Into*duction
Tahukah kamu? Bahwa ada jenis manusia yang pikirannya selalu
meletup-letup bahkan meletus setiap saat. Saat melihat, mendengar, merasakan
menjadi impuls-impuls syaraf dari tepi hingga pusat. Tapi di saat yang sama ia
terperangkap dalam tubuh pemalas yang selalu nyaman dan bahagia hanya dengan
duduk di depan benda kubus bernama TV atau terbaring di atas benda kubus lain
bernama kasur.
Sekian lama, ia simpan segala pikiran-pikiran dan ide-idenya
itu dalam kepalanya saja. Sampai-sampai,_mungkin saking penuhnya_ia mengalami
respon yang lambat pada ransangan. Juga berpikir dan berbicara berputar-putar
yang disebabkan asosiasi otak yang terlalu banyak. Mudahnya begini: Bayangkan
sepaket sayur mayur beserta bumbu yang akan dimasak menjadi satu jenis makanan.
Di sebuah dapur tersedia peralatan yang sangat lengkap, karena pemilik dapurnya
senang mengoleksi berbagai alat dapur. Si pemilik dapur yang juga koki berpendapat,
semakin banyak alat yang dipakai maka semakin mantap hasil masakannya. Jadilah ia
memasak dengan berpikir terlebih dahulu alat mana yang akan dia gunakan,
masakan apa yang akan ia sajikan, ini atau itu dulu yang dikerjakan de es te –
de es te.. Sampai pada akhirnya, orang-orang yang menunggu masakannya
berteriak-teriak diluar. Lalu si koki karena takut diamuk massa mempercepat
proses memasaknya dengan tidak lagi mempedulikan cara-cara yang ia rumuskan, “yang
penting matang, dan aku gak kena amukan massa” katanya. Masakan jadi dan
orang-orang memakannya dengan biasa-biasa saja. Yaaah kira-kira begitulah.
Sejatinya, ia selalu penasaran dengan segala sesuatu dan
terus akan mencarinya secara tidak sadarkan diri. Karena secara sadar ia sering
memilih untuk menjadi manusia normal pada umumnya_jadi secara tak sadar ia juga
berpikir dirinya tak normal_ Pada suatu ketika dalam pengembaraannya
menerjemahkan bayangan-bayangan absurd masa kecilnya, yang tidak ia pahami
sebagai cita-cita, ia bertemu dengan orang-orang hebat. Singkatnya, orang-orang
ini secara tidak langsung mengajaknya untuk berpikir dan bertindak lebih
taktis, realistis, dan sporadis.
Haaa.. sebut saja ia Nunung.
Pada akhirnya setelah ia kehilangan account blog-curhatnya
ia buat lagi blog baru_ini juga gak simple lho,, karena sempat 5-7 kali ia
bersikukuh mengkonfirmasi accountnya yang lama dan akhirnya menyerah untuk
membuat account baru dengan email baru_yang untuk sementara ia gunakan untuk
membagikan ide-ide yang sering bersliweran di otaknya ketika melihat, mendengar
atau merasakan sesuatu. Dengan prinsip bahwa setidaknya ia sudah
mengeluarkannya dari otaknya. Walaupun tidak atau belum menjadikannya sebuah
aksi nyata, mungkin akan ada orang lain yang mau melakukannya. Dan ia pikir,
idenya cukup brilian dan tidak semua orang bisa berpikir demikian.
0 komentar:
Posting Komentar