Rabu, 29 Oktober 2014

Soerabaja in my photo album

Repost. Dari catatan di blog satunya. Buat melengkapi catatan "fantashiruu fil ardh". Bertebaran di muka bumi.

Suro-Boyo. Patung ini lokasinya di depan KBS (Kebun Binatang Surabaya). Aku kesini gara2 ada teman yang lagi berkunjung minta dianterin kesini. Kalau enggak, enggak kepikiran mau kesini. Dan kita cuma foto2 aja nggak masuk KBSnya. Ha ha.... Foto didepan patung ini ni semacam syarat wajib tanda kita udah pernah ke Surabaya. Kayak foto di Tugu Jogja sebagai tanda pernah ke Jogja. Oya, sekedar cerita jadi di Surabaya tu ada 2 patung Suro lan Boyo. Yang satunya ada di pinggir sungai dekat Monumen Kapal Selam, dekat dengan stasiun Gubeng. Tapi, menurut temanku yang orang Surabaya, Patung Suro lan Boyo yang itu tu salah. Jadi bentuknya nggak kayak huruf "S" inisial Surabaya. Makanya dia semacam nggak diakui gitu.

Kebun Bibit atau Kebun Flora. Kebun ini deket sama kosku (Ngagel). Jalan kaki kuranglebih 20 menit. Naik Ontel kuranglebih 10 menit. Utaranya Terminal Bratang (terminal kecil). Seberang Timur RMI (Ruko Mandiri Indah). Ini semi-semi kayak Kebun Binatang. Ada kancil dan Rusa. Dan itu fotoku didepan kandang burung. Tapi nggak keliatan burungnya he he... Disurabaya itu banyak tempat2 kayak gini. Ruang terbuka hijau buat rekreasi kecil2an di sore hari atau weekend. Dan lokasinya di tengah2 jalan raya. Selain Kebun Bibit ini ada Taman Bungkul, Taman Prestasi dan taman2 lain. Biasanya ada perpustakaan kecilnya juga :)

Pasar Blawuran. Letaknya ada di belakang BG Junction. Di dalemnya banyak jajanan tradisional dan buku-bukuuuu "murah". Semacam Shopping-nya Jogja laaah. Murahnya karena bekas atau palsu he he.. tapi yang Ori juga ada kok..

Nasi Goreng J*nc*k. Di Plaza Surabaya. Pertama kali diajak kesini, yang kebayang di otakku adalah warung tenda pinggir jalan yang sukses dan rame pengunjung sampai bisa terkenal gitu. Ternyatttaaa.. Ini ada di dalam sebuah Hotel Mewah: Plaza Surabaya heuheu... Kenapa nama nasgornya itu? Karena pedesnya kali ya.. Dan mungkin kepentingan marketing. Supaya identik sama Surabaya. Huhah! Ni nasgor emang pedes beuudh. Jadi cabe2 itu bertaburan di nasinya kayak toping. Dihidangkan sakwajan-wajannya di atas meja. Satu wajan itu bisa buat makan 4-5 orang. Harganya.. he he Rp. 130.000 udah sama es teh satu ceret.

House of Sampoerna. Ini ada dimana ya? aku nggak paham. Pokonya dekat rumah temanku. Waktu itu dia jadi tuan rumah arisan. Dan sepulang dari sana mampir sini :) Kalo nggak salah masuk kelurahan Bubutan. Dekat dengan JMP (Jembatan Merah Plaza). Ini semacam museum pabrik rokok Sampoerna yang udah berdiri dari jaman kolonial. Didalamnya ada foto2 pendirinya dan dinastinya, juga pemilik yang sekarang. Kalau pendirinya orang cina, ownernya sekarang orang Barat. Ada display bahan2 baku rokok, film2 dokumenter pembuatan rokok jaman dulu, dan display alat2 produksi rokok. Ada juga bangunan yang difungsikan sebagai cafe. Oya, House of Sampoerna ini juga memfasilitasi tour ke tempat2 bersejarah kota Surabaya dengan Bus.

Memang rokok dan industrinya itu kontroversi. Produknya diberi peringatan dan penggunanya ditempeli stereotip negative. Tapi tak bisa dipungkuri juga kalau "Tembakau" dan produk olahannya ini punya peran penting dari narasi dunia. Dia, adalah salah satu penyebab para kolonial datang ke Indonesia dan ke negara2 lain yang punya tanaman ini. Bahkan kata Cak Nun di salah satu Episode Ma'iyahanya, kenapa kampanye anti rokok itu begitu gembar-gembor adalah karena konspirasi Barat. Di negara mereka tidak ada tembakau kawan, jadi dia mau membuat pabrik rokok lokal itu tidak produksi kemudian dia membeli Tembakau dengan harga murah. Begitulah.

Zangrandi Ice Cream. Ada di Genteng. Ini juga tempat bersejarah ni. Toko Ice Cream yang sudah berdiri sejak jaman kolonial. Sekitar 70 tahun yang lalu. Tempatnya memang masih mencerminkan arsitektur tempoe doeloe. Ni warung Eskrim ya ruammmeee beuudh. Sampe waiting list. Jadi jangan heran kalau dateng nggak bisa langsung dapet tempat duduk. Dan karena sejarahnya dan karena kualitasnya harganya juga lumayan bikin manyun. Paling murah 21.000 kayaknya ha ha... Waktu kesana kita beli yang porsi gede gitu trus bayarnya urunan ha ha.. Kalo soal rasa sih yaa.. kayak eskrim. Mungkin beda kalo yang komentar Om Bondan he he.. Apapun yang penting asik :)

Masjid Al-Falah. Mesjid yang makmur nii... Kalau dulu waktu di Jogja tiap Kamis sore sering ikut Majelis Jejak Nabi nya Salim A. Fillah, di Surabaya juga ada tapi cuma sebulan sekali. Ya di masjid ini. Lokasinya deket taman Bungkul. Jalan Raya Darmo kalo gak salah. Pas Ramadhan masjid ini juga ada takjil gratis, shalat tarawih tengah malam pake surat yang panjang2 sama iktikaf di 10 hari terakhir dapet sahur gratis he he.. Temanku yang baju biru itu selalu lari kesini kalau lagi galau. Ada program Tahsin juga, Remasnya semarak, ada kantor pengurusnya, ada petugas disiplinnya dan ada program khusus buat mualaf :)

Masjid Al-Akbar. Masjid terbesar di Asia Tenggara katanya. Ini photo pas ada event di sana. Walaupun nggak ada bukti otentik kalau ini beneran di Al-Akbar, tapi ini bener kuuuk.. Ini mesjid emang gede boneng. Waktu ngerjakan event ini kan harus bolak-balik ambil barang, sholat, dan ambil air wudhu, dan itu bikin gempor. Terutama tempat wudhu yang jauh dari tempat sholat, itu sungguh2 tidak ergonomis. Bagi orang yang lagi masuk angin, habis wudhu trus jalan ke tempat sholat, nyampe tempat sholat udah batal lagi kali he he..

