Minggu, 09 Juni 2013

Nasi goreng magelangan dari nasi sisa



Udah masak nasi banyakan tapi nggak dimakan dengan berbagai alasan. Trus nasi tersebut menguning, mengeras, dan membuat hilang selera tapi masih toyib? Mari kita ubah jadi sesuatu yang “pengen dimakan”

Pertama,
Siap kan nasi sisa itu dan diulen-ulen pakai sendok nasi (semacam gerakan yang sedimikian sehingga bisa memisah-misahkan nasi yang keras)





Kedua
Siapkan mie instan goreng/ rebus tapi lebih disarankan yang goreng.





Ketiga
Buat bumbu nasi goreng. Untuk yang ini cari sendiri ya.. kan ini bukan tips memasak, tapi tips Gerakan Pantang Mubadzir. Tapi sih tak cantumin aja deh.
Bumbu nasi goreng standar:
Untung dua centong nasi dan 1 mie instan:
-          2 buah cabai merah besar + 3 cabai kecil
-          5 siung bawang merah
-          3 siung bawang putih
-          Garam secukupnya
-          Gula seujung kuku

Keempat
Rebus mie instan tanpa ditaburi bumbu. Sambil menunggu matang uleglah bumbu nasi goreng tersebut diatas. Jika mie sudah matang, angkat dan tiriskan. Lanjutnya ngulegnya jika belum selesai.

Kelima
Goreng bumbu nasgor yang sudah diuleg sampai wangi. Pakai api kecil aja ya.

Keenam
Tuangkan nasi sisa ke sisa ulegan bumbu nasi goreng dan tekan-tekan dengan pelan menggunakan ulegan. Selain ini mampu membersihakan ulegan, juga agar bumbu yang nempel di ulegan termanfaatkan.

Ketujuh
Campur nasi sisa yang sudah di uleg dengan bumbu sisa ke bumbu nasi goreng. Aduk-aduk

Kedelapan
Jika sudah cukup rata, masukkan rebusan mie instan. Cicipi.


Kesembilan
Jika rasa nasi goreng magelangan tersebut aneh atau bahkan tidak ada rasanya, tambahkan bumbu mie instan yang tadi tidak terpakai. Dijamin pasti enak.



Kesepuluh
Berdo’alah sebelum makan =)
Nasi goreng magelangan dari nasi sisa
Semua foto koleksi pribadi

GPM = Gerakan Pantang Mubazir (InsyaAllah)


Sebuah gerakan pengoptimalisasian barang, makanan dan apapun di sekitar supaya punya daya guna yang lebih. Prinsipnya hampir sama dengan gerakan Go Green: Reduce, Reuse, Recycle. Kenapa InsyaAllah? Karena saya sendiri tidak selalu bisa merealisasikannya. Cuma kecil-kecilan yang terjangkau sama hormon antimalas yang sedang aktif.

Gambar dari sini
Nah, untuk selanjutnya, saya akan membagi pengalaman, tips, trick dan hal iseng lain dalam rangka perwujudan gerakan tersebut. Gerakan ini memang belum massif. Bahkan baru saya gagas dan jalankan sendiri. Jadi anda masih punya kesempatan yang sangat besar untuk menjadi pelopor (setelah saya) tentunya. Dan itu berarti nanti, bagi 4 orang pertama yang ikut mengkampanyekan aksi ini akan saya ajak ke acara Kick Andy kalau diundang. 

Mau ikut gerakan ini? Caranya gampang:
1.     Up Date terus postingan saya di Blog ini,
2.    Re Post di seluruh jaringan Soc Med yang kalian miliki dengan melinkan ke halaman aslinya
3.    Menkreasikan semacam tips, tick, pengalaman dan hal iseng lain buatanmu sendiri dalam rangka Gerakan Pantang Mubadzir (InsyaAllah). Sosialisasikan dan kabarkan juga pada saya.

Jika peserta sudah mencapai 5 orang, maka akan saya buatkan akun twitter, fanpage bahkan web dengan nama yang sama. Sekian. Terimakasih.

Selasa, 04 Juni 2013

9S10A dan komentarku yang sotoy :)



Judul: 9 Summers 10 Autumns
Penulis: Iwan Setiawan
Penerbit: Gramedia Pusataka Utama
Genre: Novel
Tebal: 221 Halaman
Perolehan: Pinjem Mbak Widya
Haaa kesan yang tidak bisa lepas saat membaca buku ini adalah komentar pikiranku (yang spontan) pada interaksi antara penulis dan anak kecil yang mengenakan baju SD. Anak kecil yang dia ajak bercerita. Pikirku: "Ini penulisnya kayak pedophil". Haaa aku nggak sopan!! Jadi kata-kata kayak: 'Aku mengelus rambutnya dan beberapa kali kukecup keningnya' tu kubayangkan sebagai sesuatu yang amat menggelikan. He he..

Gambar dari sini
Yeah, it's about dream. No no no.. it's about a brave heart. Emmm apa ya? Sampai pada saat sebelum aku membaca sub judul terakhir, aku bertanya: "Ni si tokoh utama ni berarti sakit hati, terluka atau kecewa berat dengan masalalunya ya? Atau keluarga (takdir) yang harus ia lalui waktu kecil?" Maksudnya, kok sampai-sampai ia harus melakukan semacam healing/penyembuhan & pendamaian dengan dirinya sendiri. Ada rasa kecewa yang teramat besar yang menghantuinya.

And i think the child is himself, isn't it? Fiktif. Semacam teman khayal untuk diajak diskusi atau cerita. Apa? jadi selain dia pedophil, dia juga kena sindrom schizoprenia? O_O hi hi. The fact, we always need someone or somethink to talk to. Yay! yang hanya mendengar dan tidak menghakimi. Bila tidak ada yang seperti itu yaa ciptakan sendiri dalam alam khayal, atau tulisan, syair, lagu etc.

Yah, itu tadi gumpalan-gumpalan pikiran yang keluar saat aku membacanya.

Sampai akhir kisah, anak SD itu memang absurd (gile, emang die kagak punya orang tue ape? Nguntitin orang aje kerjaannye? Trus bajunye kagak pernah ganti lagi!!). Dan si tokoh utama memang bukan pedophil, karena dia cerita juga kalau dia suka sama cewek di beberapa sub judul. Kalo schizoprenia-nya bener kayaknya (errrr). Trus ternyata benar bahwa tokoh utama pernah mengalami peristiwa mendalam yang ia ceritakan di akhir. Sebuah titik yang mengantarkan ketekad-annya. Sebuah Loop atau apa ya namanya? Pokoknya ada teorinya di Supernova-KPBJ nya Dee.

Actually, IMHO cerita ini bisa jadi buku tebal atau berseri-seri (baca "e" nya kayak "dendeng" jangan kayak "empal") dengan eksplorasi yang lebih. Kisah masa kecilnya didetailkan sampai jadi 1 buku, kisah perjuangan di Bogor satu buku, tahap ia merintis karir satu buku. Just like another Laskar Pelangi. Dengan ironi-ironi dan kalimat sarkastik. Menertawakan hidup de es te. But it doesn't easy at all.

Well, i apriciate this novel. Karena aku juga belum bisa bikin yang kayak gini:)