang yang sok tau sepertiku. Aku pengen tanya langsung. Semoga kau
baca blogku ini suatu saat. Atau kita ketemu dimana gitu.
*note: buku ini tau2 ada dikos. Dibawa teman kos baruku yang
bekerja di kantor distributor mizan Surabaya. Padahal sebelumnya memang mupeng
beuudh pengen beli gara2 baca kata2 di belakangnya itu.
Ini bukunya tampak belakang biar tambah penasaran :p
Jepret sendiri :) |
0 komentar:
Posting Komentar