Pantai Kenjeran. Waaa.. ini satu2nya wisata laut yang ada di Surabaya. Disini nggak ada apa yang namanya pasir pantai yang bisa diinjek. Jadi tu aku duduk dipinggir pantai tu. Tu bawah udah laut tapi lagi surut. Yang bikin asik disini itu tempatnya diseting. Jadi ada toko-toko, ada patung2, ada pohon2, addda spot buat foto2, ya kayak semacam Ancol gitu kali (Aku belum pernah ke Ancol). Dan ini jadi nilai tambah mengingat pantainya nggak begitu bagus. Dipagi hari, kamu bisa naik perahu untuk muter2 di deket2 situ. Bayar 15.000 kalau nggak salah. Jaraknya nggak begitu jauh dari kota. 30 menit naik motor nyampe. Souvenir pantainya juga bagus2. Cukuplah untuk melepaskan penat di kota besar he he..

Gedung olah raga SDIT Al-Hikmah. Didalamnya ada lapangan Bulu Tangkis dan Kolam Renang.

Hutan Mangrove. Lengkapnya Ekowisata Hutan Mangrove. Awalnya punya ekspektasi lebih waktu kesini. Tapi ternyataa... he he semoga kedepan lebih baik. Harusnya gitu, karena waktu kesana lagi ada pembangunan disana-sini. Ini posisinya di Jogging Track-nya. Masuk kesini bayar seribu dan lintasan ini tiba2 putus di ujung jalan hee.. Ya, jadi ini adalah rawa yang ditanami pohon mangrove dan dijadikan tempat wisata yang masih terus dikembangkan.

And finally, atap genteng kosanku. Ngagel Mulyo Gg. VII No. 29. he he..

Hee,, kadang aku nggak percaya dengan semua ini. Mengingat aku yang dulu dan posisiku sekarang, pernah menginjakkan kaki di beberapa tempat di bumi ini sesuatu banget. Meski baru sedikit. Alhamdulillah :)

Haa.. Dannn berharap repostan ini jadinya bagus. Ngedit di HP soalnyaaa...

Fantashiruu fil ardh!

Tuban #2

Hee... jadi suatu hari di bulan Mei rasanya diem di kosan jadi begitu menyiksa. Dan main di belantara kota gak minat. Butuh tong sampah buat buang ingus dan jalan panjang buat lari dari kenyataan. Akakakak... Emang lagi lebay banget. Dan semuanya itu tersedia di Tuban. Ada Jul disana soalnya. Jadi larilah aku kesana. Dari Surabaya ke terminal Bungurasih naik motor, taruh di parkir inap. Trus naik bus jurusan Surabaya-Semarang. Yang ekonomi aja biar irit. Cuma 14.000. Donlot lagunya Kla Project: Meniti hutan cemara *manusia jaman kapan aku ini. Sepanjang jalan ituuu aja lagunya. Haha..

Setelah lelah bertarung dalam kerasnya hidup,
kubutuh untuk sejenak menenangkan nurani...

Hehe, dramatis yaa...

Sampe Tuban agak siang. Harusnya bisa langsung jalan. Tapi dasar orang lagi lebay, ngebreeeel dulu. Nyampah. Jadilah sore baru jalan: ke pantai Boom. Kata Jul, kalau kesana di waktu tertentu, kita bisa liat ubur-ubur. Bisalah entar sambil nyobain setrumannya. Pantai Boom ini adalah deretan pantai utara pulau jawa. Jadi dia tepian dari laut jawa. Jika kamu mendayung dari sini lurus ke Utara ntar sampai Sulawesi. Atau kalau agak serong kekiri bisa sampai Kalimantan. Lokasinya ada di sebelah utara alun-alun Tuban. Dilewati bus Semarang-Surabaya. Masuknya bayar. Tapi lupa, bayar berapa! ha!

Sampai disana matahari udah turun. Ketemu sama laut jadi cakrawala. Atau setidaknya, begitulah kelihatannya :D Bahasa inggrisnya: Sunset. Sayangnya ternyata waktunya nggak pas buat ketemu ubur-ubur. Jadi kita cuma jalan muterin pinggiran pantai tapi nggak nginjek pasir. Sebabnya, settingan tempat wisata ini emang nggak ketemu pasir. Semacam daratan yang menjorok ke laut. Permukaan daratannya lebih tinggi dari laut. Pinggirannya di sisi yang rendah ditaruh berbongkah-bongkah batu. Batu apaan ya itu namanya? Mirip batu aspal tapi guede-guede. Trus, ada ruas konblok untuk pejalan kaki yang mengelilingi sepanjang daratan itu. Karna sore, laut lagi surut. Kalau lagi pasang, bongkah-bongkah batu itu nggak keliatan. Tenggelem. Banyak perahu-perahu kecil sandar di tepian. Di ujung jarak pandang arah utara ada titik-titik cahaya yang berjalan lambat. Mungkin itu cahaya lampu kapal penumpang atau barang. *nulis ini sambil mikir, itu kenapa namanya pantai ya? bukan tanjung? heuheu

Kita keliling sampai malem. Keluar dari pantai, menuju alun-alun. Jajan. Tapi dasar lagi gak minat makan, jadi makannya buat syarat aja. Makan sambil memandangi masjid raya Tuban di seberang. Masjid yang kubahnya warna-warni. Pink, biru, kuning. Masjid, alun-alun, pantai dan di dekat sini juga ada makam sunan Bonang sepertinya nggak pernah sepi pengunjung. Ditambah lagi ini jalur pantura yang nyambungin jawa timur sama jawa tengah. Bus-bus yang lewat ada aja.

Setelah makan kami pulang. Menyusun rencana mbolang hari berikutnya. Aku sama Jul agak punya beberapa kesamaan. Selain sering ngobrol nggak jelas tentang hal-hal yang agak filosofis, point of view kita kalo lagi mbolang juga hampir sama. Kan ada orang yang point of view-nya lebih ke makanan/kuliner atau alam (gunung, laut, danau, goa dll). Nah, aku suka ngamatin orang, masyarakat, budaya, warna lokal, seni dikit2. Jul juga gitu. Kalo alam yaa.. jadinya selalu kulihat sebagai sarana atau tempat hidup bagi orang-orang itu. Gampangnya, julukan pecinta alam jadi agak kurang cocok sama aku, kalau itu diasosiasikan ke orang yang hobi naik gunung. Heuheu. Jadi bagiku terminal, kereta api, pasar dan tempat semacam itu sudah bisa jadi tempat wisata. Atau pedesaan, perumahan pinggir rel kereta dst. Tapi itu semua tergantung mood.

