Minggu, 28 April 2013

Muhammad Al-Fatih 1453 (resensi-resensian)


Gambar dari sini
Judul                : Muhammad Al-Fatih 1453
Penulis             : Felix Y Shiauw
Penerbit           : Khilafah Press
Jumlah halaman: 318
Perolehan         : Pinjem Mbak Widya

Ini adalah buku sejarah murni. Walaupun ada “kepentingannya” penulis membuat buku ini. Diawali dengan deskripsi keadaan konstantinopel pada saat itu yang merupakan kerajaan dengan system pertahanan paling kuat di jamannya. Upaya-upaya penakhlukan yang sudah pernah dilancarkan, serta deskripsi sejarah kaum Turk. Kemudian cerita berlanjut pada Muhammad Al-Fatih yang sejak kecil memang telah ditanami obsesi penakhlukan konstantinopel oleh ayahnya. Demi memenuhi bisyaroh Rasulallah. Hal yang melatarbelakangin penakhlukan itu. Tahapan-tahapan yang ditempuhnya, detil taktik penyerangan juga mengupas factor-faktor kemenangannya. Buku ini bagus karena ceritanya sendiri yang menyejarah. Saya belum pernah membaca tulisan tentang Muhammad Al-Fatih karya penulis lain, jadi tidak bisa membandingkan. Tapi tentu saja penulis buku ini juga banyak mengambil dari buku-buku tentang Muhammad Al-Fatih yang lebih dulu terbit. 

Yang pasti, ilustrasi-ilustrasi dan gambar-gambar yang melatarbelakangi atau memang di tempel di lembaran-lembaran buku ini sangat membatu pembaca untuk membayangkan deskripsi kejadian tertulisnya. Tentang posisi dan letak konstantinopel yang terlihat di peta. Taktik penyerangan yang juga tergambarkan di peta. Senjata-senjata, kapal-kapal yang digunakan. Ilustrasi sultan Mehmed II dan pasukannya. Tanpa gambar-gambar tersebut pembaca akan mengalami kesulitan dalam memahami deskripsi penulis.
Dibagian terakhir setelah kisah berakhir ada epilog dan dua judul tambahan yang merupakan tulisan asli penulis. Terlihat dari jenis tulisannya yang argumentative dan persuasive. Yaitu: Al-Fatih the Next: Pavement to Rome dan Al-Fatih The Next: Mehmed II Legacy. Nah, kalau sudah sampai sini bisa diketahuilah kenapa penulis menulis buku ini sekaligus membedakan dengan buku-buku lain tentang Al-Fatih. 

Bahwa: Penakhlukan konstantinopel adalah pembuktian Bisyaroh Nabi Muhammad saw:
Berkata Abdullah bin Amru bin Ash: “Bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah saw untuk menulis, lalu Rasullullah ditanya tentang kota manakah yang akan fitih terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Maka Rasulullah saw menjawab. ‘Kota Heraklius terlebih dahulu’, yakni Konstantinopel” (HR. Ahmad)

Bisyaroh ini telah terwujud satu. Masih ada satu lagi yang harus dibuktikan yaitu penakhlukan Roma. Dalam buku ini diceritakan, bahwa sebenarnya Al-Fatih sedang dalam perjalanan menakhlukkan Roma ketika Allah mencabut nyawanya. Dan oleh karena itu kita perlu menyiapkan diri atau generasi untuk menjadi Al-Fatih the Next yang akan menakhlukkan Roma. Kira-kira begitu pesan yang bisa ditangkap dari dua judul terakhir yang ditambah oleh penulis, beserta seruan untuk menegakkan Khilafah. :D