Moodnya kali ini lagi pengen ke alam *gimana sihhhh. Hahaa... namanya juga orang ga normal. Jadi mau ke air terjun Nglirip. Oya, tempat tugas temanku ini ada di Desa Temandang, Kec. Merak-urak, Kab. Tuban. Kalau aku mau kesana naik bus seperti yang kuceritakan di awal, begitu masuk Kab. Tuban, bilang sama kernet busnya: "Pak, turun di PATUNG". Tadinya aku juga gatau 'patung' tu tempat apaan. Ternyata dia adalah patung yang ada di tengah perempatan besar jalan semarang-surabaya.

Turun dari bus, jalanlah sediki ke arah selatan. Cari angkot jurusan Kerek. Bilang lagi ke supirnya, turun di Pom Lama. Entah itu apa artinya, tapi menurut jul itu julukan suatu tempat yang dulunya bekas Pom Bensin. Semacam itu. Trus gimana cara ke air terjun Ngliripnya? Haaa...

Jadi dari Desa Temandang tadi kita naik motor ke arah Pasar Kerek. Dari sana nanya-nanya jalan menuju Air Terjun Nglirip. Ntar kan dikasih tau sama orang-orang disana. Orang Indonesia yang ramah-ramah. Udah, gitu aja petunjuknya. Namanya juga mbolang. Bakal lebih seru kalo nyari-nyari lokasi sendiri. Apalagi pake bonus nyasar-nyasar dikit. Atau,, buka hape, liat GPS. Hahaa... Aku kasih clue satu lagi deh, abis dari pasar itu jalannya lurus aja kok :D *ngelesnya ampuuuun

Because of mau ngisi perut. Kita jajan-jajan dulu di pasar. Dan aku kalo liat makanan-makanan menarik dan sederhana (itu banyak banget di pasar) tu rasanya mau dibeli semua. Segala ganyong juga dibeli. Padahal lagi ogah makan. Akhirnya kita sarapan kupat tahu on the spot. Alas makannya pake daun jati. Kali ini rada semangat makannya. Nyem.

Nyari yang jual kupat tahu itu juga pake acara nyungsep-nyungsep di dalem pasar. Heuheu. Dan kita kayak elien karna bawa-bawa ransel n kamera. Yang gini-gini ni yang kumaksud sebagai perjalanan sesungguhnya tadi. Point of view. Gak penting tujuannya mana, hal-hal yang kita temukan sepanjang jalan rasanya sudah cukup membahagiakan. Apalagi bareng temen yang 'nyambung'. Rasanya nyasar di tempat pembuangan umum sekalipun bisa sok-sok kita maknai dan tertawakan bersama-sama. Haha.

Tak perlulaaah akuuu keliling duniaa, karnaa kau disiniii..
*begitu kata Gita Gutawa di lagu ost-nya Sang Pemimpi

Udah gitu, kita mampir lagi pemirsa. Ke desa sentra produksi Bathik Ghedok. Lokasinya deketan sama pasar. Namanya Bathik Gedhok karena bathik itu ditulis di atas kain gedhok. Kain yang dibuat dari serat-serat tumbuhan. Meski ada juga yang di kain biasa. Kita sempat liat proses pembuatan dan kain-kain bathik yang udah jadi. Liat thok. Heuheu. Emang dasar turis kere.

Di Tuban ini ada perusahaan semen nasional (BUMN). Dan udah jadi aturan sekarang, kalau perusahaan harus punya dana CSR (Coorporate Social Responsybility). Salah satu bentuk tanggungjawab sosial mereka untuk warga di lingkaran terdekat. Maka, nggak heran kalau segala aktivitas warga di sini ada jejak-jejak dukungan perusahaan. Contohnya ya di desa sentra bathik gedhok ini. Kelihatan banyak dukungan yang diberikan perusahaan untuk kegiatan sosial ekonomi mereka. Setidaknya dari logo-logo perusahaan yang nempel dimana-mana. Temanku sendiri, Juliem, nyasar sampe kesini juga dalam rangka sebagai implementator program CSR perusahaan yang sama. Aku? yang ngurusin pencairan dan pembekuan dana. Haghag :v

Kalau secara motif, jujur aja bathik gedhok ini aku nggak terlalu tertarik. Heeee... Entah gimana teknik pencelupan warnanya, tapi jadinya warnanya kayak kecampur-campur dan burek liatnya XD. Tapi memang itulah ciri khasnya.

Perjalanan 'nyari' air terjun dilanjutkan. Sempet mampir lagi di sawah yang backgroundnya perbukitan. Poto-poto.

Satu hal lagi tentang Jul itu adalah dia orangnya obsesive compulsive. Haha. Susah dihentikan kalau hasratnya belum terpenuhi. Semenjak ngerjain proyek di Tuban ini, hasratnya begitu menggebu di fotography specialist kamera pocket. Dan dia suka sekali menjadikan aku model. Karena menurutnya aku kebanyakan gaya XD. Kayaknya aku ngupil juga bakal dia potoin dengan cari anggel maksimal.

Akhirnya setelah dipaksa-paksa. Jul mau menghentikan kegiatan memotretnya dan melanjutkan perjalanan. Oyaa, di sebrang sawah itu ada semacam saung/teteg yang jadi kayak angkot shelter. Pas kita dateng, ada embah perempuan bawa keranjang yang katanya lagi nunggu angkot. Dia udah lama disitu. Pas kita pulang, dia belum dapet-dapet angkotnya :') Padahal kita disitu lebih kali setengah jam. Heuheu

Daan akhirnya nyampe juga di Nglirip. Haaa... Seumur aku hidup udah 3 kali mengunjungi air terjun. Pertama, air terjun di kaki gunung Merapi, tapi lupak namanya apaan. Kedua, Coban Rondo di Malang. Dan ketiga ya Nglirip ini.

Lokasinya ada di pinggir jalan. Tapi harus melewati beberapa rumah warga. Jalannya agak turun. Jadi rumah-rumah warga ini berada lebih rendah dari jalan tempat kendaraan lewat. Seperti kontur jalanan di perbukitan. Pas mau masuk ada petugas ngasih tiket sama teh cap botol satu bungkus. Teh hitam kasar. Ini harus dituker sama sejumlah uang. Lupa lagi aku jumlah uangnya berapa. Hahaa..

Pas air terjunnya udah keliatan, akuuuuu... biasa aja! hahaa... emang air terjunnya biasa aja. Setidaknya begitu kesan pertamaku. Dia nggak terlalu tinggi. Dan aku nggak bisa ngira-ngira ketinggian sesuatu yang udah lebih dari 6m >,< Masih tinggian Coban Rondo. Udah gitu hawanya enggak sejuk. Alias panas. Dan karna ada di perkampungan jadi nggak ada spot enak buat sekedar ngelamun. Tapi, uniknya air yang menggenang di ceruk dari air terjun ini warnanya hijau toska. Kalo yang lain kan biasanya ya kayak air sungai. Terus alirannya diteruskan melewati bebatuan yang warnanya kuning langsat karna terlapisi lumpur.

Capek jengkang-jengking poto-poto, kita pulang. Nah, kalau kalian liat hasil jepretan kita jadinya beda kasus. Pasti ngiler pengen liat langsung. Emang bagus kok tempat ini buat dipoto. Hehee.. Mungkin menurut kalian lokasi aslinya juga menakjubkan. Kan selera orang beda-beda yaa...

Sebelun pulang, kita mampir dulu di rumah salah satu warga yang ada warungnya. Beli rujak. Sama kopi. Pas mau ngambil motor di parkiran, mampir lagi ke rumah warga yang cuma sepetak ruangan dari bambu. Orangnya di dalem lagi bikin tikar dari anyaman daun. Entah daun apa -_-" Wawancara dikit, terus baru balik.

Pulangnya ini, kita ambil jalur beda. Tapi aku nggak bisa jelasinnya. Pokoknya kalau pas berangkat kita keluar gang belok kiri. Pas dateng, kita dari jalan sebelah kanan dari gang. Hahaa..  Navigasi daratku buruk banget.

Di jalanan ini kita GJ juga. Kan banyak dataran-dataran luas berumput mirip sabana di kanan Kiri. *Padahal gaktau sabana beneran kayak apa. Nah kita mbleot lagi. Markir motor di parit berumput trus naik ke semak-semak yang emang posisinya lebih tinggi dari jalan. Nah, aku malah bahagia disini. Karna semaknya penuh bunga :D Bunga kecil-kecil warna ungu pucat, putih, kuning hyahaaa... Poto-poto dong! Dengan mengabaikan teriakan orang-orang yang lewat ngatain kita. Padahal kita udah berusaha nyungsep biar nggak keliatan. Malu sih sebenernya. Tapi, biarlah. Abis ini kan nggak ketemu lagi. Haaa...

Udah. Gitu aja :D

Sabtu, 18 Oktober 2014

Pahlawan dalam Diam )l(

Ditulis tanggal 23/9/2014. Lagi bosen baca. Jadi nulis aja. Nulis review buku-buku yang udah lama dibaca. Cekidot!

Judul: Pahlawan dalam diam
Penulis: Cahyadi Takariawan, Eko Wahyudi dkk
Penerbit: Indie publishing
Tahun terbit: 2014
Tebal: 130 halaman

Ini bukunya PKS pemirsa! Iya, PeKaeS. Yang awal tahun 2013 kemaren tenar gara-gara kasus suap impor daging sapi " yang menjerat presiden PKS" _kata tambahan yang selalu muncul di tiap berita. Hue hue. Yang begituan yang bikin terkenal. Soalnya kalo yang bagus-bagus ntar jadinya "riak".

Nah, buku ini semacam tindakan konkrit untuk menjawab kegelisahan itu kali yaa.. Walaupun nggak cetar membahana juga. Kayaknya juga cuma beredar di kalangan tertentu.

Yap. Seperti judulnya. Ini adalah buku kumpulan cerita orang-orang lapangan atau saksi-saksi yang melihat dan menceritakan kegiatan nyata orang-orang PKS. Baik dari tingkat grassroot sampe yang anggota-anggota parlemen.

Ada 9 penulis dengan 19 cerita. Sebagian bukan cerita ding, melainkan semacam sajak. Aku cuma tau satu penulis: Cahyadi Takariawan alias Pak Cah. Dan mungkin memang dia yang lebih umum dikenal dibanding yang lain.

Beliau memang penulis. Disamping termasuk yang senior di PKS. Malah, salah satu founder/perintis DPD PKS DIY. Tulisannya dikenal berbicara seputar rumah tangga, pernikahan dan juga serial materi-materi tarbiyah yang selanjutnya dimutakhirkan jadi serial ...

Sering ketemu juga sih. Ngeliat doank dari jauh. Secara, dia orang Jogja dan rumahnya di belakang kampusku. Jadinya lumayan sering kesana.

Well. Beliau sendiri nulis 4 tulisan disini. 2 cerita dan 2 sajak. Yang cerita, judulnya: yang pertama "Ahmad Adaby Darban, sejarawan dan pendiri PKS dari Yogyakarta". Ini cerita awal mula PKS dirintis di Jogja. Salah satu tokoh yang didekati untuk diminta mendukung dan akhirnya beneran dukung itu ya Pak Ahmad Adaby Darban. Beliau ini nggggg... sebenernya lebih lengkapnya baca dibukunya sih. Tapi gini, bagi orang-orang Jogja yang masa mudanya tahun-tahun 60-70an apalagi dia aktivis islam, pasti kenal beliau. Itu makanya, baca ini aku semacam melengkapi potongan-potongan cerita yang sering disampaikan Bapakku tentang masa mudanya dulu di Jogja. Dan Bapak pernah sebut nama ini di salah satu ceritanya. Kata Bapak, dia adalah guru besar sejarah di UGM. Dan memang begitu yang tertulis disini.

Beliau pernah jadi ketua Muhammadiyah. Aktivis PII_makanya Bapak tau. Dan sebagai akademis yang sejarawan beliau banyak menyusun tulisan dalam rangka pelurusan sejarah. Utamanya yang berkaitan dengan Indonesia dan Islam.

Beliau sudah wafat. Tapi setauku anak-anaknya juga jadi kader PKS. Setidaknya begitu menurut sepupuku :D

Cerita yang kedua judulnya: "Menikmati Indahnya Dakwah". Kalau ini semacam renungan yang dituang jadi nasehat tentang dakwah tentunya dan duaaleemm. Jadi bisa ngecharge kalo lagi disorientasi. Huehue..

Nah, yang 2 sisanya itu sajak berjudul: Tegarlah Seperti Nuh as dan Ode Bagi Bunda Kami, Yoyoh Yusroh. Dibuat setelah Ustadzah Yoyoh Yusroh wafat.

Penulis lain yang paling banyak bikin cerita adalah Eko Wahyudi. Ada 6 cerita yang semuanya tentang kader-kader baik yang bawah sampai yang sudah terlibat mrngurusi rakyat secara formal sebagai wakil rakyat di Riau. Utamanya Kabupaten Bengkalis, yang prestasinya luar biasa tapi tak pernah diliput media. Hihi.

Diantaranya, kisah caleg_kader yang dicalegkan_yang karena dia nggak punya dana buat kampanye, maka dia mengkompensasinya dengan aksi menempel dan memasang atribut kampanye caleg lain dari PKS secara diam-diam saat tengah malam berasama anaknya. Ada juga anggota dewan yang rumahnya di pedalaman. Kalau dia ada rapat jam 9 pagi, ia musti berangkat nggak boleh lebih dari jam 10 malem sebelumnya. Ia tak mau pindah ke daerah pusat pemerintahan karna merasa harus memperjuangkan daerahnya. Tekadnya tersebut membuahkan hasil yaitu dengan penganggaran dana untuk pembangunan jalan utama yang akan menghubungkan kecamatan dan kabupaten sehingga mempermudah akses.

Kisah lain, yaitu anggota DPR RI yang dikira kader biasa karna pembawaannya yang santai dan bersahaja. Ada juga WaBup Bengkalis kader PKS, yang rumahnya dijadikan tempat transit dan menginap bagi masyarakat jika sedang ada urusan di Kabupaten sedangkan rumahnya sangat jauh.

Sisanya, kisah-kisah relawan Yankes, prajurit-prajurit kepanduan dan pembinaan halaqoh_aktivitas di lingkaran paling kecil. Ibarat makhluk hidup ini aktivitas tingkat sel yang justru sangat penting. Huaha.. *Menn, aku belum dapet kelompok disini :(

Lucunya, buku ini di kasih ilustrasi-ilustrasi lucu dan imut yang menggambarkan aktivitas-aktivitas kader-kader PKS. Terlihat sangat familiar buat para kader :D

Oya, tulisan Pak Cah yang menikmati jalan dakwah itu kan ditaruh di belakang. Tulisan terakhir. Jadi dia semacam penutup. Bahwa, mau kayak apapun. Mau diliput media, mau enggak. Mau gembar-gembor, mau sepi. Biarin aja. Semua ini untuk Allah. Itu! closing statementnya.

Jadi inget bukunya Tasaro GK:

mau kubilang lantang
atau kupendam dalam diam
tetap saja kusebut (Dia) cinta

*apacoba -_-

10 investasi cerdas

Judul: Investasi Cerdas -10 pilihan investasi berdasarkan jenjang karier dan kemampuan keuangan-
Penulis: Arif Rahman
Penerbit: Gagas Media
Tahun Terbit: 2011
Tebal: 194 hal

Widiiiih, baca buku beginian =D
Ini buku yang pragmatis opportunis! haha... yaampuuun, enggak ding.

Well, i've got this book as a doorprize. Jadi pas itu sekitar tahun 2012an kan ada festival buku IKAPI gitu di Mandala Bhakti Wanitatama. Salah satu acaranya tu bedah bukunya Alvin Adam yang judulnya: Just Alvin! The Untold Story, terbitan Gagas Media juga. Tadinya aku ragu mau ikut. Trus gerimis. Aku berteduh di emperan gedung antara balai kunthi sama balai shinta. Dimana tenda tempat acara ada di depannya. Pas sesi tanya jawab, iseng nunjuk tangan. Dan karena posisi jauh dari panggung makanya berani. Soalnya nggak keliatan. Soalnya aku ga yakin sama pertanyaanku. Eee... kok ditunjuk sama MC. Yaudah, kulontarkan pertanyaan absurdku dan bener aja mas Alvin Adamnya bingung & jadi nasehatin aku, kalau nanya tu yang jelas :3

Tapi terus dapet buku ini + tas + pin Just Alvin. Haha, lumayan. Trussss bukunya ngangguuuur lama. Sampe kemaren mikir buat investasi because of i'm going to pailit. Dan butuh belajar duluk. Dan ternyaata,, bukunya bagus gilak! Huaaa...

As seen on the tittle, buku ini adalah tentang kiat2 investasi. Bentuknya, tahapannya & caranya. Kalau ngomong investasi kan kayaknya uwow bingit. Kayaknya itu kerjaan orang "turah duit". Padahal ga juga. Itulah kelebihan buku ini. Penulisnya menjabarkan tahapan investasi bahkan saat kita gapunya duit/pemasukan u/ investasi. Dan gara2 itu aku jadi jedot2in kepala $&(@)-&%%-+(()). Kenapa ga baca buku ini dari duluuuk. Haaa... ~Woeee gaboleh nyesel woee.. yang lalu biar berlalu, emang jalannya harus begitu :p

Jadi gini. Menurut mas Arif Rahman ini, tahapan investasi bisa direncanakan & disusun berdasarkan tahapan kehidupan. Diitungnya pas dari SMA. Tahap dimana seseorang udah mulai mikirin realitas kehidupan kali yee...

Ada 5 tahapan atau fase disini, yang sebenernya mau aku bikinin tabel biar enak ngertiinnya. But,, because of aku nulis blog ini di HaPe, jadi agak ribet urusan. Hem.
Jadi ditulis outline aja ya niii...

FASE 1: ACADEMIC EDUCATION
Visi: Belajar berorganisasi
Misi: Mendapat pekerjaan layak (khususnya dari sisi finansial)
Perkiraan rentang waktu: 3 th SMA, 1-4 th kuliah.
Durasi pengelolaan waktu (dalam sehari): 4-6 jama kuliah/sekolah
Proporsi sumber penghasilan: 0% gaji, 0% pendapatan lain-lain
Sumber pendapatan: 100% orangtua (pada kebanyakan orang)
Strategi investasi.

FASE 2: FULL TIME EMPLOYEE
Visi: Mendapat penghasilan besar
Misi: Mengenal sistem kerja perusahaan besar.
Perkiraan rentang waktu: 2-4 th
Durasi pengelolaan waktu (dalam sehari): 7-9 jam kerja
Proporsi sumber penghasilan: 100% salary, 0% pendapatan lain-lain
Sumber pendapatan: Perusahaan tempat kerja.
Strategi investasi: Tabungan, asuransi investasi.

FASE 3: EMPLOYEE WITH ADDITIONAL INCOME
Visi: Mendapat penghasilan tambahan, Memproduktifkan waktu
Misi: Mengumpulkan
Perkiraan rentang waktu: 2-4 th
Durasi pengelolaan waktu (dalam sehari): 7-9 jam full time employee, 3-4 jam bussines/self employee
Proporsi sumber penghasilan: 80-90% salary, 10-20% penghasil tambahan
Sumber pendapatan: 60-80% perusahaan tempat kerja, 20-40% side job
Strategi investasi: MLM, waralaba, deposito.

FASE 4: EMPLOYEE WITH OWN BUSINESS
Visis: Mempersiapkan passive income
Misi: Membangun sistem
Perkiraan rentang waktu: 2-5 th
Durasi pengelolaan waktu (dalam sehari): 7-9 jam full employee, 3-4 jam business/self employee
Proporsi sumber penghasilan: 50-80% salary, 20-50% penghasilan tambahan
Sumber pendapatan: 50-80% perusahaan tempat kerja, 20-50% usaha
Strategi investasi: Own businesa, Emas

FASE 5: INTREPRENEUR & INVESTOR
Visi: Mengembangkan sistem
Misi: Quit job
Perkiraan rentang waktu: < 1th
Durasi pengelolaan waktu (dalam sehari): Full time entrepreneur
Proporsi sumber penghasilan: 100% own business & investasi
Sumber pendapatan: 100% own business & investasi
Strategi investasi: Properti
Financial atau pasar modal: Saham & obligasi, reksa dana.

Haa.. menarik ya?! well planed! Andai hidup bisa sebegitu lurus. Hueee...

Well, well,, ada nasehat penting yang disampaikan oleh penulis terkait tahapan2 itu. Beliau menyarankan untuk tidak melompatinya. Misal, habis tahap 1 langsung ke tahap 4. Karena merasa passionnya di bisnis dan gasuka terikat, dll.

Hal itu boleh, kalau kamu misalnya udah punya bisnis keluarga turun temurun & kamu sudah terlibat di dalamnya. Atau, kamu cukup gila (baca berani) u/ melakukan itu. Aku punya beberapa teman yang melakukan itu, bahkan kuliahnya ditinggal dan yaa... bisa berhasil juga. Dengan penuh perjuangan tentunya. Bahkan Bapakku juga nggak pernah kerja sama instansi manapun. Tapi emang butuh ketahanan luarrr biasa, heuheu... Bukan cuma kamu yang kudu kuat, tapi juga orang2 disekitarmu \_^^ Tapi kalau kamu rakyat jelata dan tak cukup gila, jangan deh! Bukan gaboleh, tapi apayaa... cobalah u/ bersabar sedikit. Kalau kata Mario Teguh tuu... menunda kesenangan.

Emang kita harus jadi kacung dulu gitu. Kacung berkualitas. Sehingga dapet gaji layak. Sehingga bisa dikumpulin buat modal.

Selain itu, menurut penulis, dengan bekerja di perusahaan/lembaga, kita juga bisa belajar. Menyerap segala ilmu u/ menjalankan usaha langsung sambil melakukannya. Dapet gaji pulak. Belajar manajemen dan perilaku organisasi. Selain itu, juga u/ membuat "jaringan" pertemanan yang pasti bermanfaat kalau nanti kita buka usaha sendiri.

Daan (ngomongnya kayak VJ MTV),, seperti yang tertera di rincian fase itu, kita harus menentukan tenggat waktu berapa lama mau jadi full time employee.. Idealnya yaa.. seperti yang disarankan penulis. 2-4 tahun.

Di tahapan ini, pilihan investasinya ada 2, seperti yang di tabel: Tabungan dan asuransi. Katanya, angka keterbukaan masyarakat terhadap asuransi ini masih sangat kecil. Masih asing. Termasuk aku jugag! Masih merasa itu nggak penting. Tapi kata penulisnya itu penting.

Waktu dulu belajar asuransi kesehatan di kampus, aku dapet pengertian yang bener tentang asuransi: pengalihan resiko. Trus secara asal mikir, gimana kalau disubtitusi ke InShod ajja? Kalau berdasarkan teorinya YM, itukan ntar bakal balik huehee.. Tapi emang gaada itung2annya. Emang gaboleh diitung sih, dan beda tujuan. Tapi In Shaa Allah lahyaa.. Kalau nolong orang lain ntar pasti ada gilirannya kita ditolong dengan cara super duper gak masuk akal sekalipun =D Jadi yaa.. sukasuka masing-masing lah yaa..

Fase 3 ni oke! Tetep kerja dan muterin uang tabungan buat usaha sampingan, yang nggak ganggu kerjaan utama tentunya. Strateginya usaha tambahan sekaligus investasinya: MLM, waralaba dan deposito. Kalau jaman sekarang mah bisa lebih variatif kayaknya. Misal: Jualan onlen slama nggak ganggu kerja. Atau jual apa gitu, yang target marketnya temen kantor. Modalnya dari mana? yaa dari uang tabungan dari fase 2. Kalau yang dicontohin penulis berdasar pengalaman itu, dia menawarkan diri u/ jadi distributor majalah yang baru launching. Tiap bulan dia terima terbitan baru dan mengantar ke agen2 besar. Dia dapet 35% komisi. 20% dia kasih ke agen, dan dia dapet 15%. Cuma butuh 1-2 jam sehari buat jalanin usahanya itu. Hee.. Trus juga ngajar bimbel di sore hari. Inimah double job. Yaa... kamu bisa ukur diri dan kemampuan lah ya.. Intinya, ada penghasilan di luar gaji bulanan.

Yang ditekankan kenapa milih waralaba/MLM adalah karena kita bisa memiliki bisnis tanpa repot memikirkan sistem, set up, bahan baku dll. Tinggal jalan aja. Disini tertera daftar pewaralaba yang aman dan cukup terjamin. Daftarnya bisa dilihat di abeemanagement.wordpress.com dan daftar MLM yang terjamin juga bisa dilihat di www.apli.or.id.

Untuk MLM ini juga jaman sekarang banyak pilihan yang bahkan ada lembaga zakat yang pemasarannya mirip MLM. Kamu bisa daftar tuu.. Beberapa temanku yang merupakan relawan lembaga zakat itu banyak yang melakukan. Dan hasilnya lumayan. Huee..

Banyak juga MLM yang jual produk yang bener2 bermanfaat & kita ikut mengkonsumsi. Jadi konsepnya menebar manfaat. Kayak: HPA, Avail dan produk2 kesehatan lain.

Trus ada deposito = menabung. Tapi, uangnya akan dikelola Bank, sehingga nasabah dapet bunga yang lebih tinggi dari bunga tabungan biasa.

Fase 4 ini sudah punya bisnis sendiri tapi tetep kerja reguler. Bentuknya bisa usaha sederhana & menengah. Yang dijalankan orang lain & fungsi kita adalah pengawasan. Atau usaha kerjasama dengan orang lain dan kita sebagai pemilik modal. Investasi yang disarankan di fase ini adalah emas. Ini yang lagi kupikirin :)


Trus,, yang terakhir fase 5. Ini udah jadi pengangguran bermatabat. Mwehehee... Bisnis udah jalan. Tinggal ngawasin. Nah disini mau berhenti kerja sah-sah aja. Full time ngurusin bisnis & pengembangan atau jalan2 ngabisin duitt. Haa... Fantashiru fil ardh. Bertebaran(lah) di muka bumi. *ga apal shorofnya

Di fase ini penulis menyarankan strategi investasi juga. Untuk tahap ini dimana seharusnya kita punya modal gede, strategi investasi yang ditawarkan adalah properti, tanah/bangunan. Beli tanah, dijual lagi atau disewakan atau dibuat ruko trus disewakan atau dibuat kosan dst. Yang artinya tiap bulan udah tinggal nerima duit tanpa perlu repot. Trus juga disaranin untuk mulai ikutan main di pasar modal lewat saham/obligasi/reksadana. Aku gabisa jelasin ulang, because of aku juga pusing buat ngertiinnya.

Nah, sekarang mari kita hitung total waktu/umur untuk sampai jadi pengangguran bermartabat. Pake waktu yang maksimal deh dan mulai dari lulus SMA. Nih ya:
Fase 1: 4th
Fase 2: 4th
Fase 3: 4th
Fase 4: 5th
Fase 5: 1th
Total: 18th.
Rata-rata kan pada lulus SMA umur 18 yak? Brarti di umur 36 orang yang mempraktekkan metode ini udah bisa jalan2 backpackeran around the world. Hwaaa...

Nah. Cuma, sebagai sebuah contoh kasus yang terdekat, setelah aku baca2 buku ini & evaluasi diri sendiri, sebenarnya hal-hal yang disampaikan penulis itu udah suka kepikiran dari dulu. Cuma gak dilakuin. Hahaa... Mungkin karna udah nyaman sama kondisi yang lagi dijalanin. Dan gaada niat untuk "mendapatkan lebih". Bahkan sebenernya kalo dipikir2 aku kemaren lebih parah. Bukannya invest, malah suka devisit. Haaa... *jedotjedotjedot

Dan udah ngelakuin sih sebenernya. Cuma ga serius, ga istiqomah dan ga pathek niat. Bahkan dari SD sih malahan aku udah bisnis hwaaa... Tapi yaitu sekedarnya aja. Intinya, gak pernah serius. *jedotjedotjedotlagi

Sepertinya banyak juga orang yang masih kerja untuk langsung habis dikonsumsi. Begitu terus. Jadi BEP terus idupnya. Itu makanya penting kali ya untuk punya financial mindset. Jadinya penulis disini bikin bab pembuka yang judulnya financial mindset. Walaupun disampaikan secara kaku. Yaitu, pertama-tama penulis menjabarkan dulu tentang konsep laporan keuangan atau financial statement. Jadi, sampai dengan 35 lembar awal buku ini kayak buku akuntansi ieuuuuu... Pake neraca-neraca keuangan kayak dulu yang diajarin guru akuntansi pas SMA. Aktiva tetap, aktiva lancar dst.

Pas ditengahnya penulisnya tanya: Dimanakah posisi keuangan anda? Selisih akhir antara pendapatan dan pengeluaran Rp. 0. Apakah neraca keuangan anda berada pada kondisi serupa?
"Yaaa... bahkan lebih buruk" jawabku *senyum masygul.

Kalimat yang sebenernya kurang provokativ.

Beneran deh, buku ini kayak diktat kuliah akuntansi. Haha.. Dan financial statement/laporan keuangan yang tadi aku ceritain, ada sampai dengan bab terakhir. Jadi emang bakalan keliatan banger cash flow-nya. Saldo akhirnya. Investment-nya. Juga perkembangan bisnis yang ditekuni dari segi financial \(^-^)/

Mungkin bagi orang yang ga sengaja dapet buku ini & kemudian harus membaca adalah orang yang beruntung karena dapet ilmu. Tapi alangkah baiknya kalau buku ini dinikmati sama banyak orang. Packaging & tagline buku yang lebih memikat. Misal:

Get your financial freedom at 36th

Bebas financial di usia 36 th

Sebuah cara paling efektiv untuk membengkakkan pendapatan pribadimu.

Atauuuu,, apa kek! haha..

Hal lain, yang agak gimana adalah: financial mindset yang dipake sama penulis di sini adalah ekonomi konvensional. Makanya dia saranin untuk menabung dan memperhitungkan bunga. Deposito, obligasi dst yang semua ada bunganya. Ini bakal langsung terkoreksi sama orang yang lebih memilih ekonomi syari'ah. Dan jadinya mengganti-ganti tempat menabung di Bank Syari'ah (*lepas dari beneran syar'i atau enggaknya) atau di BMT. Kan sistemnya bagi hasil :D

*Trus pas baca bagian invest emas, jadi inget dulu pernah pengen baca buku terbitan Asma Nadia Publishing House yang Think Dinar! Jadi sekarang inget buat pengen lagi. Pengen doang :D

Hal lain yang kurang disini adalah alternative investasi dan usaha yang masih terbatas, padahal kalo setauku, banyak pilihan lain yang selain buat investasi kita juga jadi dukung ekonomi kerakyatan.

Truuuus yang nggak kalah penting, penulis juga nggak nyantumin variabel penting dalam siklus hidup umat manusia: menikah dan beranak pinak. Jiaaahaha..

Kan di tiap fase penulis cantumin perkiraan financial statement yang cash flownya bersambung dari fase 1 - 5 tuuuh.. Tapi usernya cuma seorang. Padahal rata-rata orang itu menikah pas lagi di fase 2. Yang itu akan sangat mempengaruhi laporan keuangan. Karena pemasukan sama, tapi pengeluaran bengkak luar biasa. *Itu kalo dipikir linear -_-. Padahal yaa.. bisa juga jadi nilai tambah tauk. Misal, kalau pasangannya juga kerja atau si pasangan "dijadikan" pelaksana dari bisnis sampingan yang telah direncanakan *ini hier pasangan apa karyawan haa...Kan pasangan visioner ggggg... :')
Kalo logika syar'i *ceileee, harusnya yakin rejekinya nambah. Kan rejeki dua orang dihimpun jadi satu. *fyuuuuu ~(^_^~)

*Truss masak pas nulis ini Om Mario Teguh presentasi yang judulnya: Laki-laki bawang. Yang makin dikupas makin bikin pedih. Makin dikenal malah makin bikin nangis. Hwaaaa... akukan suka bawang :'(( dan pernah bikin puisi absurd ttg ini* Abaikan!

Atauuu, asumsinya kalo ngikutin rencana ini secara kaku, maka baru akan menikah umur 36. Akkkkk... ntar udah bathuk bhathuk, anak baru masuk SD.

Ya nggak lah yaa.. mungkin ini memang batasan pemaparan yang udah ditentuin sama penulis. No variabel pengganggu! Apapun itu bentuk dan namanya. Bagusnya emang ga cuma cerita gampangnya aja sih disini. Ada resiko yang dijabarkan juga dan maka harus dihitung.

Soal pasangan hidup, anak, hadiah, musibah dll. Yaa.. kalo sama ngitung itunya ntar jadi panjang bahasnya. Heuheu.

Haa.. hidup itu penuh kejutan. Syukur alhamdulillah kalo bisa well planed dan well done kayak yang dicontohin penulis. Gak pake acara main, mbleot sana, mbleot sini, kejedot sana, kejedot sini, jatuh disana, jatuh disini, jatuh hatinya *uppppssss :#

Etapi yaa.. hidupku yang banyak mbleot-mbleotnya ini juga kalo kuinget harusnya bisa kok sambil ngelakuin seperti yang disaranin penulis.

Lulus umur 22 (*iniaja udah mbleot setaun. Tapi untungnya semacam punya cadangan. Karena sekolah kecepetan). Belum wisuda udah kerja *how lucky! Kerja ini 2 tahun. Yang 1,5 tahun gausah diitung, ada kewajiban yang harus dipenuhi. Investasi bergerak, haha!

Jadi, harusnya punya waktu 5 bulan untuk menjalankan rencana di fase 2. Nabung! nabung doang. Tapi ini nggak terlaksana kecuali yang ditabungin sama lembaga untuk jadi semacam "pesangon" waktu selesai kontrak. Jadi cuma bisa cengok. Tapi terus bahagia lagi waktu liat tumpukan buku belum terbaca. Hyahahaaa...

Udah ah. Just do it, just do it!

Jumat, 03 Oktober 2014

Tuban Bumi Wali



Mari kita lanjut untuk menceritakan apa yang masih kuingat tentang perjalanan. Bertebaran di muka bumi. Kali ini episode Tuban, karena kemaren dikirimin foto kece waktu ke Tuban sama fotografer pribadi: Jul :D

Aku 2 kali kesana. Di sekitaran bulan Desember 2013 dan bulan Mei 2014. Pertama buat menghibur hati Jul yang baru seminggu tinggal disana sendirian. Kunjungan kedua buat menghibur diri. Buang ingus :V

Di kunjungan pertama aku tour ke: Goa Akbar, alun-alun Tuban, lewat Masjid besarnya Tuban tapi nggak mampir, dan ke makam Sunan Bonang.

Di kunjungan ke dua, aku ke Pantai Boom, ke halaman Masjid Besar Tuban buat berteduh (*itu kenapa aku ga masuk juga ya), ke alun-alun juga pastinya, ke sentra Bathik Gedog dannn ke Air terjun Nglirip. Huehueee...

Yeaah.. Jadi Tuban itu salah satu tujuan wisata reliji di Indonesia. Tuban dikenal dengan julukan: Bumi Wali. Buminya para wali. Maka nggak heran, kalau Tuban nggak pernah sepi dari kunjungan turis domestik. Orang islam di Indonesia masih memelihara tradisi ziarah ke makam-makam wali-wali yang dianggap menyebarkan agama islam sehingga bisa berkembang seperti sekarang. FYI, bahkan orang-orang di tempatku tinggal, di Lampung sini juga sering mengadakan paket perjalanan rombongan u/ ziarah ke makam-makam Sunan di Jawa.

Kalau di Tuban ritus yang dikunjungi yaa Makam Sunan Bonang. It is my first time to visit a Sunan grave. Babe orang Jogja dan islamnya yang islam aja. Ndak ada pengkhususan. Nggak pernah mengenalkan tradisi ini di keluarga. Ibu orang Kudus, dan disana juga ada makam wali: Sunan Kudus dan Sunan Muria. Tapi kalau ke Kudus nggak pernah diajak ke sana. Usut punya usut keluarga Ibu juga nggak pernah ngenalin tradisi ini.

Jadi, waktu aku masuk gerbang kompleks makam yang pendek banget itu, aku beneran kayak turis yang nggak tau apa-apa. Sibuk ngamatin aktifitas orang dan tulisan-tulisan petunjuk disitu. Orang-orang yang kebanyakan berombongan. Baju dominan putih dan yang laki-laki bersarung. Mereka membawa bekal selayaknya orang pergi piknik. Ada yang sibuk lalu lalang, ada yang duduk-duduk santai. Mungkin ritualnya sudah selesai.

Trus dengan cengoknya tanya sama Jul: "Trus kita ngapain Jul? Apa yang dilakukan kalau orang ziarah?" heuheu :3
Jul menjawab dengan jawaban diplomatis. Dia ini orang Bojonegoro yang walaupun gak punya ritus seperti makam sunan, tapi budayanya sama. Mereka peziarah juga. Tapi kalau Jul itu udah jadi produk yang agak moderat. Niatnya lebih ke... yaitu, ziarah dan napak tilas. Supaya kita tau sejarah penyebaran islam dan bertrimakasih pada para wali itu, karna melaluinya ajaran dari Allah dan Rasulnya ini bisa tersebar dan sampai ke kita.

Aku aaaa oooo ao aja. Soalnya banyak yang semacam cari 'berkah' gitu disini. Gitu kata jul. Yah yah, mungkin manusia itu merasa terlalu hina dan ga pantes untuk langsung minta sama yang punya hidup. Jadi nyari perantara. Biar nyampe. Heuheu. Logika perantara.

Disitu, kita sempat jadi pusat perhatian karna bawa-bawa kamera dan sibuk jeprat-jepret. Dan kemudian baru sadar, kalo emang diantara pengunjung nggak ada yang melakukannya. Haaa... jadi keki... beneran sok turis ni.

Sempet jalan ke pusat aktivitas ziarah. Tempat orang berkerumun dan memanjatkan do'a. Sempet terpikir mau gabung. Tapi aku do'a apa ya? haha... Kalau do'a yang seperti disarankan Jul kan udah tadi dalam hati. Dan do'anya nggak panjang dan harus berlama-lama duduk disana. Jadi akhirnya ga jadi. Kita keluar dan menikmati jalan-jalan di pasar dekat makam. Liat-liat sarung-sarungnya, bathik dan jajanan-jajanan. Liat doang :3

Oya. Sunan Bonang itu adalah Sunan yang pertama kali membuat alat musik yang sekarang dikenal dengan Bonang. Ituu alat yang bentuknya kayak kuali2 padat dari logam dan cara mainnya dipukul-pukul.

Sebenernya, sebelum ke makam, kita ke Goa Akbar dulu. Tapi aku bingung mau cerita apa. Karna yang diceritakan Jul tentang Goa itu aku lupa semua. Haha. Ingetnya malah detail guanya. Seperti kebanyakan gua lain (*kayak pernah masuk gua lain aja). Dia lembab. Warnanya coklat2 keemasan. Ada stalakmit-stalaktitnya, tapi seingetku nggak yang buanyak gitu. Udah dibikin jalur buat pejalan kaki. Bahkan dikasih pembatas yang juga buat pegangan. Di salah satu ceruk, ada kura-kuranya (*kura2 apa penyu ya?) ada ikannya juga. Trus di tengah2 gua ada bagian yang luas dan ada bolongan tembus ke atas. Tapi disitu bauk. Bau kotoran. Kelelawar atau semacam kalong mungkin. Trus pas deket pintu keluar ada batu prasasti. Kalau nggak salah tulisannya itu keterangan kalau disitu semacam tempat pertapaan.

Kata Jul, gua ini kalo di telusur-telusur bisa sampe gua maharani yang ada di Lamongan. Yang deket WBL.

Goa akbar ini letaknya ada di bawah pasar baru Tuban yang ada di jalan raya Surabaya-Semarang. Di depan pasar adalah tempat parkir bus-bus wisata. Yang mau ziarah ke makam Sunan Bonang parkirnya disini. Biasanya dalam paket wisatanya termasuk mampir ke Goa Akbar.

Dari parkiran ke makam Sunan Bonang sebenernya agak jauh. Dekat dengan alun-alun Tuban dan Masjid Agung Tuban. Tapi meski jauh, masih bisa ditempuh dengan jalan kaki. Seperti yang kulakukan sama Jul.

Bersambung~